Posts

Showing posts from December, 2009

Mati adalah keuntungan ? - David Wilkerson

Paulus mengatakannya : ‘’mati adalah menguntungkan’’! (Filipi. 1:21).perkataan seperti itu sangat asing bagi perbendaharaan rohani moderen kita. Kita telah menjadi para penyembah kehidupan, sehingga kita hanya memiliki sedikit sekali hasrat untuk pergi dari dunia ini untuk berada bersama Tuhan. Paulus berkata, ‘’aku didesak dari dua pihak : aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus-itu memang jauh lebih baik’’(Filipi 1:23).tetapi, untuk mengajarkan orang-orang- yang telah bertobat, dia berpikir lebih baik tinggal didalam cangkang’’ atau seperti yang dikatakannya,’’hidup didunia ini’’(ayat 22) Apakah Paulus sedang berduka ? apakah dia memiliki keinginan yang tidak sehat dengan kematian ? apakah Paulus menunjukan kurangnya rasa hormat atas hidup yang dikaruniakan Allah kepadanya ? tentu tidak! Paulus menjalankan hidup dengan sangat baik. Baginya hidup adalah suatu karunia, dan dia telah menggunakannya dengan sangat baik untuk memerangi peperangan yang baik pula. Dia t

Dilahirkan untuk menderita - Stephen Tong

Natal merupakan hari yang menyenangkan. Setiap Natal dirayakan di tempat yang begitu meriah, begitu indah, makan makanan yang begitu mewah dan mahal. Namun jikalau kita memikirkan kembali Natal yang pertama, biarlah hati kita sekali lagi tertarik oleh cinta kasih Tuhan, karena Natal pertama merupakan hari yang sangat hina. "Christianity starts from the very humble beginning". Inilah sebuah kalimat yang menjadi introduksi dalam film Jesus dari LPMI, Campus Crusade. Benar! Christianity starts from the very humble beginning. Kekristenan tidak tiba dengan sesuatu yang meriah, mewah, dan hormat; tetapi kekristenan dimulai dari tempat yang hina. Selama lebih 40 tahun saya melayani Tuhan, tidak pernah sekalipun Natal dirayakan dengan main-main; tetapi selalu saya rayakan dengan hati yang berat, karena ini merupakan satu titik permulaan Firman Tuhan yang paling klimaks yang mau dibicarakan kepada umat manusia. Di dalam beribu-ribu tahun Allah mempersiapkan nabi-nabi, bernubuat d

Apa yang sudah kita korbankan (bagian 2) – Verga Agustinus

Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu’, ( Lukas 14 : 33 ) Suasana ramai disebuah stasiun kereta semakin heboh ketika seorang gadis berjalan panik mondar-mandir mencari sesuatu, dan menanyai hampir setiap orang. Hingga akhirnya ia menangis histeris ketika menyadari bahwa handphone yang diletakan ditasnya telah hilang, lenyap, dicuri. Setelah tangisnya mereda, saya sempat mendengar bahwa dia akan melapor kepada kepolisian, dan akan menggugat pihak manajemaen dan keamanan kereta. Saat itu, di dalam hati saya tidak habis pikir bagaimana dia bisa bereaksi sampai sedemikian rupa, dan sempat menganggapnya konyol, karena kejadian seperti itu sudah cukup ‘lazim’ terjadi pada penumpang KRL Jabodetabek. Namun terutama adalah karena saya sendiri belum pernah mengalaminya.Namun saya baru memahami reaksi gadis tersebut ketika suatu kali saya kehilangan uang duaratus ribu iuran bulanan customer yang dipercayakan

Apa yang sudah kita korbankan (bagian 1) – Verga Agustinus

Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Kej 15:6 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Yakobus 2 : 21 Saya pernah membaca kesaksian tentang beberapa orang yang selamat dari tenggelamnya sebuah kapal. Dalam sebuah sekoci yang penuh sesak, mereka terombang-ambing di tengah badai dan gelombang samudera yang ganas. Maka demi meminimalisir resiko ditelan gelombang, mau tidak mau mereka harus mengurangi beban dengan membuang segala barang-barang dan harta benda yang mereka bawa, apapun itu, harta yang dianggap paling berharga sekalipun. Dan mereka melakukannya, karena mereka lebih mengasihi nyawanya daripada harta bendanya. Adakah yang tidak demikian ? Hanya orang bodoh yang lebih mengasihi harta daripada nyawanya. Jika dihadapkan pada situasi meregang nyawa, maka seseorang rela mengorbankan apapun demi menghindarkan diri dari kemati