Posts

Showing posts from February, 2014

Gereja hanya sebuah hal sekunder? – Art Katz

Dan betapa terintimidasinya anda oleh “segala hal”, berbagai kelengkapan peradaban zaman ini – gedung pencakar langit dan bangunan-bangunan yang megah, perusahaan-perusahaan-nya, organisasi-organisasi bisnis yang besar, institusi-institusi kultur dan pendidikan dan betapa anda hanya mempunyai sedikit impressi terhadap gereja Impressi anda begitu rapuh, begitu biasa dan begitu lumrah. Begitu dipudarkan oleh kemegahan dan kebesaran dunia ini. Inilah saatnya kita menyelaraskan kehidupan kita dengan firman Allah. Dan karena kita tidak menyelaraskan diri kita dengan firman Allah kita telah memperlakukan gereja hanya sebagai sebuah hal yang sekunder, hanya sebuah fenomena hari minggu, sebuah bible study dipertengahan minggu, mungkin juga seseorang mengikuti sebuah seminar kristen pada hari kerja merasa itu adalah sesuatu yang luar biasa untuk mereka lakukan. Karena kita berpikir bahwa pekerjaan kita, karir kita, tubuh kita, kesehatan kita, keluarga kita adalah hal-hal yang paling utama

It Is Not Death To Die - Sovereign Grace

Paul’s Vehement Opposition to Legalism – Art Katz

The Apostle Paul said that the Law was holy and good, but he spoke strongly to the Galatian believers who were including some aspects of the Law to their faith in Jesus.  I never understood why he was that vehement, but this book, “Of God or Man?  Light from Galatians”, by John Metcalfe, published by the John Metcalfe Publishing Trust, has helped me to see it more clearly than ever before.  It has to do with recognizing that Jesus condemned in the flesh everything that is of the flesh, and that the Law (any attempt by man in his own effort, by moral or other means, to bring righteousness to his life, or use such a means to obtain salvation), is a contradiction to what Jesus died for.  The death of Jesus is a statement against anything man does in the flesh by his own effort.  In Judaism, observation of the Law is one of the prominent means by which one tries to obtain righteousness.  To this very day, self-righteousness through one’s own conduct—ritual observance and various other pra

Akhir - Petrus Heru Kristianto