Posts

Showing posts from March, 2014

5 Menit menuju kekekalan – Michael L. Brown

Leonard Ravenhill pernah menulis, “lima menit saat kita memasuki kekekalan kita akan berharap andai saja kalau kita lebih lagi  berkorban, lebih lagi meratap, lebih lagi mengasihi dan lebih lagi memberi selama kita hidup di dunia ini. Ya, saat kita melangkah ke dalam kekekalan, kita akan melihat kemuliaan Allah yang tidak terselubung,  kesempurnaan keindahan Yesus, betapa besarnya anugerah yang telah diberikan kepada kita, betapa besarnya hutang kita yang telah dibayar-Nya, tidak terkatakannya keagungan dunia yang akan datang dan kengerian penghukuman yang darinya kita dibebaskan. Ya, pada saat itu, hanya “lima menit saat kita menuju kekekalan,” kita akan berharap anda saja pengabdian kita kepada Tuhan lebih lagi. Siapa diantara kita yang tidak berharap saat itu kita telah bersaksi lebih banyak lagi kepada orang-orang tentang Juruselamat kita? Kalau kita tidak malu untuk memberitakan Yesus? Kalau  kita mengasihi orang lain lebih lagi? Kalau kita lebih sungguh-sungg

Sikap terhadap penganiayaan - Jonathan Edwards

Sudah terlalu banyak perdebatan terjadi dengan emosi dan kemarahan. Khususnya didalam doa umum dan kotbah terlalu banyak membicarakan mengenai penganiayaan. Andaikata penganiayaan itu terjadi sepuluh kali lebih hebat daripada yang terjadi saat ini, sikap yang terbaik adalah tidak terlalu banyak membicarakannya. Orang-orang Kristen harus seperti anak-anak domba, yang tidak terlalu banyak mengeluh atau berseru ketika mereka disakiti. Memang baik bagi mereka jika mereka bungkam dan tidak membuka mulut, mengikuti Penebus kita yang mulia. Mereka tidak boleh bersikap seperti babi yang suka menjerit-jerit ketika mereka disentuh. Kita tidak perlu langsung berpikir dan berbicara tentang api dari sorga ketika “orang-orang Samaria” menentang kita dan tidak bersedia menyambut kita ke “desa-desa mereka”

Melawan sikap suam-suam kuku – Robert Murray McCheyne

Renungkan sejenak pendapat anda. Saya kira tidak ada seorang pun yang tidak berpendapat bahwa semua orang harus bertobat, jika tidak ia binasa. Setiap orang yang belum dilahirkan kembali sebenarnya sedang menuju ke neraka. Renungkan sejenak, benarkah pendapat itu? Apakah anda belum bertobat? Jika demikian anda sedang menuju ke neraka. Apakah anak-anak dan pasangan anda belum bertobat? Jika demikian mereka pun sedang menuju ke neraka. Apakah keadaan ini akan tetap membuat orang bisa suam-suam kuku? Bila pendapat anda benar, bagaimana mungkin anda bisa tetap santai? Saudara, jangan biarkan Iblis menipu Anda lagi. Sampai berapa lama Anda membiarkan diri ditipu olehnya? Lihat, betapa sibuknya Iblis. Iblis tidak suam-suam kuku. Iblis, musuh anda, sedang berjalan keliling seperti singa mengaum-aum. Tidak ada yang suam-suam kuku di surga maupun di neraka. Setan-setan dan jiwa-jiwa yang terhukum tidak suam. Hanya andalah yang suam-suam kuku, orang berdosa yang tidak bertobat. Siang malam

Apa yang dikatakan Kristus tentang suam-suam kuku – Robert Murray McCheyne

"Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas." Jiwa yang suam-suam kuku lebih menyakitkan bagi Kristus daripada jiwa yang sama sekali jahat. Camkanlah, kata-kata inilah yang diucapkan Saksi yang Benar dan Setia itu, yang mampu melihat sampai ke dasar hati manusia. la menimbang segala perbuatan dan la tidak bercela. "Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas." Ada banyak orang yang menolak hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan orang kafir yang tidak dibaptis, orang tak beriman yang menolak gereja, dan sakramen serta mereka yang sama sekali tidak mau mengakui dirinya sebagai umat Allah. Kristus berkata, "Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!" Dulu, ketika Kristus mengajar, la mengucapkan kata-kata yang jauh lebih keras kepada orang Farisi dibandingkan kepada rakyat jelata dan pendosa. Demikian pun saat ini, setelah la berada di surga. Alasannya adalah, orang Laodikia lebih berdosa daripada yang lain karena mereka telah mendapat penjelasan ya

Tuhan dan upah-Nya – Robert Murray McCheyne

 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12) Pada umumnya, kata perpisahan sangat mengesankan. Ketika seorang ayah mengumpulkan anak-anaknya beberapa saat sebelum menemui ajalnya, dan memberi mereka nasihat-nasihat terakhirnya yang penuh kasih, pastilah anak-anak itu, jika mereka memiliki hati untuk merasakan, seumur hidup mereka akan mengingat dan sering memikirkannya terus-menerus. Demikian juga kata-kata perpisahan yang diucapkan Tuhan Yesus. Ini adalah pesan terakhir yang diucapkan oleh Sang Imanuel. Kata-kata tersebut terdengar sampai ke telinga Yohanes ketika dia berada di pantai laut "Sesungguhnya Aku datang segera." 1. Perhatikanlah Pribadi yang akan datang itu. "Sesungguhnya Aku datang." Kita boleh berkata, seperti murid-murid Yesus yang berada di Danau Galilea, "Itu Tuhan." Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Hidup, yang telah mati tetapi hidup