5 Menit menuju kekekalan – Michael L. Brown

Leonard Ravenhill pernah menulis, “lima menit saat kita memasuki kekekalan kita akan berharap andai saja kalau kita lebih lagi  berkorban, lebih lagi meratap, lebih lagi mengasihi dan lebih lagi memberi selama kita hidup di dunia ini.

Ya, saat kita melangkah ke dalam kekekalan, kita akan melihat kemuliaan Allah yang tidak terselubung,  kesempurnaan keindahan Yesus, betapa besarnya anugerah yang telah diberikan kepada kita, betapa besarnya hutang kita yang telah dibayar-Nya, tidak terkatakannya keagungan dunia yang akan datang dan kengerian penghukuman yang darinya kita dibebaskan. Ya, pada saat itu, hanya “lima menit saat kita menuju kekekalan,” kita akan berharap anda saja pengabdian kita kepada Tuhan lebih lagi.

Siapa diantara kita yang tidak berharap saat itu kita telah bersaksi lebih banyak lagi kepada orang-orang tentang Juruselamat kita?

Kalau kita tidak malu untuk memberitakan Yesus?

Kalau  kita mengasihi orang lain lebih lagi?

Kalau kita lebih sungguh-sungguh mendalami iman kita?

Kalau kita mempunyai keintiman dengan Tuhan lebih lagi, ketaatan dan pengabdian yang lebih lagi?

Kalau  kita mempergunakan semua kesempatan yang kita miliki?

Siapa diantara kita yang tidak berpikir, “andai saja saya menyadari kalau segala sesuatu yang saya lakukan di dunia bagi Tuhan akan berlipat ganda upahnya di surga, saya akan mempergunakan waktu saya lebih baik untuk pekerjaan Tuhan.!

Andai saja saya memiliki perspektif yang lebih baik tentang kekekalan, saya akan mempersembahkan hidup saya lebih lagi bagi Tuhan.

Andai saja saya sungguh-sungguh memahami sumber daya yang tidak terbatas dari Bapa surgawi saya, saya akan mempercayai-Nya lebih lagi, melangkah dalam iman untuk menerima janji-janji Allah dan mempergunakan kuasa doa!.

Sebagaimana D.L Moody pernah berkata, “saat itu, di samping takjubnya saya melihat Juruselamat saya, saya pikir saya juga akan heran bahwa saya hanya begitu sedikit mempergunakan kuasa doa.

Ya, “lima menit saat kita memasuki kekekalan kita akan berharap andai saja kalau kita lebih lagi  berkorban, lebih lagi meratap, lebih lagi mengasihi dan lebih lagi memberi selama kita hidup.

Tetapi kita tidak akan berharap kita untuk lebih banyak menghabiskan banyak waktu untuk menonton T.V, bermain video games dan surfing internet.

Kita tidak akan berharap kalau kita lebih banyak lagi memberikan diri kita kepada olahraga, fashion dan entertainment.

Atau menyelamatkan diri kita dibanding kehilangan hidup kita karena injil.

Atau mengumpulkan harta duniawi dibandingkan menginvestasikan harta kita untuk pekerjaan Allah.

Atau menyimpan berita salib bagi diri kita lebih lagi.

Atau mengurangi waktu kita untuk membaca firman Tuhan agar kita lebih mempunyai lebih banyak waktu seperti untuk membaca novel-novel, mengikuti stock market, melakukan hobi yang kita suka ataupun ngobrol (melalui SMS, BBM, WA dll) yang tidak artinya.

Atau memanjakan keinginan daging kita lebih lagi

Atau mengurangi pembicaraan tentang Yesus

Atau memberikan lebih banyak waktu lagi untuk latihan badani kita dengan meninggalkan persekutuan kita dengan Tuhan

Atau lebih menekankan pada penampilan luar dengan tidak memperhatikan kehidupan batiniah kita

Atau mengurangi saat-saat berharga yang kita miliki dengan keluarga dan teman-teman supaya kita dapat menggunakan waktu itu untuk mengejar hal-hal yang hanya berpusat pada diri sendiri

Atau lebih peduli tentang apa yang dipikirkan orang lain dibanding apa yang dipikirkan Allah

Andai saja kita bisa memiliki perspektif kekekalan tergores di hati kita bahkan pada saat sekarang ini! Sebagaimana Catherine Booth pernah berkata, “tidak ada apapun selain terang kekekalan yang dapat menunjukan kepada kita apa nyata dan apa yang tidak “

Tentu saja, kita tidak akan membuat kemajuan rohani apapun dengan cara menyiksa diri kita atau menundukkan diri kita pada seperangkat aturan buatan manusia atau berusaha mendorong diri kita sendiri menuju perubahan yang abadi. Upaya kedagingan hanya akan menghasilkan hasil yang kedagingan dan rasa bersalah (karena upaya kedagingan kita)  tidak akan memberikan kemerdekaan.

Tapi tidak ada apapun yang dapat menghentikan kita untuk merenungkan kedalaman kebenaran firman Allah, dengan meminta Dia untuk “menstempel kekekalan pada mata kita” (sebagaimana Jonathan Edwards berdoa seperti itu untuk dirinya sendiri) dari mencari Tuhan dengan kenekatan yang kudus, meminta Dia untuk menolong kita agar kita bisa hidup dengan benar untuk-Nya.

Tidak ada apapun yang dapat menghentikan kita dari berjalan dalam terang yang kita miliki, dari berurusan serius untuk meninggalkan dosa kita, dari membuat sebuah keputusan untuk berhenti membuat alasan-alasan dan menyalahkan orang lain, dari membuang waktu kita saat kita bisa menghabiskan waktu itu dengan berguna dengan bersekutu dengan Bapa kita dan saudara-saudara kita seiman – melakukan semuanya itu dengan pertolongan dan anugerah dari Allah

Tidak ada apapun yang dapat menghentikan kita untuk meminta kepada Tuhan agar membuat hati kita hancur karena hal-hal yang membuat hati-Nya hancur dan  memohon kepada-Nya untuk menghancurkan sikap kita yang biasa-biasa saja terhadap-Nya dan mengekspose kedangkalan kita.

Tidak ada apapun yang dapat menghentikan kita untuk kita berdoa agar Dia mengirimkan api pemurnian-Nya dan membakar semua kotoran didalam kehidupan kita, untuk membuang segala kenajisan dalam diri kita dan membakar diri kita dengan sebuah kasih yang baru bagi Yesus

Faktanya, daripada anda berfokus pada penyesalan yang akan anda miliki lima menit menuju kekekalan, kenapa anda tidak berhenti sekarang – bahkan hanya untuk lima menit – dan berseru kepada Allah untuk menolong anda agar anda bisa menjalani hidup anda dalam terang kekekalan.

Dan lakukan lagi pada keesokan harinya, keesokan harinya dan seterusnya.

Lima menit menuju kekekalan, anda akan selamanya bersyukur atas apa yang telah anda lakukan.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya