Posts

Showing posts from November, 2016

In the Footprints of the Lamb by G. Steinberger (1915)

From the Forward to In the Footprints of the Lamb   “I know of no devotional book which I have re-read so many times. It is to an unusual degree filled with the words of eternal life. Through many years of bitter suffering, its author learned to see the Savior as the Lamb of God, and himself to walk the pathway ‘in the footprints of the Lamb.’ ”                  – O. Hallesby; Vinderen, Norway; February 1915   “Twenty years ago, I wrote the foreword given above for the first edition of this book. Today I have nothing to subtract from that recommendation, nor anything to add to it. I desire only that the book, with its quiet streams of blessing, may find its way onward and inward to the suffering souls of men.” –         O. Hallesby; Vinderen, Norway; March 1935 Pages: 44. http://www.chapellibrary.org/book/itfo/in-the-footprints-of-the-lamb

Oswald Chambers

Satu-satunya hak yang dimiliki oleh orang kristen adalah hak untuk menyerahkan haknya” – Oswald Chambers Apa yang dikatakan Oswald Chambers ini begitu sederhana tapi begitu dalam. Saat kita menyerahkan hak kita, kita tidak memiliki apapun lagi dalam kehidupan ini. Kita berserah sepenuhnya kepada Tuhan didalam seluruh aspek kehidupan kita. Adalah menarik untuk mengetahui bagaimana kehidupan orang yang bisa mengatakan perkataan tersebut, karena perkataan tersebut bukanlah sebuah perkataan yang mudah di ucapkan apalagi untuk di lakukan. Orang biasanya tahu nama Oswald Chambers melalui buku renungannya yang terkenal “My Utmost For His Highest” salah satu renungan yang paling di sukai banyak orang kristen selain renungan harian “Morning and Evening” yang di tulis Charles Spurgeon. Oswald Chambers berasal dari keluarga kristen, ayahnya adalah seorang pengkhotbah Baptist di Aberdeen Skotlandia. Namun Oswald Chambers sendiri bertobat melalui pelayanan Charles Spurgeon. Saat itu

Yesus dan Politik - Greg Boyd

....di dalam situasi sangat di politisir ini Yesus dilahirkan. Dan tidak tidaklah mengherankan, sepanjang pelayanan-Nya orang-orang berusaha untuk membuat Dia  mempertimbangkan isu-isu ini (politik). Mereka mengharapkan seorang Juruselamat Politik yang akan menjawab semua pertanyaan mereka, menyelesaikan semua masalah mereka dan membebaskan mereka. Apa yang mereka tidak mengerti – apa yang bahkan murid-murid-Nya lamban untuk mengerti - adalah  Yesus tidak datang untuk menjadi jawaban bagi kerajaan dunia mereka atau untuk menyelesaikan masalah-masalah kerajaan dunia mereka. Sebagaimana yang di tulis Bonhoeffer: Yesus hampir tidak sama sekali memberikan perhatian tentang solusi bagi masalah-masalah duniawi. Saat Dia diminta untuk melakukan-Nya jawaban Yesus terlihat sangat mengelak…Sesungguhnya Dia tidak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan orang-orang secara langsung, tapi Dia menjawab dari sudut yang sangat berbeda. Perkataan-Nya bukan sebuah jawaban bagi pe

Penderitaan sebagai konsekuensi logis dari iman kristen: Refleksi dari kehidupan jemaat Smirna

Di antara tujuh kota yang disebutkan dalam kitab Wahyu Smirna adalah satu-satunya kota yang tetap ada sampai hari ini. Kota Smirna sekarang terletak di negara Turki bagian Barat yang disebut kota Izmir. Sebagaimana jemaat Filadelpia, jemaat Smirna juga tidak mendapat teguran dari Tuhan yang menunjukkan bahwa jemaat Smirna adalah jemaat yang setia dan hidup benar di hadapan Tuhan. Namun hidup setia dan benar di hadapan Tuhan tidak melepaskan jemaat Smirna dari penderitaan. Betapa berbedanya apa yang di alami jemaat Smirna ini dengan para pengajar kekristenan yang menjanjikan kehidupan kristen yang mudah dan tanpa kesusahan, seperti bukunya Joel Osteen “Your Best Life Now.” Beberapa hal berikut ini adalah penderitaan yang di alami jemaat Smirna Pertama mereka susah dan menderita (Wah. 2:9), Kedua mereka di fitnah (Wah. 2:9), Ketiga mereka akan dipenjara oleh karena iman mereka (Wah 2:10 a), Keempat mereka akan menjadi martir bagi Kristus (Wah. 2:10 b). Dari teks yang kita bisa ba