Apa yang di percaya Katolik-Roma dan apa yang membedakannya dengan iman Kristen
Banyak orang berpikir
bahwa Katolik-Roma dengan kristen[1] adalah sama, bahkan
orang-orang kristen awam pun biasanya menganggap apa yang dipercaya oleh
Katolik-Roma dengan kristen adalah sama. Mereka bisa beranggapan demikian
karena beberapa hal, pertama adalah karena mereka tidak pernah menyelidiki apa
sebenarnya yang dipercaya Katolik-Roma dan kedua adalah karena mereka tidak
pernah mempelajari sejarah gereja mengenai terbentuknya Katolik-Roma dan
perkembangan sesudahnya.
Namun jika kita
menyelidiki apa yang sebenarnya dipercaya Katolik-Roma sungguh jauh berbeda
dengan apa yang dipercaya oleh iman kristen, sehingga kalau kita mau jujur kita
tidak dapat mengklasifikasikan mereka sebagai bagian dari tubuh Kristus.[2] Bahkan Leonard Ravenhill
pernah mengatakan bahwa Roma-Katolik adalah “pemalsuan terbesar yang pernah
dilakukan oleh Lucifer”[3] Leonard Ravenhill berkata
demikian karena dia melihat betapa Katolik-Roma telah menipu begitu banyak
orang sehingga mereka berakhir di dalam kegelapan abadi.
Di dalam tulisan ini
penulis akan berusaha memaparkan apa yang dipercaya oleh Katolik-Roma kemudian
memberikan respon atau tanggapan berdasarkan apa yang alkitab katakan. Di
tulisan ini juga penulis juga mencoba menyajikan sejarah bagaimana terbentuknya
Katolik-Roma, hal ini menurut penulis sangat penting untuk kita bisa mengerti
bagaimana akhirnya Katolik-Roma bisa memiliki kepercayaan seperti saat sekarang
ini. Kiranya makalah ini bermanfaat dan menjadi berkat bagi yang membacanya.
Amin.
A.
Kapan
gereja Katolik-Roma berdiri
Institusi gereja
Katolik-Roma[4]
sering kali mengklaim diri mereka adalah gereja yang sejati satu-satunya gereja
pewaris yang sah dari para rasul. Dengan demikian mereka gereja Katolik-Roma
sudah ada sejak para rasul. Namun apakah benar demikian kenyataannya? Kebenaran
dari hal tersebut dapat kita ketahui dari beberapa pertanyaan berikut ini: 1)
Apakah gereja mula-mula memiliki Paus? 2) Apakah doktrin Immaculate Conception
of Mary? 3) Apakah gereja mula-mula mempercayai Infalibilitas Paus? 4) Apakah
gereja mula-mula percay bahwa Maria adalah Ratu Sorga? Dari semua pertanyaan di
atas gereja mula-mula akan secara tegas menjawab tidak kepada semua pertanyaan
tersebut. Karena alkitab dengan jelas menginformasikan kepada kita bahwa tidak
ada satu pun doktrin-doktrin tersebut ada di alkitab dan tidak juga di dalam
sejarah gereja memberikan informasi bahwa bapa-bapa gereja mempercayai
doktrin-doktrin demikian sebelum terbentuknya gereja Roma-Katolik.
Dari beberapa doktrin
yang telah disebutkan di atas, Paus adalah doktrin pertama yang muncul dari
keempat doktrin yang ada. Gereja Katolik-Roma berpendapat Petrus adalah Paus[5] pertama dalam gereja.
Namun kita tidak mendapati kata Paus sepanjang perjanjian baru dan tidak juga
muncul dalam sejarah gereja mula-mula. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas
dalam salah satu point dalam kanon no 6 Konsili Nicea pada tahun 325 yang
secara jelas menyatakan bahwa Uskup yang satu tidak memiliki otoritas terhadap
Uskup yang lain. Tidak ada seorang Paus yang memiliki otoritas atas semua
gereja seperti Gereja Katolik Roma. “Biarlah kebiasaan-kebiasaan yang sudah
dilakukan dari dulu di Mesir, Libya dan Pentapolis tetap berlaku, bahwa Uskup
Alexandria memiliki kewenangan di dalam semuanya ini, karena hal Uskup Roma
juga memiliki kewenangan ini. Seperti sebagaimana di Anthokia dan
propinsi-propinsi yang lain, biarlah gereja-gereja menggunakan wewenang
mereka.”[6]
Konsep institusi
gereja Katolik-Roma yang memiliki Paus seperti sekarang belum muncul pada tahun
325, itu baru muncul berabad-abad kemudian. Banyak orang berpendapat bahwa jabatan
Paus itu muncul sekitar abad ke enam, namun hal ini di sanggah sendiri oleh
Joseph F. Kelly seorang apologist Katolik-Roma yang juga merupakan seorang
professor sejarah. Dia berpendapat bahwa kata Paus tidak dikenakan oleh Bishop
Roma sampai abad sembilan sebagaimana pernyataan sendiri di dalam bukunya The Concise Dictionary of Early Christianity
berikut ini adalah pernyataannya: “Kata
Paus tidak digunakan secara khusus oleh Uskup Roma sampai abad ke sembilan, dan
sepertinya bahwa di dalam komunitas Katolik-Roma mula-mula lebih merupakan
sekumpulan penilik jemaat daripada seorang Uskup yang memberikan kepemimpinan
tunggal.”[7]
Dari pernyataan
Joseph F. Kelly tersebut kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa Katolik-Roma baru muncul abad ke sembilan. Bapa
gereja mula-mula seperti mula-mula seperti mereka yang hadir di dalam Konsili
Nicea tahun 325 bukanlah Katolik-Roma seperti yang mereka klaim selama ini dan
tidak juga bapa-bapa gereja yang mengkanonkan alkitab pada Konsili Khartago
pada tahun 397. Dan teolog-teolog besar seperti Augustine dan Athanasius juga
bukanlah seorang Katolik-Roma karena mereka hidup sebelum abad ke sembilan.
Tidak lama setelah
adanya jabatan Paus pada abad ke sembilan gereja mulai terpecah dimana gereja
timur memisahkan diri dari Roma-Katolik pada tahun 1054 yang salah satu alasan
utamanya adalah karena Paus mengubah sebuah kredo hanya karena berdasarkan
otoritas yang dimilikinya. Dan gereja timur memprotesnya, karena menurut mereka
Paus tidak memiliki hak untuk melakukan itu. Dan kenyataannya memang setelah
Katolik-Roma dipimpin oleh Paus semenjak itu mulai banyak doktrin sesat yang
muncul dari Katolik-Roma yang tidak berdasarkan alkitab. Adalah sesuatu yang
logis bahwa satu doktrin sesat akan melahirkan doktrin sesat lainnya. Dan
inilah yang terjadi dengan Katolik-Roma, dimana mereka melahirkan begitu banyak
doktrin-doktrin sesat yang tidak sesuai alkitab setelah dipimpin oleh seorang
Paus.
B.
Doktrin-doktrin
Katolik-Roma yang bertentangan dengan alkitab
1.
Sumber
kebenaran bukanlah hanya alkitab saja
Bagi Katolik-Roma
sumber kebenaran bukanlah hanya alkitab, ada tambahan sumber kebenaran lain
bagi mereka yaitu, Otoritas Paus, Magisterium dan tradisi (pengajaran yang
memiliki otoritas di sepanjang sejarah gereja) dan Apokripa. Otoritas Paus sangatlah luar biasa dalam
Katolik-Roma, karena Paus memiliki otoritas yang penuh, tertinggi dan universal
atas seluruh gereja (CCC 882-883).[8] Magisterium berasal dari bahasa latin yang artinya adalah “guru.”
Magisterium adalah sebuah istilah dalam teologi Katolik-Roma untuk wewenang
mengajar gereja[9]
yang dimiliki Paus kepala dewan para uskup yang memiliki infalibilitas (tidak dapat
sesat) dalam masalah iman dan susila. Akibat dari hal ini magisterium memiliki
wewenang tertinggi bagaimana menafsirkan alkitab. (CCC 889-891). Tradisi didalam pengajaran Katolik-Roma mempunyai
kedudukan yang equal atau sejajar dengan kitab suci itu sendiri (CCC
77-86). Apokripa menjadi bagian dari kitab suci di dalam Katolik-Roma (CCC
120, 138)
Tanggapan
Dari hal inilah mengapa akhirnya muncul
banyak perbedaan doktrin antara Katolik-Roma dengan Injili. Karena sumber
kebenaran bagi Katolik-Roma tidak hanya alkitab maka Katolik-Roma memiliki otoritas atas alkitab
itu sendiri. Bukan lagi alkitab yang mengatur manusia tapi manusia yang
mengatur alkitab. Sangat berbeda dengan kaum Injili yang berpegang pada doktrin
Sola Scriptura, dimana kebenaran hanya berdasarkan alkitab saja.
Otoritas seperti yang
dimiliki Paus dan Magisterium tidaklah di ajarkan dalam alkitab. Para rasul
meninggalkan tulisan mereka (perjanjian baru) sebagai ganti kedudukan mereka
yang mempunyai otoritas untuk mengatur gereja; oleh karenanya alkitablah yang
mempunyai otoritas terhadap manusia dan tidak seorang manusia pun juga yang
mempunyai otoritas terhadap alkitab (1 Kor. 14:17; 2 Tim 1:13; 2 Pet 1:19).
Manusia sehebat apapun tetap bisa salah, dalam alkitab sendiri di catat bahwa
Petrus pernah salah sehingga di tegor oleh Paulus. Jika Petrus bisa salah
bagaimana mungkin Paus Katolik-Roma tidak bisa salah? Sehingga ada beberapa
Catholic Scholar yang mengakui bahwa beberapa Paus telah melakukan kesalahan
bahkan sesat.[10]
Salah dari mereka yang terkenal menentang infalibilitas Paus adalah Hans Kung.
Katolik-Roma percaya
bahwa mereka harus berpegang pada tradisi yang tertulis maupun yang lisan (2
Tes. 2:15).[11]
Tradisi lisan inilah yang bisa masuk dalam kategori tradisi yang sejajar dengan
alkitab, seperti Infalibilitas Paus dan Maria yang dikandung tanpa dosa. Namun
hal ini tidaklah di ajarkan dalam alkitab. Namun apakah yang dimaksud dengan
kata tradisi dalam teks ini, tradisi ini adalah tradisi yang telah diajarkan
kepada jemaat Tesalonika. Kemudian yang jadi pertanyaan lagi adalah apakah
pewahyuan secara oral yang sejajar dengan alkitab masih setelah adanya kanon
alkitab? Teks di dalam 2 Tesalonika 2:15 bahkan tidak memberikan indikasi
sedikitpun adanya sebuah ide seperti itu. Dan adalah jelas bagi sejarahwan
Protestan ataupun Katolik-Roma bahwa tidak ada dasar untuk mempercayai bahwa
jemaat Tesalonika atau siapapun mempercayai hal yang demikian.[12]
Aprokipa bukanlah
firman Allah dan seharusnya tidak menjadi bagian dari alkitab; Apokripa tidak dianggap
sebagai tulisan yang diinspirasi Allah baik oleh orang-orang Yahudi abad
pertama, para penulis perjanjian baru atau bahkan oleh gereja Katolik-Roma
sendiri hingga pada tahun tahun 1546. Para sarjana Yahudi pada sidang di Jamnia tahun 90M tidak menerima
Apokripa sebagai kanon Yahudi yang di inspirasi Allah. Begitu juga dengan
bapa-bapa gereja mula-mula abad pertama sampai ke empat mereka juga menolak
kitab Apokripa. Mereka di antaranya adalah Origen, Cyril dari Yerusalem,
Athanasius. Bahkan Jerome seorang sarjana alkitab yang paling terkemuka di
zamannya yang menterjemahkan Alkitab Vulgate secara terang-terangan untuk tidak
mengaplikasikan kitab Apokripa ke dalam doktrin.
2.
Berdoa
kepada Maria dan kepada orang-orang kudus yang telah mati
Magisterium gereja
Katolik-Roma menganjurkan umatnya untuk memohon dukungan doa dari Bunda Maria,
dan belajar dari teladan Bunda Maria, untuk dapat bertumbuh secara rohani. Hal
ini diajarkan oleh para Bapa Gereja, para orang kudus (Santo/ Santa), Bapa Paus,
dan dalam dokumen Konsili Vatikan II. Bunda Maria, Bunda Allah dan Bunda
Gereja, yang mendampingi Gereja awal dengan doa-doanya juga akan terus
mendampingi Gereja sampai akhir zaman (CCC 2675-2682, 2675). Dan menurut
Katolik-Roma adalah tidak salah untuk berdoa kepada orang-orang kudus yang
telah mati karena menurut mereka Kitab Suci mengajarkan bahwa para kudus yang
sudah meninggal itu tidak mati, melainkan tetap hidup. Sebab yang mati hanya
tubuhnya, tetapi jiwa orang- orang kudus tersebut tetap hidup bersama Tuhan.
Tanggapan:
Kita hanya harus berdoa kepada Allah saja dan
melalui Kristus saja sebagaimana yang dikatakan alkitab: “Karena Allah itu esa dan esa
pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia
Kristus Yesus.” (1 Tim. 2:5); “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib.” (1 Pet. 2:9).
Di dalam alkitab, doa selalu dinaikkan kepada
Allah dan merupakan bentuk ibadah. Dan doa-doa tersebut diterima dan dijawab
oleh Tuhan, bukan oleh diterima dan dijawab oleh mereka diciptakan. Tidak ada
satu teks pun di dalam alkitab yang menyatakan bahwa doa-doa orang percaya
didengar selain oleh Tuhan. Juga, doa bukanlah hal yang sama seperti berbicara
dengan seseorang tatap muka. Doa adalah permohonan rendah hati kepada Tuhan dan
bukan untuk seorang teman yang ada di ruangan yang sama dengan anda atau di
ujung telepon - atau di surga. Doa dinaikkan kepada Allah - tidak pernah kepada
suatu makhluk. Untuk melakukannya adalah untuk seperti menaikkan penyembahan
yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Hal ini dilakukan Yohanes yang
akhirnya membuat Yohanes di tegor (Wah. 19:10)
Munculnya doktrin-doktrin seperti berdoa
kepada Maria dan kepada orang-orang kudus adalah saat alkitab tidak lagi
menjadi otoritas tetapi manusia yang menjadi otoritasnya. Saat kita bersandar
pada alkitab yang menjadi otoritas kita tidak akan kesulitan untuk mengerti
bahwa doa memang tidak boleh dinaikkan selain kepada Allah. Doa harus hanya dinaikkan
kepada Allah melalui Kristus karena Kristus adalah pengantara kita yang esa
yang melalui-Nya doa-doa kita di jawab. Gereja Katolik Roma perlu bertobat dari
praktik palsu dan penyembahan berhala yang berdoa untuk orang-orang kudus yang
telah mati.
3.
Pengulangan
Pengorbanan Kristus di dalam Ekaristi
Gereja Katolik-Roma menganggap pengorbanan
Krsitus terus berulang dan tidak selesai sekali di kayu salib, hal ini bisa
lihat dalam Katekismus gereja Katolik-Roma “Apabila Gereja merayakan Ekaristi,
ia mengenangkan Paska Kristus; Paska ini dihadirkan. Kurban yang dibawakan
Kristus di salib satu kali untuk selama-lamanya, selalu tetap hadir/ tinggal
berhasil guna “Setiap kali korban salib yang di dalamnya dipersembahkan
Kristus, Anak Domba Paska, dirayakan di altar, terlaksanalah karya penebusan
kita”….. Dalam Ekaristi, Kristus mengaruniakan tubuh ini, yang telah Ia
serahkan di kayu salib untuk kita, dan darah ini, “yang ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa” ..Kurban Kristus dan kurban Ekaristi adalah satu
kurban.. “ (CCC 1364-1367).
Tanggapan
Pengorbanan Kristus telah selesai satu kali
dan selamanya di kayu salaib sebagaimana dikatakan alkitab: “Sesudah Yesus
meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan
nyawa-Nya.” (Yoh. 19:30) ; “Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk
selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan
saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.” (Ibr.
10:12-13); “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan
manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke
dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang
mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk
ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang
menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali
saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh
korban-Nya.” (Ibr. 9:24-26).
Adalah satu hal yang sangat berbahaya bagi
iman Kristen jika pengorbanan Kristus terus menerus berulang, seakan-akan
pengorbanan Kristus belum selesai. Efek dari doktrin seperti ini adalah tidak
akan ada kepastian di dalam keselamatan yang telah diberikan Kristus bagi
mereka yang percaya pada korban-Nya di kayu salib. Akibatnya adalah orang akan
terus berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui usaha mereka dan bukan
bersandar pada korban Kristus yang telah dianggap selesai sekali untuk
selamanya oleh Allah Bapa. Sakramen-sakramen seperti Ekaristi ini bisa terlihat
seperti sesuatu yang religius dan ada pesona-pesona “rohani” yang mungkin
kelihatannya menarik, namun hal ini sebenarnya adalah penipuan yang luar biasa.
Karena orang-orang akan tidak dapat melihat pijakan iman yang dapat
menyelamatkan mereka.
Loraine Boettner seorang teolog Reformed di
dalam bukunya Roman Catholicism pernah
mengutip sebuah buku yang di tulis oleh Katolik-Roma yang isinya begitu
mengerikan “Tanpa imam, kematian dan penderitaan Tuhan kita akan tidak ada
gunanya bagi kita. Lihatlah kuasa dari imam! Dengan satu kata dari bibirnya ia
mengubah sepotong roti menjadi Allah! Suatu fakta yang lebih besar dari pada
penciptaan suatu dunia. Jika aku bertemu dengan seorang imam dan seorang
malaikat, maka aku akan memberi hormat kepada imam sebelum aku memberi hormat
kepada malaikat. Imam memegang tempat Allah.”[13] Dengan perkataan seorang
imam Katolik-Roma pengorbanan Kristus dapat diulang lagi, demikian apa yang
dapat kita simpulkan dari pernyataan diatas. Ini adalah sebuah penyesatan yang
luar biasa di dalam ekaristi. Bukan hanya pengorbanan Kristus belum selesai dan
dapat di ulang tapi pengorbanan Kristus dapat terjadi lagi di dalam sakramen
ekaristi oleh perkataan seorang imam Katolik-Roma. Tidaklah mengherankan dengan
doktrin seperti ini kalau agama Katolik-Roma memperbudak orang mendapatkan
keselamatan dan memberikan penghargaan yang sangat berlebihan kepada mereka
yang di anggap imam, sehingga imam dapat menakut-nakuti jemaat mengenai
keselamatan sebagaimana yang telah terjadi di zaman Martin Luther
4.
Maria
sebagai Co-Mediatrix (pengantara bersama)
Katolik-Roma percaya bahwa Kristus
membutuhkan seorang mitra untuk menjadi pengantara bagi manusia, Kristus bukan
satu-satunya pengantara. “Ia (Maria)
secara sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru Selamat, dengan
ketaatannya, iman, pengharapan, serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk
membaharui hidup adikodrati jiwa-jiwa. Oleh karena itu dalam tata rahmat ia menjadi Bunda kita” Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria
sebagai Bundat tiada hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan
setia diberikannya pada saat Warta Gembira, dan yang tanpa ragu-ragu
dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan kekal semua para
terpilih. Sebab sesudah diangkat ke surga, ia tidak meninggalkan peran yang
membawa keselamatan itu, melainkan dengan
aneka perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia
yang menghantar kepada keselamatan kekal… Oleh karena itu di dalam Gereja
santa Perawan disapa dengan gelar: pengacara, pembantu, penolong, dan perantara” (CCC 968-969).
Tanggapan:
Keselamatan kita dapatkan hanya oleh karena
karya Kristus sendiri, dan perjanjian baru penuh dengan pujian kepada Kristus
saja, tidak Maria, untuk keselamatan kita (1 Tim. 2: 5; Yoh. 14: 6; Kis. 4:12).
Di Filipi 2: 8-11 dikatakan “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku: "Yesus
Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!” Kalau melihat teks
ini tidak ada satupun peran Maria di dalam menyelamatkan manusia. Semua karya
Kristus oleh karenanya pujian Paulus hanya di tujukan bagi Kristus saja dan
tidak di tujukan bagi Maria. Kalau kita hanya baca alkitab saja kita tidak
pernah terpikir sedikitpun untuk berpikir bahwa Kristus bekerjasama dengan
Maria untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Adalah hal yang jelas bahwa doktrin Maria
sebagai Co-Mediatrix tidak berasal Alkitab, dan juga tidak berasal dari sejarah.
Doktrin in muncul dengan jalan yang sama dengan dogma-dogma tentang Maria
lainnya telah mengikuti sebelumnya: Ketika pertama muncul, itu dianggap
ekstrim, bahkan sesat. Tapi berjalannya waktu doktrin ini mulai diterima
sampai, baru-baru ini pada tahun 1950, Gereja Roma telah bersedia menggunakan
"karisma infalibilitas" untuk memasukkan doktrin tersebut kedalam
iman Kristen, dogma yang tidak diketahui Pendiri dan para rasul-Nya.[14]
Saat orang kristen sejati membaca statement
tentang Maria yang memberikan anugerah atau “berpartisipasi” dalam karya
penebusan Kristus, di dalam diri orang kristen sejati pasti akan timbul
perasaan bahwa ada sesuatu yang salah dengan statement tersebut. Seseorang yang
telah ditebus akan tahu siapa yang menebusnya, hanya satu orang dan tanpa
perantara yaitu Kristus Yesus sendiri. Yesus mengatakan domba-domba
mengikuti-Nya, karena mereka mengenal suara-Nya dan orang asing yang tidak
mereka kenal mereka akan lari daripadanya. Begitu juga dengan Maria versi
Katolik-Roma, orang-orang kristen sejati tidak akan mendengarkan suaranya dalam
level apapun, karena Maria Co-Mediatrix bukanlah Maria yang ada di dalam
alkitab yang mana domba-domba Kristus sejati tidak akan mendengarkannya. Iman
kristen yang sejati tidak dapat menambahkan pengantara lagi seperti Maria, atau
jalan keselamatan yang lainnya. Hanya Kristus atau tidak sama sekali.
5.
Pembenaran
bukan hanya melalui iman saja
Menurut Katolik-Roma pembenaran bukan hanya
melalui iman saja, tetapi iman juga digunakan sarana kasih karunia untuk
menghasilkan kemurnian moral dalam diri kita, dan tidak selesai dalam kehidupan
ini. “Pembenaran bukan hanya pengampunan dosa, tetapi juga pengudusan dan
pembaharuan dari manusia batiniah.” (CCC 1989).
Tanggapan:
Menurut alkitab pembenaran hanyalah karena
iman saja dan ini adalah jantungnya injil. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu
bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efe.
2:8-9); “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.
Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh
karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.”(Gal. 2:16).
Pandangan Katolik-Roma tentang pembenaran
hampir tidak ada bedanya secara natur dengan agama-agama lain di dunia ini yang
berusaha untuk bisa menjadi benar atau bisa masuk sorga baik melalui perbuatan
baik maupun ritual-ritual, tapi alkitab mengatakan manusia hanya dibenarkan
oleh iman bukan oleh perbuatan-perbuatan baik, atau bahkan melalui usaha
pengudusan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Alkitab hanya mengatakan
bahwa manusia dibenarkan oleh iman tidak ada oleh yang lain apapun itu namanya.
Mungkin orang Katolik-Roma akan mengutip Yakobus tentang dibenarkan oleh
perbuatan, namun Yakobus dalam surat yang di tulisnya sama sekali tidak
mempertentangkan antara iman dan perbuatan. Yakobus di suratnya seperti
mengingatkan bahwa orang yang telah dibenarkan akan memiliki perbuatan
yang baik yang menunjukkan kalau dia
memang beriman.
Untuk dibenarkan selain hanya oleh iman akan
membuat manusia tinggal dalam kegelapan yang paling suram, mereka akan berusaha
berbuat baik dan saleh untuk membenarkan diri mereka sendiri dan hal inilah
yang terjadi pada Martin Luther sebelum dia menemukan kemerdekaan dalam
Kristus. Sampai Martin Luther berkata “kalau ada seorang imam yang bisa masuk
sorga karena kehidupannya sebagai seorang imam, orang itu adalah saya.” Dia
mengatakan demikian karena dia sudah berusaha-usah sungguh untuk menjalani
kehidupan kristen yang baik, berpuasa sampai mengaku dosa berjam-jam lamanya.
Namun dia tetap belum merasa dibenarkan. Sampai suatu hari dia mengalami bahwa
memang benar dibenarkan itu hanya melalui iman "Siang dan malam saya
merenungkan sampai saya dapat melihat hubungan antara keadilan Allah dan
pernyataan bahwa 'orang benar akan hidup oleh iman'. Kemudian saya menangkap
bahwa keadilan Allah adalah kebenaran, yang dengannya, melalui anugerah dan
rahmat, Allah membenarkan kita melalui iman. Di sana saya merasa diri saya
dilahirkan kembali dan mengalami pintu firdaus terbuka. Keseluruhan Alkitab
diberikan dalam kasih yang lebih besar. Nas Paulus ini bagi saya menjadi satu
pintu gerbang ke surga ...."[15]
Yang sangat sulit di
sadari manusia adalah tidak ada sesuatu yang baik dalam diri manusia karena
mereka semua telah berdosa, Yesaya bahkan mengatakan kesalehan kita pun seperti
kain kotor. Kebanyakan banyak orang merasa dirinya baik karena mereka membandingkan
diri mereka dengan sebuah masyarakat yang bobrok moralnya bukan membandingkan
hidup mereka dengan Yesus Kristus. Standar Allah adalah Yesus Kristus. Allah
hanya menerima mereka yang benar, taat dan kudus seperti Putra-Nya. Dan Allah
melalui kasih karunia-Nya Allah menganggap benar semua manusia yang beriman
kepada Putra-Nya.
6.
Kelahiran
kembali (Regenerasi) melalui sakramen baptisan air
Pendapat gereja Katolik-Roma kelahiran
kembali terjadi hanya melalui sakramen baptisan. “Pencelupan ke dalam air adalah lambang kematian dan pembersihan,
tetapi juga kelahiran kembali dan pembaharuan. Jadi, kedua akibat pokok adalah
pembersihan dari dosa dan kelahiran
kembali dalam Roh Kudus.” (CCC 262).
Tanggapan:
Sakramen
baptisan adalah simbol luar yang tidak menyelamatkan siapapun (Efe 2:8 9; Gal
2:16; 4:10-11; 5:2-4, 11). Dan memang
tidak ada satu teks pun di alkitab yang mendukung kalau seseorang menerima
sakramen baptisan dia langsung mengalami regenerasi. Lagipula kalau sakramen
baptisan membuat seseorang mengalami kelahiran kembali yang artinya didiami Roh
Kudus, harusnya Hitler juga mengalami regenerasi karena Hitler dibaptis secara
Katolik-Roma. Tapi apakah ada yang percaya seseorang yang telah mengalami regenerasi
dan memiliki Roh Kudus bisa membunuh jutaan orang? Belum lagi para imam-iman
Katolik yang pedhopile atau “piranha priest” istilahnya David Ravenhill,[16] dimana para iman ini mensodomi anak-anak, sampai Vatikan membayar
ganti rugi puluhan juta dollar kepada korban-korbannya.[17] Apakah ada percaya kalau
mereka ini telah mengalami regenerasi?
Efek
regenerasi pada seseorang pasti menimbulkan suatu perubahan yang signifikan
pada sikap atau gaya hidup seseorang. Walaupun efek regenerasi ini mungkin
tidak langsung terlihat pada orang yang mengalami regenerasi. Tapi saat
seseorang merasa mengalami regenerasi tapi tidak perubahan sifat atau gaya
hidupnya dalam jangka waktu tahunan, regenerasinya patutlah di pertanyakan.
Regenerasi itu tidak memberikan agama yang baru kepada kita tapi sebuah
kehidupan yang baru dimana kita bisa menyesuaikan diri untuk hidup sesuai
dengan kebenaran Allah. Penyesuaian diri kepada Allah ini adalah suatu proses
dan tidaklah sempurna, tapi jelas ada perubahan yang cukup signifikan dalam
gaya hidup atau perubahan sifat dari seseorang yang telah mengalami regenerasi.
John Calvin mengatakan tujuan dari regenerasi ialah supaya dalam kehidupan
orang-orang percaya ternyata ada keselarasan dan kesesuaian antara kebenaran
Allah dengan ketaatan mereka. [18]Dari pendapat Calvin ini
jelas bahwa efek regenerasi itu bagi dia akan tampak dalam sikap dan gaya hidup
seseorang yang telah mengalami regenerasi. Begitu juga pendapat C.H Spurgeon
yang mengatakan jika “regenerasi mendatangkan perubahan dalam seluruh sifat
manusia, dan sejauh yang dapat kita nilai, esensinya ada dalam tertanam dan
terciptanya sebuah prinsip baru dalam diri seseorang.” ”Regenerasi yang sejati
juga menimbulkan kebencian terhadap semua kejahatan…harus ada keselarasan
antara kehidupan dan keyakinan.”[19]
Wayne Grudem memberikan definisi Regenerasi
adalah “sebagai sebuah tindakan rahasia Allah yang mana Dia mengimpartasikan
kehidupan rohani yang baru kepada kita.”[20] Regenerasi adalah
tindakan aktif Allah sepenuhnya. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa
regenerasi adalah murni karya Allah semata-mata, Allah dengan tindakan yang
aktif membuat regenerasi terjadi untuk menghidupkan kehidupan rohani seseorang
yang telah mati, disini keterlibatan manusia adalah sama sekali pasif karena
manusia sudah mati dalam dosa dan tidak bisa merespon atau beriman kepada
Allah.
7.
Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan diatas
mengenai apa yang dipercaya Katolik-Roma adalah sangat jelas sekali bahwa
Katolik-Roma walaupun banyak orang menganggapnya sama dengan kristen Protestan
atau kristen Injil namun kenyataannya sangat berbeda dan bertolak belakang.
Bahkan kalau orang Injili jujur harusnya mereka menganggap Katolik-Roma adalah
sebuah bidat, karena apa yang di ajarkan Katolik-Roma sangat menyimpang dari
alkitab. Di sini orang-orang Injili harusnya memiliki keberanian seperti yang
dimiliki Leonard Ravenhill yang tidak takut sama sekali untuk mengatakan
kebenaran. Walaupun hal itu akan membuatnya tidak populer dan menimbulkan
banyak pertentangan.
Saat kita melihat betapa jauhnya Katolik-Roma
menyimpang dari alkitab misalnya seperti doktrin tentang Maria sebagai
Co-Mediatrix, pertanyaannya adalah “apakah tidak ada doktrin lagi yang bisa
dibuat institusi Katolik-Roma tentang Maria jika mereka mau? Secara teori
mereka bisa buat doktrin apapun dikarenakan mereka menafsirkan pengajarannya
sendiri, mereka selalu bisa membuat ruang untuk doktrin apapun sebagaimana yang
mereka mau karena mereka memiliki otoritas terhadap alkitab maupun tradisi,
sehingga mereka bisa menafsirkan apapun yang mereka mau.
Disinilah pentingnya sola scriptura, karena
saat kebenaran tidak hanya berdasarkan alkitab saja maka “kebenaran-kebenaran”
yang bukan kebenaran akan mulai muncul, karena tidak ada batasan atau ukuran
yang tetap dan pasti untuk mengukur sebuah doktrin benar atau salah. Saat yang
mempunyai otoritas untuk menentukan kebenaran adalah manusia munculah
doktrin-doktrin yang sesat. Dan satu kesesatan akan selalu melahirkan kesesatan
yang lain, dan inilah yang terjadi pada institusi gereja Katolik-Roma. Dimulai
dari timbulnya jabatan Paus yang diikuti dengan berbagai macam doktrin yang
tidak pernah ada di alkitab dan tidak pernah dipercaya bapa-bapa gereja
mula-mula.
[1] Dalam hal ini kristen yang dimaksud
tentu saja adalah kristen Protestan atau kristen Injili. Dalam kalangan Injili
sendiri mungkin banyak hal yang minor yang bertentangan di antara mereka, namun
tidak dalam hal-hal yang major
[2] Walaupun tidak menutup kemungkinan
adanya orang-orang di gereja Katolik-Roma yang mengalami kelahiran baru.
[3] Leonard Ravenhill, Why Revival Tarries, (Ravenhill Books), 27
Di dalam buku yang kata pengantarnya
di tulis oleh A.W Tozer ini Leonard Ravenhill sangat keras menyerang Katolik
Roma. Mungkin karena terlalu keras sehingga terjemahan buku ini dalam bahasa
Indonesia mengganti kata Katolik-Roma menjadi agama palsu.
[4]
Adalah perlu untuk menegaskan bahwa Katolik dengan Katolik-Roma adalah dua hal
berbeda. Setiap orang kristen adalah merupakan bagian dari gereja Katolik yang
merupakan gereja yang kudus dan am, dan ini sesuai dengan pengakuan iman
Rasuli. Namun Katolik di dalam pengakuan iman Rasuli berbeda dengan institusi
Katolik-Roma yang dibahas dalam tulisan ini
[5]
Kata Paus sendiri berasal dari bahasaYunani yaitu πάππας yang berarti "ayah"
atau "bapa, namun pengertian Paus dalam gereja Katolik Roma adalah kepala
gereja yang memiliki otoritas dari semua gereja.
[6] First Council of Nicæa (A.D. 325)
[7] Joseph F. Kelly , The Concise Dictionary of Early Christianity
(The Liturgical Press, 1992)
[8] CCC adalah singkatan dari Catechism
of the Catholic Church
[9] Ian A. McFarland, The
Cambridge Dictionary Of Christian Theology, (Cambridge: Cambridge
University Press, 2011), 295
[10] Norman L. Geisler, Baker encyclopedia of Christian apologetics,
(Grand Rapids, MI: Baker Books, 1999),
Ebook edition
[11] LAI menerjemahkan kata παράδοσις
dengan ajaran-ajaran, kata παράδοσις ini dalam hampir semua alkitab versi
bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata tradisi.
[12] James R. White, Scripture Alone, (Minnesota: Bethany House Publishers, 2004) Ebook
edition
[13] Loraine Boettner, Roman Catholicism, (P & R
Publishing, 1962), 51
[14] James White, Mary--"Another Redeemer?, (Minneapolis Minnesota: Bethany
House Publishers, 1998), Ebook edition
[15] Wilhelm Pauck, Luther: Lectures on Romans, (Louisville Kentucky: Westminster John
Knox Press, 1961), xxxvii
[16] David Ravenhill seperti ayahnya
Leonard Ravenhill sangat keras menentang Katolik-Roma. Seperti di dalam puisi
dan artikel yang dia tulis tentang Paus Yohanes Paulus II
David Ravenhill on Pope John Paul II
[17] Keuskupan
Los Angeles Bayar Ganti Rugi 10 Juta Dollar untuk kasus pelecehan seksual
anak-anak
http://www.dw.com/id/keuskupan-los-angeles-bayar-ganti-rugi-10-juta-dollar/a-16667305
Cardinal Roger Mahony: Sexual abuse cases
Cardinal Roger Mahony: Sexual abuse cases
https://en.wikipedia.org/wiki/Roger_Mahony#Sexual_abuse_cases
Mantan dubes Vatikan (Jozef Wesolowski) diduga melecehkan anak-anak
Mantan dubes Vatikan (Jozef Wesolowski) diduga melecehkan anak-anak
[18] Yohanes Calvin, Institutio, (Jakarta,: BPK, 2013), 147
[19] Charles H. Spurgeon, The Soul Winner, (Yogyakarta: Andi,
2010), 17- 23
[20] Wayne Grudem, Systematic Theology-An Introduction to Bible Doctrine, (Grand
Rapids: Zondervan, 1994), Ebook edition
Comments
What is 1xbet? 1xbet is a virtual sportsbook with a range of sports and games 1xbet appli to bet on. In addition, it also offers a