Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture
Setiap orang yang
percaya pada teori pre-tribulasi rapture pastilah seseorang yang mempercayai
adanya pre-mill, namun tidak setiap orang yang mempercayai adanya pre-mill
percaya dengan teori pre-tribulasi rapture, mereka ini biasanya disebut dengan
pre-mill historis. Dan penulis adalah salah satu yang percaya dengan teori
tersebut. Di dalam pengalaman penulis bergereja atau bertemu orang-orang
kristen, umumnya doktrin pre-tribulasi rapture adalah doktrin yang dipercayai
dan doktrin yang tidak boleh di ganggu gugat. Dan oleh karenanya jarang ada
orang yang mempertanyakan kebenaran doktrin tersebut apalagi mereka yang
merupakan orang kristen “awam” yang kebanyakan pasti menelan mentah-mentah apa
yang dikatakan pendeta di mimbar.
Kebenaran doktrin
pre-tribulasi rapture menurut penulis sangat lemah dasar alkitabnya dan teori
ini sendiri sepengetahuan penulis tidak pernah muncul dalam sejarah gereja
sampai pada tahun 1800an. Dan yang mengherankannya doktrin ini begitu laku di
dalam gereja, sampai begitu banyak buku-buku kristen sampai film “kristen” yang
mempromosikan doktrin ini. Namun apakah karena banyak orang yang mempercayainya
dan menyukainya lalu membuat doktrin ini jadi benar? tentu saja tidak! Dan juga
selain doktrin ini lemah, doktrin ini juga sangat berbahaya bagi orang kristen,
karena akan membuat mereka tidak siap menghadapi penganiayaan dan tidak siap
mengantisipasi apa yang akan terjadi dengan Israel di waktu kesusahan Yakub
(Yer. 30:7) di masa yang akan datang nanti.
Topik ini menurut penulis topik sangat ini penting,
karena itu sangat penting bagi kita untuk menyelidiki tentang topik ini dengan
sungguh-sungguh. Di dalam tulisan ini penulis akan mengkaji argumentasi teori
pre-tribulasi rapture pada umumnya dan kemudian akan memberikan respon atau
tanggapan. Selain itu juga penulis akan coba menyuguhkan sejarah dan
perkembangan pre-tribulasi rapture. Kiranya tulisan ini berguna dan jadi berkat
bagi yang membacanya. Amin
Sejarah
munculnya teori pre-tribulasi rapture dan perkembangannya
Pada tahun 1830 di
Glasgow Skotlandia, seorang gadis muda yang bernama Margaret MacDonald
menghadiri sebuah kebaktian penyembuhan Ilahi dan menurut cerita dia menerima
penglihatan peristiwa kedatangan Kristus yang kedua kali. Walaupun tidak jelas
apakah penglihatan yang diterimanya tersebut adalah pre-tribulasi rapture atau
pos-tribulasi rapture, namun demikian John Nelson Darby salah seorang pemimpin
gereja Plymouth Brethren yang mendengar cerita itu menyebarkannya dengan
mengajarkan bahwa Kristus akan datang dua kali, yang pertama kedatangan-Nya
secara rahasia untuk mengangkat gereja dan yang kedua Dia datang setelah tujuh
tahun masa tribulasi.[1] Sewaktu Darby
memperkenalkan teori pre-tribulasi rapture di konferensi Powerscourt House pada
tahun 1833 sebuah konferensi yang diadakan Plymouth Brethren, kebanyakan
orang-orang Plymouth Brethren kaget, ada sebagian mereka yang menolak apa yang
di ajarkan Darby diantaranya guru-guru alkitab dari kalangan mereka sendiri
yang cukup dihormati seperti Benjamin Wills Newton dan Samuel P. Tregelles yang
kemudian menyanggah apa yang Darby ajarkan melalui tulisan-tulisan mereka.
Walaupun banyak yang menentang pengajarannya, Darby tetap melanjutkan untuk
menyebarkan teori barunya ini dan dia banyak mendapatkan pengikut karena dia
seorang yang berkharisma. Dan pada tahun 1840 dia membangun sebuah sistem
dispensasional yang rumit untuk mendukung dan menjelaskan teorinya itu.[2]
Antara tahun 1859 dan
1874 Darby mengunjungi Amerika Serikat tidak kurang dari enam kali dan dia
menguraikan pandangan-pandangannya mengenai eskatologi. Bagi banyak orang
Amerika, Darbynisme merupakan pemulihan doktrin alkitab tentang kedatangan
Kristus yang kedua.[3]
Teologi dispensasional mulai menjadi terkenal di Amerika Serikat ketika C.I
Scofield menambahkan catatan-catatannya ke dalam alkitab untuk mendukung teori
dispensasional, alkitab ini dikenal dengan nama alkitab referensi Scofield yang
menjadi alkitab utama yang dipergunakan oleh kaum Injili dan Fundamentalis
independen di Amerika Serikat selama enam puluh tahun berikutnya. C.I Scofield
juga sangat mempengaruhi seorang Presbeterian yang bernama Lewis Sperry Chafer
yang kemudian mendirikan Dallas Theological Seminary pada tahun 1924 karena dia
merasa teologi dispensasional ini adalah sebuah teologi yang disebarkan oleh
para pengkhotbah biasa bukan para teolog sehingga Lewis Sperry Chafer merasa perlu
untuk mendirikan sebuah pelatihan teologi dispensasional untuk menopang
eksegesis dan mempertanggungjawabkan teologi ini.[4]
Penyebaran teori ini
tidak hanya melalui khotbah-khotbah di mimbar tetapi juga melalui buku-buku
yang mudah dibaca oleh orang kristen awam seperti bukunya Tim Lahaye “Left
Behind” dan bukunya Hal Lindsay “The Late Great Planet Earth”. Bahkan teori ini
juga di populerkan melalui film “Left Behind” yang sudah ada beberapa versi dan
yang terakhir adalah tahun 2014 yang dibintangi oleh aktor Hollywood terkenal
Nicholas Cage. Tidaklah mengherankan kalau teori ini begitu cepat berkembang
bahkan sampai ke Indonesia. Di Indonesia sendiri setahu penulis kebanyakan
gereja di Indonesia percaya akan adanya doktrin pre-tribulasi rapture. Di
gereja Pentakosta atau Kharismatik yang para pengkhotbahnya umumnya “hobi”
berkhotbah tentang akhir zaman tentu saja mereka tidak akan lupa untuk
mengkhotbahkan teori pre-tribulasi rapture ini kepada jemaatnya. Belum lagi
kalau ada pengkhotbah atau orang-orang kristen yang mungkin mengaku mendapat
penglihatan tentang pre-tribulasi rapture yang pasti akan dengan cepat
menyebarkan apa yang mereka dapatkan itu melalui khotbah atau melalui media.[5] Dan akhirnya teori ini
menjadi sebuah standar teori eskatologi bagi kebanyakan gereja-gereja di
Indonesia. Namun demikian beberapa puluh tahun belakangan teori pre-tribulasi
rapture ini mulai di tinggalkan sebagian orang kristen, salah satunya faktor
penyebabnya adalah pengaruh dari seorang teolog Injili yang bernama George Ladd
yang menulis beberapa buku yang menentang teori tersebut.[6]
Pengertian
pre-tribulasi rapture
Di dalam eskatologi
kristen kata rapture menunjuk kepada peristiwa kedatangan Kristus dimana
orang-orang percaya yang sudah mati akan dibangkitkan dan orang-orang percaya
yang masih hidup akan diangkat untuk bertemu Tuhan di udara (bersama dengan
orang-orang mati yang sudah dibangkitkan). Istilah rapture sendiri sebenarnya
tidak terdapat dimanapun di dalam perjanjian baru. Kata rapture ini berasal
dari bahasa latin raptus/raptio yang merupakan terjemahan dari bahasa Yunani
arpadzo yang artinya “caught up” (1 Tes 4:17).[7] dalam banyak versi alkitab
bahasa Inggris atau di angkat dalam alkitab bahasa Indonesia terjemahan baru.
Umumnya doktrin
rapture ini suka dikaitkan dengan pandangan pre-mill namun sepengetahuan
penulis tidak hanya mereka yang menganut pandangan pre-mill yang percaya adanya
rapture tapi juga mereka yang menganut pandangan a-mill[8] dan post-mill[9], bahkan Katolik pun
percaya adanya peristiwa ini walau mereka biasanya tidak menggunakan istilah
rapture.[10]
Dari hal ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya tidak ada permasalahan
mengenai kata rapture karena orang-orang kristen sendiri setuju dengan adanya
rapture. Tapi kemudian yang menjadi permasalahan adalah mengenai kapan rapture
ini terjadi?[11]
Menurut pandangan ini
pada periode tujuh masa ini akan ditandai dengan murka Allah, dimana Allah akan
menjalankan program-Nya bagi orang Israel, dimana dimasa tribulasi ini banyak
janji-janji di alkitab bahwa bangsa Israel akan dimurnikan dan dipersiapkan
sebagai sebuah bangsa untuk kerajaan millenium yang diikuti dengan kedatangan
Mesias.[12] Mereka memiliki pandangan
ini karena mereka melihat gereja dan Israel sebagai entitas yang berbeda. Yang
mana Allah mempunyai program yang berbeda bagi gereja dan Israel. Jadi di masa
tribulasi ini khusus hanya berlaku bagi bangsa Isreal dimana gereja sudah tidak
ada lagi di bumi.
Pandangan
pre-tribulasi rapture juga mengajarkan bahwa nanti akan ada dua kedatangan
Kristus, yang mana mereka memisahkan antara kedatangan Kristus untuk mengangkat
gereja dengan kedatangan Kristus kembali ke bumi untuk memerintah. Kedatangan
Kristus yang pertama akan terjadi secara rahasia sebelum masa tujuh tahun, di
saat ini Tuhan Yesus datang untuk orang-orang percaya baik yang hidup maupun
yang mati, mereka ini akan bertemu Tuhan di udara dan terhindar dari masa
tribulasi selama tujuh tahun. Dan di akhir masa tribulasi Tuhan Yesus akan
datang ke bumi bersama orang-orang kudus-Nya. Kedatangan ini tidak rahasia
karena dapat dilihat semua orang. Di dalam kedatangan-Nya yang terakhir ini
Tuhan Yesus akan menghancurkan musuh-musuh-Nya dan akan memerintah di bumi di
dalam kerajaan millenium
Kajian
kritis terhadap argumentasi-argumentasi pre-tribulasi rapture
Sudah banyak buku
yang ditulis oleh penganut pre-tribulasi rapture untuk mempertahankan
argumentasi mereka bahwa gereja akan diangkat sebelum masa tribulasi. Beberapa
yang terkenal diantaranya adalah “Things To Come” karya J. Dwight Pentecost,
“The Rapture Question” karya John F. Walvoord dan juga “Three views on the
Rapture: pre-, mid-, or post-Tribulation?” di dalam buku yang di edit Stanley
H. Gundry ini Paul D. Fienberg memberikan argumentasi-argumentasi yang
mendukung posisi pre-tribulasi rapture. Dan ketiga mereka ini semuanya adalah
lulusan dari Dallas Theological Seminary yang memang terkenal menghasilkan para
teolog pre-tribulasi rapture.
Ada banyak
argumentasi yang di tulis oleh mereka untuk mendukung posisi pre-tribulasi
rapture baik dari buku, journal teologi ataupun artikel-artikel di internet,
namun penulis di dalam makalah ini tidak akan mengkaji semua argumentasi yang
ada supaya tidak memakan terlalu banyak halaman. Penulis hanya mengkaji
beberapa argumentasi yang sering dipakai oleh para pendukung pre-tribulasi
rapture dan biasanya orang sering mendengarnya. Disini penulis setelah
menjabarkan apa argumentasi pre-tribulasi rapture akan memberikan respon atau
tanggapan terhadap argumentasi tersebut.
A)
Metode Interprestasi Secara Literal
Menurut J. Dwight
Pentecost penggunaan metode literal secara konsisten tidak dapat membawa kita
kepada kesimpulan yang lain selain kalau gereja akan mengalami rapture sebelum
masa tribulasi.[13]
Tanggapan:
Namun kalau kita
benar-benar menggunakan interprestasi literal secara konsisten untuk
menginterprestasikan Wahyu 20:4-5 kita tidak akan berkesimpulan akan ada kebangkitan
sebelum adanya kebangkitan pertama yang didahului tribulasi dengan terlebih
dahulu. Karena kalau kita baca di Wahyu 20:4-5 secara literal adalah sangat
jelas bahwa orang-orang yang mengalami kebangkitan pertama adalah mereka yang
telah menjadi martir pada masa antkristus. Dan kalau mau jujur sebenarnya para
pendukung teori pre-tribulasi rapture juga tidak konsisten dengan statement
mereka sendiri karena mereka juga sering menggunakan interprestasi non-literal
untuk mendukung atau membenarkan pandangan mereka, misalnya:
1) Murid-murid Yesus merepresentasikan bangsa Israel di dalam
“percakapan bukit Zaitun”
2) Yohanes terangkat
ke sorga di Wahyu 4:1 merepresentasikan
rapture
3) Anak laki-laki
yang dibawa kepada Allah di Wahyu 12:5 merepresentasikan
rapture
4) kedua puluh empat
tua-tua di kitab Wahyu merepresentasikan
seluruh gereja di sorga
5) Tujuh surat kepada
tujuh jemaat di Wahyu merepresentasikan
tujuh zaman gereja
6) Terangkatnya
Henokh dan Elia adalah tipe dari
pre-tribulasi rapture.
B)
Gereja tidak akan mengalami murka Allah (1 Tes 5:9)
“Karena Allah tidak
menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh
Yesus Kristus, Tuhan kita” (1 Tes 5:9). Menurut teori pre-tribulasi rapture gereja
akan diangkat karena gereja tidak ditentukan untuk menerima murka Allah dan
kata keselamatan di dalam teks ini berarti adalah rapture bagi gereja. Mereka
memiliki pemahaman demikian karena mereka umumnya percaya bahwa Wahyu pasal 4 –
19 adalah masa tribulasi yang merupakan masa murka Allah dicurahkan dimana
gereja sudah tidak ada pada masa ini dan tidak mungkin ada orang-orang Kristen
yang akan bertahan pada masa murka Allah ini jadi satu-satunya kemungkinan
adalah gereja akan diangkat atau tidak ada lagi di bumi ini. Demikianlah mereka
mengartikan kata keselamatan di teks ini yang berarti rapture.
Tanggapan:
Adalah benar bahwa
gereja memang tidak akan menerima murka Allah, yang menjadi pertanyaan adalah
kapan murka Allah di 1 Tesalonika 5:9 ini dinyatakan? George Ladd berpendapat
murka ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan masa tribulasi, murka ini
adalah sewaktu penghakiman terakhir (Roma 2:5).[14] Dan Leon Morris juga
memiliki pendapat yang serupa dengan George Ladd mengenai teks ini karena
menurut dia keselamatan di dalam teks ini berbicara tentang aspek eskatologis
yang belum terjadi (Rom. 13:11).[15]
Teks 1 Tesalonika 5:9
juga harus di interprestasikan dalam konteks mengenai hari Tuhan (1 Tes. 5:2)
yang datang seperti pencuri pada malam. Dikarenakan matahari akan menjadi gelap
dan bulan tidak bercahaya “setelah masa tribulasi’’ (Mat. 24:29) tapi sebelum
datangnya “hari Tuhan” (Kis 2:20). Maka jelaslah bahwa “hari Tuhan” bukanlah
pada waktu tribulasi” seperti yang dikatakan para pendukung pre-tribulasi
rapture.[16]
Di dalam 2 Petrus 3:10 juga dikatakan pada hari Tuhan langit akan lenyap yang
juga dikonfirmasi oleh Wahyu 20:11 yang merupakan periode setelah masa
tribulasi. Di masa tribulasi kitab suci menginformasikan kepada kita bahwa
langit tetap ada (Wah. 14:6; 15:1; 16:21; 19:17; 20:9) dan belum lenyap. Hari
Tuhan sesungguhnya adalah hari dimana Kristus akan datang setelah masa
tribulasi untuk menghakimi.
Di 1 Tesalonika 5:3
Paulus mengatakan kebinasaan akan menimpa orang-orang yang hidup dalam kegelapan
secara tiba-tiba. Masa tujuh tahun tribulasi sama sekali tidak menggambarkan
“kebinasaan secara tiba-tiba” dan tidaklah benar juga untuk di beri label
sebagai hari Tuhan. Sewaktu masa tribulasi ketegangan akan semakin memuncak
yang puncaknya adalah saat Tuhan Yesus akan menyatakan diri-Nya dan mengadakan
pembalasan terhadap orang yang tidak mau mengenal Allah (2 Tes. 1:7-8). Ini
adalah saat orang-orang percaya menerima “kelegaan” dari penganiayaan dan
masalah. Semua ini adalah dalam konteks hari Tuhan yang di tulis Paulus “Allah
tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” Kita tidak dijanjikan untuk terhindar dari
penganiayaan bahkan tidak juga dari kemartiran, kenyataannya kita dijanjikan memang
untuk menderita (Luk. 21:12-19, Yoh. 16:1-4,33, 2 Tim. 3:12).
Dan juga adalah
sesuatu yang tidak konsisten dengan apa yang digambarkan perjanjian baru untuk
berkata bahwa pada masa ini tribulasi (kesengsaraan) semua kesengsaraan
merupakan akibat dari murka Allah. Banyaknya penderitaan di masa ini
dikarenakan makin bertambahnya kedurhakaan (Mat 24:12). Beberapa peristiwa yang
terjadi adalah akibat dari ulah atau sikap manusia itu sendiri. Contohnya saja
adalah peperangan yang merupakan inisiatif manusia itu sendiri. Dan banyak
penderitaan di dalam tribulasi di sebabkan oleh murkanya setan (Wah. 12:12).[17] Tidaklah diragukan bahwa
memang akan ada masa tribulasi, sebuah masa kesusahan besar yang belum pernah
terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi lagi seperti yang dikatakan
Tuhan Yesus (Mat. 24:21). Namun kitab Wahyu memberikan kepada kita sebuah
gambaran orang-orang yang menang pada waktu hari pencobaan (Wah. 7:14, 12:11;
20:4). Tentu saja, murka Allah akan dicurahkan selama masa tribulasi kepada
para pengikut antikristus, tapi murka ini sasarannya selektif dan tidak
universal (Wah. 9: 4; 16: 2, 16:10).
C)
Gereja sudah tidak ada di bumi sewaktu masa tribulasi (Wah. 3:10)
Argumentasi ini
berdasarkan janji di dalam Wahyu 3:10 “…Akupun akan melindungi engkau dari hari
pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam
di bumi.” Para pendukung teori ini berpendapat bahwa ayat ini mengindikasikan
bahwa akan dikeluarkan dari dunia ini sebelum hari pencobaan tersebut. Mereka
yang berdiam di bumi saat itu bukanlah gereja seperti yang dikatakan J. Dwight
Pentecost.[18]
Tanggapan:
Teks ini bukanlah
sebuah fondasi yang baik untuk dijadikan sebuah doktrin, baik dilihat dari
kata-kata yang di gunakan maupun dari konteks yang lebih luas dari kitab Wahyu.[19] Dan teks ini tidak
membuktikan apapun kalau gereja akan di angkat sebelum masa tribulasi. Kata
melindungi dalam teks ini menurut Robert Mounce bukanlah melindungi secara
fisik tapi melindungi secara rohani karena pada kenyataannya ada orang-orang
percaya yang menjadi martir (Wah. 6:9-11).[20] Perlindungan secara
rohani terhadap gereja juga ada di ayat-ayat lain seperti di Wahyu 7 dan Wahyu
12:6. Gereja memang akan mengalami hari pencobaan tetapi Kristus akan setia
terhadap gereja pada hari pencobaan tersebut. Perlindungan dari hari pencobaan
sama sekali tidak berarti bahwa gereja akan mengalami rapture yang mana hal ini
akan konsisten dengan janji dalam doa Tuhan Yesus “Aku tidak meminta, supaya
Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari
pada yang jahat.” (Yoh. 17:15). Di lihat dari sudut gramatikanya kata
melindungi engkau dari (ἐκ) bisa berarti “melindungi
engkau menghadapi pencobaan” atau “melindungi engkau tetap benar melalui
pencobaan”. Di dalam bahasa Yunani artinya bisa yang pertama ataupun yang
kedua.[21] Dan secara historis
statement ini ditujukan secara khusus bagi gereja Filadelpia dan tidak
seharusnya diaplikasikan kepada seluruh gereja pada point tertentu di dalam
sejarah. Jemaat Filadepia sendiri yang kepadanya janji ini diberikan juga tidak
mengalami pre-tribulasi rapture. Dan frasa hari pencobaan yang akan datang ke
seluruh dunia tidak harus menunjuk kepada masa tribulasi yang mana lebih
menunjuk kepada waktu penderitaan dan penganiayaan yang akan menimpa
orang-orang Kristen di seluruh wilayah kekaisaran Romawi atau seluruh penduduk
bumi.[22]
Di dalam Wahyu 12:17
ada orang-orang Kristen (gereja) yang mengalami masa tribulasi. Karena mereka
memiliki kesaksian tentang Yesus maka mereka diperangi oleh antikristus. Sangat
sulit untuk mengatakan bahwa mereka ini adalah bukan orang Kristen atau gereja,
karena tidak mungkin seseorang memiliki kesaksian tentang Yesus tanpa karya Roh
Kudus dalam orang tersebut, sementara pendukung teori pre-tribulasi rapture
berpendapat bahwa Roh Kudus sudah tidak ada di masa tribulasi berdasarkan teks
2 Tesalonika 2:6-7. Tuhan Yesus sendiri menyatakan kalau Roh Kudus akan
menyertai orang Kristen (Mar. 13:11) sewaktu mereka mengalami penganiayaan di
masa tribulasi.
Pendukung teori
pre-tribulasi rapture membuat perbedaan istilah mempelai dan istri. Israel
adalah istri Allah dan gereja pengantin surgawi. Tapi di dalam Wahyu 19:7
pengantin adalah istri Anak Domba dan jika kita pendukung teori pre-tribulasi
rapture konsisten maka orang-orang ini menunjuk kepada bangsa Israel.
Bagaimanapun juga pendukung teori pre-tribulasi rapture umumnya setuju
pengantin adalah gereja. Maka orang-orang kudus di dalam Wahyu 13: 7, 10; 16:
6; 17: 6; 18:24 yang menderita di tangan antikristus adalah gereja juga. Dan
ini membuktikan bahwa gereja tetap ada di bumi selama masa tribulasi dan tidak
mengalami rapture. Mereka juga suka berpendapat bahwa orang-orang Kristen tidak
akan mengalami tribulasi karena di dalam Wahyu pasal 4 – 18 tidak ada satu kata
pun yang menunjuk kepada gereja, namun kalau argumennya memang demikian maka
seharusnya surat Titus, Ibrani, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes dan
Yudas juga bukanlah untuk orang-orang Kristen karena di dalam surat-surat
tersebut tidak ada kata yang menunjuk kepada gereja.
D)
Perbedaan antara rapture dan pewahyuan
Pengajaran
pre-tribulasi rapture mengajarkan bahwa kedatangan Kristus terdiri dari dua
aspek atau bagian yang dipisahkan oleh masa tribulasi. Dua peristiwa ini di
sebut rapture dan revelation (pewahyuan). Rapture atau peristiwa pengangkatan
gereja untuk bertemu Tuhan di udara berbeda dengan peristiwa pewahyuan dimana
Kristus akan muncul dengan memanifestasikan kemuliaan-Nya. Rapture terjadi
sebelum masa tribulasi sementara pewahyuan terjadi setelah tribulasi. Melalui
rapture Kristus datang untuk orang-orang kudus-Nya (Yohanes 14:3) sementara
melalui pewahyuan Kristus datang bersama orang-orang kudus-Nya (I Tes. 3:13).
Oleh karena itu pada saat rapture kedatangan Kristus terjadi secara rahasia
bagi siapapun kecuali bagi gereja sementara pewahyuan merupakan kedatangan-Nya
dimana Kristus akan menyatakan kemuliaan-Nya yang akan tampak bagi semua orang.[23]
Tanggapan:
Ada tiga kata dalam
perjanjian baru yang dipergunakan untuk menggambarkan kedatangan Kristus yang
kedua. Pertama adalah parousia yang
artinya adalah “kedatangan” atau “kehadiran”. Para pendukung pre-tribulasi
berpendapat bahwa parousia artinya
adalah “kehadiran” yang sebuah waktu yang meliputi dari kedatangan Kristus bagi
gereja saat rapture sampai kedatangan Kristus melalui pewahyuan setelah masa
tribulasi. Memang ada beberapa kata parousia
di dalam perjanjian baru yang dapat di artikan kehadiran seperti di dalam
Filipi 1:26 dan II Korintus 10:10. Namun tidak selalu kata parousia di dalam perjanjian baru diterjemahkan sebagai kehadiran,
di dalam perjanjian baru lebih sering kata parousia
di terjemahkan sebagai kedatangan. Di dalam I korintus 16:17 Paulus bergembira
atas kedatangan (parousia) Stefanus.
Ketika Paulus prihatin dengan situasi dan kondisi jemaat di Korintus, dia
terhibur oleh kedatangan (parousia)
Titus (II Korintus 7:6), dimana bukan kehadiran Titus yang memberikan
penghiburan tapi kedatangannya yang membawa kabar baik tentang jemaat Korintus
yang memberikan penghiburan kepada Paulus. Dengan menerjemahkan parousia menjadi kehadiran dalam teks
tersebut akan membuat tidak sesuai dengan konteksnya. Dan hal ini juga di
contohkan dengan beberapa teks berikut di dalam perjanjian baru: “Karena itu,
saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan (parousia) Tuhan!...Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan
hatimu, karena kedatangan (parousia)
Tuhan sudah dekat!” (Yak. 5:7-8). “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya (parousia) itu?” (II Pet. 3:4). Dalam
beberapa teks ini adalah kedatangan yang dimaksud, kalau “kehadiran” akan tidak
sesuai dengan konteksnya.
Kata kedua adalah apokalypsis yang artinya adalah
pewahyuan. Apokalypsis di anggap
berbeda dengan peristiwa rapture yang oleh para pendukung pre-tribulasi
rapture, apokalypsis adalah setelah masa tribulasi saat Kristus datang untuk
menghakimi. Menurut mereka kita tidak menantikan apokalypsis (pewahyuan) tapi kita menantikan rapture. Namun rupanya
apa yang mereka nantikan berbeda dengan apa yang dinantikan Paulus, karena di
dalam I Korintus 1:7 Paulus menantikan apokalypsis
(pewahyuan) Tuhan kita Yesus Kristus bukannya menantikan rapture. Paulus
juga berkata “Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada
mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang
ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga
menyatakan (apokalypsis) diri-Nya
bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang
bernyala-nyala.” (II Tes.1:6,7). Menurut para pendukung pre-tribulasi rapture
kelegaan dari penindasan ini di alami pada saat rapture, yang terjadi sebelum apokalypsis (pewahyuan) Tuhan Yesus
Kristus. Tapi firman Allah berkata kelegaan ini di terima pada saat apokalypsis (pewahyuan) bukan pada saat
rapture.[24]
Dan kata ketiga yang
di gunakan adalah epiphany yang
artinya adalah manifestasi, yang menurut teori pre-tribulasi rapture kata ini
tidak menunjuk kepada rapture gereja sebelum masa tribulasi tapi kepada
pewahyuan Kristus dengan orang-orang kudus-Nya di akhir masa tribulasi. Dan
memang benar bahwa epiphany akan
terjadi di akhir masa tribulasi seperti yang di katakan Paulus di II Tesalonika
2:8 (Versi KJV) “Kemudian si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya yang akan
dimusnahkan oleh Tuhan dengan nafas mulut-Nya dan akan dihancurkan dengan
kecemerlangan (epiphany)
kedatangan-Nya (parousia).” Dari teks
ini kita bisa melihat bahwa epiphany
sebagaimana apokalypsis Kristus
adalah objek pengharapan orang Kristen dan tidaklah mungkin kalau dilihat dari
teks ini bahwa gereja telah menerima pengharapan itu lebih awal pada saat
rapture. Paulus di teks lainnya juga mengharapkan epiphany Kristus “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran
yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya. Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak
bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan (epiphany)
diri-Nya.” (2 Tim. 4:8). Objek pengharapan Paulus bukanlah rapture tapi epiphany Kristus saat Dia datang setelah
tribulasi. Pengharapan ini bukanlah peristiwa yang tidak terlihat oleh dunia.[25] Pengharapan Paulus adalah
penampakan kemuliaan Allah yang terlihat melalui kedatangan Kristus (Tit. 2:13),
sebagai “pewahyuan” tentang ketuhanan Yesus kepada dunia ketika Dia datang
kembali beserta dengan para malaikat-Nya (II Tes. 1:7). Dan apa yang menjadi
objek pengharapan Paulus seharusnya juga menjadi objek pengharapan orang-orang
Kristen.
E)
Doktrin kedatangan Tuhan Yesus yang segera (Imminent)
Thomas Ice direktur
Pre-Trib Research Center mengatakan “perjanjian baru mengajarkan bahwa Kristus
dapat datang kembali dan mengangkat gereja kapan saja tanpa ada tanda-tanda
atau peringatan sebelumnya (bersifat kesegeraan).[26] Tanda-tanda dan
peringatan di alkitab seperti Matius 24 khusus diberikan bagi orang-orang
percaya dari bangsa Israel di waktu tribulasi dan bukan diberikan kepada
gereja. Gereja harus hidup dalam terang kedatangan Tuhan yang segera (rapture),
orang-orang Kristen diperintahkan untuk berjaga-jaga untuk kedatangan Tuhan
(rapture) bukan untuk tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya.
Tanggapan:
Tidak ada satu
katapun dari banyak kata yang digunakan untuk menggambarkan dekatnya parousia atau pengharapan orang percaya
mengharuskan parousia itu bisa
terjadi “setiap saat” atau yang bersifat kesegeraan. Kata προσδεχόμενοι yang artinya “menantikan” (yang diaplikasikan pada
kata parousia di Lukas 12:36; Titus 2:13; Yudas 21) di gunakan Paulus untuk
mengharapkan kebangkitan orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak
benar (Kis. 24: 15). – dan namun demikian apa yang diharapkan Paulus tidak
terjadi segera, bahkan kebangkitan orang tidak percaya akan terjadi di akhir
millenium. Kata ἀπεκδέχομαι yang
artinya “menantikan” (yang diaplikasikan untuk kata parousia di I Korintus 1:7) menunjuk kepada kerinduan ciptaan yang
menantikan pembebasan (Rom. 8:19) yang mana pembebasan itu terjadi setelah masa
tribulasi. Kata ἐκδέχομαι
(menantikan) “yang diharapkan” di gunakan Yakobus 5:7 untuk parousia untuk
analogi dalam konteks petani yang
menantikan hasil tanamannya – yang tentu saja tidak akan “setiap saat.” Kata προσδοκάω yang artinya menantikan atau
mengharapkan (Mat. 24:50 dan Luk. 12:46 yang menunjuk kepada kedatangan Kristus
yang kedua) adalah kata yang digunakan Petrus untuk menasihatkan orang-orang
Kristen untuk “menantikan” langit baru dan bumi baru (2 Pet. 3:12-14). Kata ἐγγύς
yang artinya “dekat” juga diaplikasikan pada kata parousia di beberapa teks alkitab seperti untuk hari raya orang
Yahudi dan musim (contoh: Yoh. 2:13 dan Mat. 21:34) dan dekat disini jelas
artinya bukan sebuah peristiwa yang dapat terjadi “setiap saat.” Dan ada
beberapa istilah lain seperti γρηγορεύω
(berjaga-jaga), ἀγρυπνέω
(tetap terbangun), νήφω (sadar), βλέπω (melihat) digunakan untuk
menasihati orang-orang Kristen untuk mempunyai kewaspadaan rohani dan untuk
hidup benar di dalam terang kedatangan Kristus yang kedua, tapi kata-kata itu
tidak menyiratkan kapan waktu kedatangan Kristus.
Adalah sebuah
kekeliruan menurut penulis kalau menginterpestasikan Matius 24 mengenai masa
tribulasi hanya ditujukan kepada bangsa Israel. Berikut ini adalah beberapa
alasannya:
1) Di dalam Matius
24: 15-31 yang berbicara tentang masa tribulasi, secara gramatika ayat 15
dimulai dengan kata penghubung οὖν
yang
artinya “oleh karena itu” atau “jadi” kata penghubung ini berfungsi sebagai
inferensial (sebagai kesimpulan) atau ringkasan dari diskusi atau pembicaraan
sebelumnya. Dimana kalau kita baca Matius 24:14 Tuhan Yesus berbicara kepada
murid-murid, bahwa akan ada gereja yang terdiri dari banyak bangsa (non Yahudi)
akibat pemberitaan injil yang akan tetap eksis sampai kesudahan zaman, Dia
berkata: “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi
kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Di ayat 15
Tuhan Yesus berkata “Jadi apabila kamu melihat,” kata kamu disini menunjuk
pendengar yang sama dengan ayat 9-14 yang menunjuk kepada gereja yang tetap
hadir sampai akhir kesudahan zaman termasuk hadir di masa tribulasi. Dan masa
tribulasi ini bukan hanya berlaku bagi bangsa Yahudi yang percaya (tubuh
Kristus) tapi juga berlaku bagi gereja.
2) Sebagian pendukung
pre-tribulasi rapture berargumen bahwa injil Matius di tulis untuk orang Yahudi
oleh karena itu percakapan di bukit Zaitun bukanlah bagi gereja. Namun argumen
ini mengandung banyak kelemahan, diantaranya (a) Percakapan di bukit Zaitun
juga terdapat di dalam Markus dan Lukas, dimana kedua injil tersebut terutama
di tujukan bagi orang-orang non Yahudi (b) Injil Matius adalah satu-satunya
injil dari keempat injil yang di dalamnya terdapat kata “gereja” atau ekklēsia (Mat. 16:18; 18:17). Ini tentu
saja tidak berati bahwa injil yang lain tidak berlaku bagi gereja tapi disini
intinya adalah orang-orang yang berusaha memutuskan hubungan antara pengajaran
gereja dengan injil Matius harus melawan fakta alkitab itu sendiri (c) Dengan
logika teori pre-tribulasi rapture kita sebagai orang Kristen tidak perlu
melakukan perjamuan kudus karena perjamuan kudus di perintahkan di dalam injil
Matius 26:17–30 karena perjamuan kudus hanya bagi bangsa Israel bukan bagi
gereja. (d) Para pendukung teori pre-tribulasi rapture setuju bahwa amanat
agung juga bagi gereja, namun demikian ayat tersebut terdapat di dalam injil
Matius 28:19-20. Sebagai tambahan di dalam amanat agung Tuhan Yesus
memerintahkan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu.” Kenapa pengajaran di dalam percakapan bukit Zaitun harus di
kecualikan dari “segala sesuatu” yang harus di ajarkan? Interprestasi yang
selektif adalah sebuah tanda dari argumen yang gagal.
3) Sering pendukung
pre-tribulasi rapture menegaskan bahwa Matius 24 bukan untuk gereja dan dengan
demikian tidak berisi pengajaran tentang rapture namun di dalam mendukung
teorinya mereka tidak akan malu-malu mengutip ayat berikut ini untuk masalah
rapture: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
Ini adalah ayat dari Matius 24:36 yang merupakan bagian dari percakapan di
bukit Zaitun.
4) Dalam pengajaran
Paulus kepada gereja di Tesalonika, setidaknya-tidaknya dia menarik 25 paralel
dari percakapan di bukit Zaitun dalam Matius, yang menunjukkan percakapan
ditujukan untuk gereja
5) “Orang-orang
pilihan” di dalam Matius 24 mengacu kepada orang-orang percaya non-Yahudi dan
Yahudi (gereja). Dan para penulis perjanjian baru yang menulis ke gereja-gereja
lokal menjadikan ajaran Tuhan Yesus tentang parousia
sebagai referensinya dan menerapkan pengajarannya kepada masing-masing
gereja tersebut. Dan di dalam tulisan para bapa gereja mula-mula, mereka
mengaplikasikan percakapan di bukit Zaitun bagi gereja.[27]
Tidak seperti yang
dikatakan teori pre-tribulasi rapture bahwa kedatangan Tuhan tidak ada
tanda-tandanya, namun alkitab jelas menginformasikan kepada kita beberapa tanda
kedatangan Tuhan.
1) Injil akan
diberitakan kepada seluruh bangsa terlebih dahulu: “Tetapi Injil harus
diberitakan dahulu kepada semua bangsa” (Mat. 24:14; Mar. 13:10)
2) Akan ada masa
tribulasi terlebih dahulu: “Dan apabila kamu mendengar deru perang atau
kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi,
tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan
kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa
bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan.
Semua itu barulah permulaan penderitaan
menjelang zaman baru.” (Mar. 13:7-8; Mat. 24:15–22; Luk 21:20–24) “Sebab
pada masa itu akan terjadi siksaan
seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi
lagi. Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala
yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang
pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya.”(Mar.13:19-0)
3) Munculnya
nabi-nabi palsu yang mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat: “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi
palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat
dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.”(Mar.
13:22; Mat.24:23–24)
4) Tanda-tanda di
langit: “Tetapi pada masa itu, sesudah
siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan
bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan
goncang.” (Mar.13:24-25; Mat. 24:29–30; Luk 21:25–27)
5) antikristus akan
datang terlebih dahulu: Paulus memberitahukan kepada jemaat Tesalonika bahwa
hari Tuhan tidak akan tiba sebelum antikristus muncul terlebih dahulu (II Tes.
2:1-3).
Untuk mengatakan
tanda-tanda di Matius 24 adalah hanya untuk bangsa Israel dan bukan gereja
adalah sebuah asumsi yang tidak mempunyai dasar. Karena seperti telah dibahas
di atas bahwa tribulasi di Matius 24 juga berlaku bagi gereja. Dan doktrin
kesegeraan seperti yang di ajarkan pre-tribulasi rapture juga tidak diajarkan
kitab suci, dimana mereka mengajarkan jika ada peristiwa-peristiwa yang belum
di genapi harus terjadi sebelum rapture maka sikap berjaga-jaga itu tidak artinya.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perintah untuk berjaga-jaga untuk
kedatangan Kristus dan peringatan bahwa kedatangan-Nya tidak diketahui bisa
membuat kita harus menyimpulkan bahwa Dia bisa datang kapan saja. Sementara
banyak ayat di dalam alkitab seperti telah di tulis diatas yang jelas-jelas
menunjukkan ada tanda-tanda yang menyertai kedatangan-Nya.
Beberapa
argumentasi yang menolak pandangan pre-tribulasi rapture
Ada banyak teks di
alkitab yang menolak gagasan pre-tribulasi rapture, tapi penulis disini hanya
memberikan tiga argumen yang penulis anggap sebagai yang paling jelas,
sederhana dan tidak berbelat-belit sehingga orang yang baru belajar alkitab pun
dengan hati yang terbuka akan mengerti dengan baik.
A)
Tidak ada kebangkitan sebelum masa tribulasi berakhir
“Lalu aku melihat
takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan
kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan
karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang
tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup
kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa
seribu tahun. Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir
masa yang seribu tahun itu. Inilah
kebangkitan pertama” (Wah. 20:4-5). Seperti telah di bahas sebelumnya bahwa
pandangan pre-tribulasi rapture percaya adanya kebangkitan sebelum masa
tribulasi.[28]
Tapi kalau kita baca Wahyu 20:4-5 adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau
kita mengatakan bahwa akan ada kebangkitan sebelum adanya kebangkitan pertama.
Mereka yang menerima kebangkitan pertama disini adalah jelas-jelas mereka yang
telah melewati masa tribulasi dan tidak mengalami rapture karena mereka mati
menjadi martir. Mereka hidup di masa antikristus dimana mereka tidak menyembah
binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan
tangan mereka (Wah. 13:17; 14:9,11). Tidak ada seorangpun yang akan menafsirkan
bahwa ada kebangkitan sebelum kebangkitan pertama kecuali orang tersebut secara
sadar memaksa alkitab dan bersusah payah untuk menyingkirkan apa yang
sebenarnya alkitab katakan.
B)
Tidak ada suara sangkakala setelah sangkakala terakhir
“Sesungguhnya aku
menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita
semuanya akan diubah, dalam sekejap mata,
pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang
mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua
akan diubah.” (I Kor. 15:51-52). J.N Darby mengajarkan bahwa akan ada suara
nafiri setelah nafiri terakhir. Namun kalau kita baca teks di atas adalah ini
nafiri yang terakhir dan bagaimana mungkin ada sebuah suara nafiri setelah
suara nafiri yang terakhir? Dan nafiri terakhir ini terjadi setelah masa
tribulasi yang dikonfirmasi oleh penulis injil Matius “Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap
dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan
kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia
di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak
Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan
kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan
mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi,
dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” (Mat. 24:29-31). Suara
sangkakala akan terdengar setelah masa siksaan atau masa tribulasi.
C)
Andaikan Paulus seorang pendukung teori pre-tribulasi rapture
“Tentang kedatangan
Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu,
saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham
roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun
juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah
datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang
harus binasa, Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak
akan mati semuanya, tetapi kita semuanya. (2 Tes 2:1-3) Orang-orang kudus di
Tesalonika tergoncang dan khawatir berpikir bahwa hari Tuhan telah tiba.
Sekarang pertanyaan yang timbul : jika kemudian orang-orang di Tesalonika
begitu gelisah dan tergoncang karena berpikir hari Tuhan telah tiba, kenapa
Paulus tidak berkata seperti ini saja, “kamu tahu hari Tuhan belum tiba karena
kamu masih disini dan aku masih disini dan pengangkatan belum terjadi?” kenapa
dia berkata dalam ayat 3 “kamu tahu hari Tuhan belum tiba karena haruslah
datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka” Semua yang
memiliki pandangan pre-tribulasi percaya bahwa manusia durhaka akan dinyatakan
setelah pengangkatan, sewaktu kesengsaraan besar. Faktanya, para pendukung
teori pre-tribulasi rapture mengatakan menurut ayat 6-7 penahan, yang menahan
dinyatakannya manusia durhaka adalah Roh Kudus di dalam gereja, jadi saat
gereja diangkat dari dunia ini, manusia durhaka akan dinyatakan. Dengan kata
lain, mereka mengatakan gereja tidak akan ada di dunia ini saat manusia durhaka
dinyatakan. Orang-orang kristen di Tesalonika tidak akan melihat munculnya
manusia durhaka menurut pengajaran pre-tribulasi. Lalu mengapa Paulus mencoba
meyakinkan mereka bahwa hari Tuhan belum tiba dengan memberikan alasan bahwa
manusia durhaka belum dinyatakan, padahal manusia durhaka itu bagaimanapun
tidak akan pernah mereka lihat? Jika Paulus percaya pandangan pengangkatan
pre-tribulasi, apa yang harus dia katakan adalah: hari Tuhan belum dapat tiba
karena kita semua masih ada disini. Sebaliknya dia mengatakan dengan tepat apa
yang anda harapkan jika dia percaya pada satu-satunya kedatangan Tuhan dan
post-tribulasi. Dia mengatakan hari Tuhan belum tiba karena belum datangnya
murtad dan manusia durhaka yang muncul sewaktu kesengsaraan belum nampak kepada
kita. Dan kemudian Paulus terus menjelaskan kepada mereka sebuah deskripsi
tentang manusia durhaka di dalam ayat 4-9. Dan asumsi yang paling alamiah kenapa
Paulus menjelaskan ini karena dia ingin orang-orang-orang kristen mampu
mengidentifikasi manusia durhaka ini saat dia muncul. Paulus mempunyai sebuah
ekspektasi orang-orang kristen akan hidup didalam masa antikristus atau masa
tribulasi. Maksud Paulus menulis bagian ini adalah bukan supaya orang-orang
kristen pergi ke surga sebelum manusia durhaka dinyatakan, tapi agar
orang-orang kristen harus mengidentifikasi manusia durhaka ini saat dia muncul.
Dan seperti yang pernah dikatakan Thomas Merton bahwa tujuan eskatologi dalam
kekristenan “bukanlah sebuah undangan untuk melarikan diri ke sebuah sorga yang
private: Eskatologi adalah sebuah panggilan untuk mentransfigurasi dunia yang
jahat dan terluka ini.” Ada sebuah tujuan Tuhan kenapa gereja ada di dalam masa
tribulasi.
Bapa-bapa
gereja percaya pre-tribulasi rapture atau post-tribulasi rapture?
Pendapat bapa-bapa
gereja bukanlah otoritas akhir untuk menentukan apakah rapture sebelum atau
sesudah tribulasi, otoritas akhir bagi iman kristen adalah firman Allah yang
tertulis yaitu alkitab. Walaupun demikian adalah sulit untuk berpikir bahwa
Allah telah membiarkan umat-Nya lalai dalam sebuah kebenaran penting selama
sembilan belas abad hingga akhirnya muncul teori pre-tribulasi rapture tahun
1830an. Untuk itu adalah hal bijak bagi kita untuk mengetahui apa yang
dipercaya bapa-bapa gereja mengenai hal ini.
George Ladd di
bukunya “The Blessed Hope” dalam bab The Historic Hope Of The Church mengutip
pendapat-pendapat bapa-bapa gereja sampai sembilan halaman. Mulai dari bapa
gereja mula-mula seperti Justyn Martyr, Irenaeus, Tertullian, Lactantius,
Hippolytus dan juga dari literatur-literatur kuno seperti Didache, Surat
Barnabas dan gembala Hermas. Dari data yang didapat semua bapa-bapa gereja di
atas dan juga literatur-literatur tersebut tidak ada yang mendukung posisi
pre-tribulasi rapture, mereka semua percaya akan mengalami masa tribulasi,
mereka bisa dibilang pendukung pre-mill historis yang percaya gereja mengalami
rapture setelah masa tribulasi.
Dari bapa-bapa gereja
mula-mula sebelum abad ke empat mungkin hanya Augustine yang tidak percaya
adanya pre-mill, dan oleh karena dialah akhirnya kaum reformasi dan puritan
cenderung menjadi penganut a-mill atau post-mill. Setelah tahun 1800an
pandangan pre-mill mulai muncul lagi terutama dengan teori baru pre-mill
tribulasi rapture yang di pelopori J.N Darby dari Plymouth Brethren, namun
tidak sedikit yang menentang pandangan tersebut dari kalangan mereka sendiri
seperti S.P Tregelles, Benjamin Newton dan George Mueller, Ketiga orang ini
adalah penganut pre-mill Historis. Pengkhotbah terkenal Charles Spurgeon juga
adalah seorang pre-mill historis. Di kalangan injil sekarang mulai banyak
teolog injili yang terkemuka juga menganut pandangan pre-mill historis,
beberapa di antaranya adalah John Piper, Wayne Grudem dan Craig L. Blomberg.
Bahaya-bahaya
dari pre-tribulasi rapture
Ada beberapa bahaya
dari doktrin pre-tribulasi rapture ini, beberapa ini adalah di antaranya:
A). Orang kristen
tidak siap menghadapi penganiayaan
Ajaran pre-tribulasi
rapture mengatakan bahwa orang kristen tidak akan menghadapi masa tribulasi
walaupun alkitab dengan jelas mengatakan demikian dan Tuhan Yesus sendiri telah
menjanjikan penderitaan bagi pengikut-Nya. Akibatnya banyak orang kristen tidak
akan siap sewaktu menghadapi penganiayaan yang akan terjadi.[29] Contoh nyata dari hal ini
pernah Contoh nyata dari hal ini pernah terjadi di China beberapa puluh tahun
lalu, dimana banyak orang kristen murtad karena tidak siap menderita. Seperti
apa yang pernah disampaikan seorang Bishop di China kepada Corrie Ten Boom
“Kita telah gagal. Seharusnya kita membuat umat untuk kuat menghadapi
penganiayaan daripada mengatakan kepada mereka kalau Yesus akan datang terlebih
dahulu. Untuk mengatakan kepada mereka untuk tetap kuat di waktu penganiayaan,
bagaimana untuk tetap teguh saat penganiayaan tiba – untuk tetap berdiri dan
tidak menjadi lemah”[30]
Ada dua extreme
pandangan teologi dalam kaitan antara Israel dan gereja. Yang pertama adalah
“replacement theology” Hal ini terjadi karena banyak misionaris barat yang ke
China mengatakan bahwa orang-orang kristen tidak akan mengalami aniaya, mereka
akan mengalami pengangkatan. Tapi setelah timbul revolusi kebudayaan dan Mao
berkuasa, orang-orang kristen mengalami penganiayaan yang hebat dan banyak
mereka yang murtad karena tidak siap menghadapi penganiayaan, mereka tidak siap
menghadapinya karena mereka diajarkan tidak mengalami penganiayaan.
Penganiayaan yang dilakukan Mao pastilah lebih ringan dari penganiayaan yang
akan dilakukan antikristus nanti. Kalau gereja tidak mempersiapkan orang-orang
kristen untuk menderita menghadapi masa tribulasi sudah dapat dipastikan yang
murtad akan lebih banyak dari zaman penganiayaan Mao. Dan yang cukup
mengherankannya juga bagi penulis kenapa doktrin ini tidak di ajarkan di
negara-negara di mana orang-orang kristen mengalami penganiayaan hebat seperti
di timur tengah, beranikah para pengajar doktrin ini berkhotbah kepada
orang-orang kristen yang sedang terancam akan di bunuh oleh ISIS bahwa mereka
akan mengalami rapture? Tentu saja tidak, tapi doktrin ini akan laku di tengah
orang-orang kristen hidupnya relatif aman dan nyaman.
B). Gereja gagal
melihat tujuan Tuhan di masa kesusahan Yakub
Ada dua extreme
pandangan teologi dalam kaitan antara Israel dan gereja. Yang pertama adalah
“replacement theology”[31] yang menganggap gereja
adalah sebagai pengganti Israel, kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan
Reformed, tapi belakangan ini semakin banyak pengikutnya dari luar Reformed
terutama setelah pengaruh dari N.T Wright dengan pemikirannya “perspektif baru
tentang Paulus.” Pandangan extreme yang kedua adalah “dispensasionalisme”, yang
menganggap Israel dan gereja adalah dua entitas yang sama sekali berbeda dan
Allah mempunyai program berbeda bagi mereka. Dua pandangan ini menurut penulis
gagal melihat tujuan Tuhan di masa Yakub, mereka yang percaya pandangan
replacement theology tidak akan mempunyai antisipasi mengenai apa yang akan terjadi
dengan Israel di waktu kesusahan Yakub karena mereka menganggap diri mereka
adalah Israel itu sendiri. Sementara itu dispensasionalisme juga gagal, karena
mereka berpendapat gereja sudah diangkat pada masa ini, masa ini khusus hanya
bagi bangsa Israel dan tidak ada hubungannya dengan gereja. Sungguh mengerikan,
karena kalau gereja akan diangkat sebelum masa ini maka Israel akan benar-benar
mengalami kegelapan dan kebutaan secara sempurna.[32] Topik tentang Israel
adalah topik yang sangat penting karena erat kaitannya dengan kedatangan Tuhan.
Kapan Tuhan akan datang? Tuhan Yesus akan datang kalau Israel berbalik kepada
Mesias mereka. Hal inilah yang paling ditakutkan iblis yaitu saat Israel
berbalik kepada Allah. Karena saat Israel berbalik kepada Allah mereka akan
“selesai” memerintah dunia ini melalui orang-orang atau institusi dunia yang
mereka tunggangi. Itulah sebabnya di sepanjang sejarah dari yang ada di alkitab
atau sejarah dunia ini selalu terjadi upaya pemusnahan orang-orang Israel,
seperti yang dilakukan Firaun, Haman, Hitler.[33] Karena saat Israel
musnah, Allah tidak akan datang ke dunia ini dan iblis akan terus berkuasa atas
dunia ini. Walaupun ada begitu banyak upaya pemusnahan terhadap orang Yahudi
tapi Allah tetap membuat mereka survive, karena Allah menjaga perjanjian-Nya
terhadap bangsa Yahudi bukan karena mereka layak. Allah memilih bangsa Israel,
supaya Allah dapat menunjukan kepada bangsa-bangsa bahwa Allah dapat
mengubahkan bangsa yang paling keras tengkuk sekalipun. Semua karena perjanjian
dan pilihan Allah, semua karena anugerah supaya seorangpun tidak dapat bermegah
di hadapan Allah. Kapan Israel akan berbalik kepada Allah? alkitab memberikan
informasi dan berbagai nubuatan baik di perjanjian lama atau perjanjian baru
tentang hal ini. Mereka akan berbalik kepada Allah pada waktu mereka diserakkan
kepada padang gurun (Wah. 12:6, Amos 9:9), mereka kembali kepada Mesias mereka
pada saat mereka cemburu melihat kemuliaan Allah pada bangsa-bangsa bukan
Yahudi (Rom 11:14) di padang gurun bangsa-bangsa dimana Allah menjumpai dan
berperkara dengan mereka muka dengan muka (Yeh. 20:35) ini adalah pada waktu
masa kesusahan bagi Yakub (Yer. 30:7) suatu masa kesusahan dan penderitaan yang
akan dialami oleh bangsa Israel atau orang-orang Yahudi di masa yang akan
datang, dimana Allah akan berurusan dengan bangsa Yakub ini agar akhirnya
mereka menjadi Israel sejati kepunyaan Allah. Bukan hanya Yakub di negara
Israel sekarang yang akan mengalami kesusahan dan penderitaan itu, tapi setiap
Yakub dimanapun dia di temukan di dunia ini karena Allah akan mengiraikan
bangsa Israel diantara segala bangsa (Amos. 9:9), masa ini juga suka di sebut
masa antikris. Dimasa inilah gereja di panggil untuk memberikan kepada Israel
sebuah kesaksian akhir tentang salib – perwujudan kasih Bapa paling nyata bagi
umat-Nya. Hal ini hanya bisa dilakukan saat kita mengindentifikasi diri kita
dengan mereka dan mengorbankan hidup kita bagi mereka.[34] Sama seperti Kristus pada
waktu di dunia ini mengindentifikasikan Diri-Nya dengan orang-orang berdosa.
Disaat inilah gereja akan mengalami kedewasaan penuh yang menyatakan pelbagai
macam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga.
Di sinilah gereja akan seperti Kristus mengalahkan kejahatan dan penganiayaan
dengan salib, dengan kemurahan, dengan anugerah, dengan pengampunan (berkorban
atau mati demi menyelamatkan mereka, mungkin seperti Corrie Ten Boom) kepada mereka
yang mungkin (bangsa Yahudi) yang tidak berterima kasih. Disaat itulah gereja
akan menjadi seperti Kristus, mulia sekali kalau kita bisa melihat hal ini dari
perspektif yang lebih luas (Kosmik). Peristiwa Holocaust zaman Hitler adalah
semacam prophetic warning bagi gereja, dimana hampir semua gereja-gereja di
Jerman gagal melihat ini, dan hanya ada sedikit orang seperti Dietrich
Bonhoeffer yang mampu melihat apa yang terjadi. Untuk itulah gereja harus
mempersiapkan diri untuk memasuki waktu kesusahan bagi Yakub agar ketika hari
itu tiba gereja sudah siap.[35]
Kesimpulan
Dari apa yang telah
dibahas di atas dapat dikatakan bahwa teori-pre-tribulasi rapture tidak
mempunyai fondasi alkitab yang baik karena teori ini hanya menggunakan
ayat-ayat alkitab yang sebenarnya tidak menjelaskan kapan terjadinya rapture
lalu memakai ayat tersebut untuk menjelaskan bahwa ayat tersebut mengajarkan
rapture dengan teori mereka sendiri. Dan pada kenyataannya memang tidak ada
satu ayatpun di dalam alkitab baik di perjanjian lama dan perjanjian baru yang
menjelaskan kalau rapture akan terjadi sebelum masa tribulasi. Selain itu para
pendukung teori ini juga tidak konsisten dengan metode interprestasi literal
mereka, karena mereka juga suka menggunakan metode interprestasi non-literal
untuk mendukung teori mereka.
Teori pre-tribulasi
rapture ini juga laku ketika orang-orang kristen hidup dalam situasi yang
relatif aman dan nyaman. Tapi ketika orang kristen hidup dalam penganiayaan
doktrin ini tidak akan laku, oleh karenanya tidak ada dari antara bapa-bapa
gereja yang hidup dalam masa penganiayaan sebelum abad ke empat yang percaya adanya
pre-tribulasi rapture, mereka semua percaya akan mengalami masa tribulasi. Dan
juga teori ini tidak akan laku sekarang di negara-negara dimana orang-orang
kristen mengalami penganiayaan yang intens seperti di Timur Tengah yang sedang
menghadapi ancaman penganiayaan dari ISIS. Teori ini akan laku di negara-negara
dimana orang-orang kristen hidup aman dan nyaman seperti di Amerika dimana
menjadi kristen bukanlah sebuah kejahatan. Dapat dikatakan demikian pula untuk
di Indonesia dimana penganiayaan terhadap orang kristen tidaklah intens.
Pengajaran teori
pre-tribulasi rapture ini juga akan membuat orang-orang kristen akan tidak siap
menghadapi penganiayaan yang akan dihadapi. Seperti yang pernah dikatakan
Corrie Ten Boom “kegagalan terbesar gereja adalah kegagalan untuk mempersiapkan
orang-orang kristen untuk menderita”. Untuk itulah kita harus belajar dari
kegagalan tersebut dengan mempersiapkan orang-orang kristen untuk menderita.
Dan juga mempersiapkan orang-orang kristen untuk memasuki masa kesusahan Yakub
dimana gereja akan menjadi agen Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel dari
kebutaan mereka yang membuat mereka melihat kemuliaan Allah mereka di dalam
kehidupan orang-orang kristen.
Referensi
1. Millard J.
Erickson, Pandangan Kontemporer Dalam Eskatologi: Sebuah Studi Tentang
Millenium, (Malang: Literatur SAAT, 2009)
2. Ben Witherington
III, The problem with evangelical theology : testing the exegetical
foundations of Calvinism, dispensationalism, and Wesleyanism (Waco, Texas:
Baylor University Press, 2005)
3. Craig L. Blomberg
and Sung Wook Chung, A Case For Historic Premillennialism : An Alternative
to “Left Behind” Eschatology (Grand Rapid, Michigan: Baker Academic, 2009)
4. J. Dwight
Pentecost, Things to Come: A Study in Biblical Eschatology, (Grand
Rapids, Michigan: Zondervan, 1965)
5. George Ladd, The
Blessed Hope: A Biblical Study of the Second Advent and the Rapture (Eerdmans,
1955)
6. Leon Morris, 1
and 2 Thessalonians : An Introduction And Commentary - Tyndale New Testament
Commentaries, (Nottingham: Inter-Varsity Press, 2009)
7. Craig S. Keener, The
NIV Application Commentary: Revelation, (Grand Rapids, Michigan: Zondervan,
2000)
8. Robert H. Mounce, The
Book of Revelation - The new international commentary on the New Testament,
(Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1988)
9. Leon Morris, Revelation
an Introduction and Commentary - Tyndale New Testament Commentaries,
(Nottingham: Inter-Varsity Press, 2009)
10. Wayne Grudem, Systematic
Theology : An Introduction To Biblical Doctrine, (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan, 2000)
11. George Ladd, Teologi
Perjanjian Baru Jilid II, (Bandung: Kalam Hidup, 2014),
12. S. P. Tregelles, Remarks
on the Prophetic Visions in the Book of Daniel, (London: I. K. Campbell,
1847)
13. S. P. Tregelles, The
Hope of Christ's Second Coming: How Is It Taught In Scripture? And Why, (Whitstable
Litho Ltd, 1886)
14. Gleason L. Archer
et al, Three Views on the Rapture: Pre-, Mid-, or Post-tribulation,
(Grand Rapids: Zondervan, 1996)
15. Joel Richardson, When
a Jew rules the world : what the Bible really says about Israel in the plan of
God, (Washington, D.C: WND Books, 2015),
16. Internet
[1]
Ben
Witherington III, The problem with
evangelical theology : testing the exegetical foundations of Calvinism,
dispensationalism, and Wesleyanism (Waco, Texas: Baylor University Press,
2005), 94 Millard Erickson di dalam bukunya menulis Darby menganggap apa yang
didengarnya ini (pre-tribulasi rapture) sebagai suara Roh Kudus dan menerimanya
sebagai doktrin. Lihat Millard J. Erickson, Pandangan
Kontemporer Dalam Eskatologi: Sebuah Studi Tentang Millenium, (Malang:
Literatur SAAT, 2009), 169
[2] Craig
L. Blomberg and Sung Wook Chung, A Case
For Historic Premillennialism : An Alternative to “Left Behind” Eschatology,
(Grand Rapid, Michigan: Baker Academic, 2009), e-book edition. Semua pengikut
dispensasionalisme adalah pengikut pre-tribulasi rapture, tidak semua pengikut
pre-tribulasi rapture adalah pengikut dispensasionalisme. Lihat Millard J.
Erickson, Pandangan Kontemporer Dalam
Eskatologi: Sebuah Studi Tentang Millenium, (Malang: Literatur SAAT, 2009),
137
[3] Millard
J. Erickson, Pandangan Kontemporer Dalam
Eskatologi: Sebuah Studi Tentang Millenium, (Malang: Literatur SAAT, 2009),
169
[4] Ben
Witherington III, The problem with
evangelical theology, 96
[5] Video
ini adalah salah satu contohnya: Penglihatan tentang Sorga, Rapture, Tribulasi
https://www.youtube.com/watch?v=UJRxBIGrsuY
; di akses tanggal 28 April 2016 Penulis sendiri mempunyai teman seorang
misionaris yang melayani di pedalaman, yang beberapa tahun lalu mendapatkan
penglihatan tentang akhir zaman, tapi di dalam penglihatan yang diterimanya
orang-orang kristen akan di aniaya, bahkan banyak pendeta yang menyangkal
Kristus.
[6] Salah
satu contohnya adalah Sam Storms seorang teolog Reformed yang mendapatkan gelar
Master Theology dari Dallas Theological Seminary yang diajar langsung oleh J.
Dwight Pentecost, Charles Ryrie dan John Walvoord, dimana akhirnya dia beralih
kepada a-mill setelah membaca bukunya George Ladd “The Presence Of The Future”,
walaupun George Ladd sendiri sebenarnya adalah seorang pre-mill historis.
Why I
Changed My Mind About the Millennium – Sam Storms
https://www.thegospelcoalition.org/article/why-i-changed-my-mind-about-the-millennium
; di akses tanggal 26 April 2016
[7] Ibid,
94
[8] Amillennialism
by Anthony Hoekema
https://www.monergism.com/amillennialism-anthony-hoekema
; di akses tanggal 27 April 2016
[9] Rapture
and Resurrection By Rev. Greg L. Bahnsen
http://www.cmfnow.com/articles/pt025.htm
; di akses tanggal 27 April 2016
[10] The
Rapture: What’s the Catholic Position? - Robert H. Brom
http://www.catholic.com/tracts/the-rapture
; di akses tanggal 28 April 2016
[11] Tentu
saja juga ada perdebatan selain mengenai kapan rapture terjadi, misalnya saja
apa definisi rapture itu sendiri. Ada sebagian penganut pandangan post-mill
biasanya menyamakan rapture dengan kebangkitan orang percaya dari antara orang
mati.
[12] J.
Dwight Pentecost, Things to Come: A Study
in Biblical Eschatology, (Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1965) Epub
Edition © March 2010
[13] J. Dwight Pentecost, Things to Come
[14] George Ladd, The Blessed Hope: A Biblical Study of the Second Advent and the Rapture
(Eerdmans, 1955), e-book edition
[15] Leon Morris, 1 and 2 Thessalonians : An Introduction And Commentary - Tyndale
New Testament Commentaries, (Nottingham: Inter-Varsity Press, 2009), e-book
edition.
[16] J. Dwight Pentecost, Things to Come
[17] LAI menerjemahkan kata thumos (murka) dengan
geram, hampir semua alkitab terjemahan bahasa Inggris menggunakan kata “wrath”
atau murka.
[18] Ibid
[19] Craig S. Keener, The NIV Application Commentary: Revelation, (Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 2000), Epub Edition © December 2009
[20] Robert H. Mounce, The Book of Revelation - The new international commentary on the New
Testament, (Grand Rapids, Michigan: Eerdmans, 1988), Mobi Edition
[21] Leon
Morris, Revelation an Introduction and
Commentary - Tyndale New Testament Commentaries
[22] Wayne
Grudem, Systematic Theology : An
Introduction To Biblical Doctrine, (Grand Rapids, Michigan: Zondervan,
2000), e-book Edition
[23] John Walvoord sendiri sebagai salah satu
pembela terbaik teori ini mengakui kedatangan Kristus sebelum masa sengsara
(tribulasi) bagi gereja, tidak secara tegas diajarkan dalam kitab suci. Lihat
J. Walvoord, The Rapture Question,
(1957), 148. Namun sisipan mengenai pernyataannya tersebut yang muncul dalam
cetakan pertama dari buku ini kemudian dihilangkan dalam cetakan-cetakan
berikutnya.
[24] Biasanya para pendukung pre-tribulasi rapture
yang menyanggah bahwa ekspresi dalam bahasa Yunaninya tidak berarti “saat Tuhan
Yesus dinyatakan” tapi “di dalam pewahyuan Tuan Yesus”. George Ladd membantah
argumen mereka dengan sangat baik di dalam bukunya The Blessed Hope: A Biblical Study of the Second Advent and the Rapture
(Eerdmans, 1955).
[25] George Ladd, Teologi Perjanjian Baru Jilid II, (Bandung: Kalam Hidup, 2014),
351- 352
[26] Perhaps Today: The Imminent Coming of Christ
by Thomas Ice
http://www.according2prophecy.org/perhaps.html
; di akses tanggal 3 Mei 2016
[27] Lihat Charles Cooper,
God’s Elect and the Great Tribulation: An
Interpretation of Matthew 24:1–31 and Daniel 9, chs. 1–4.
[28] Kebangkitan disini tidak menyangkut soal orang
kudus bangkit dari kubur di dalam Matius 27:52-53. Ada beberapa bible scholar
seperti Michael Licona yang berpendapat bahwa orang kudus yang bangkit ini
bukanlah bersifat historis tapi merupakan simbol-simbol apokaliptik berdasarkan
Greco-Roma literature.
When
the Saints Go Marching In (Matthew 27:52-53): Historicity, Apocalyptic Symbol,
and Biblical Inerrancy – Michael Licona
http://www.risenjesus.com/wp-content/uploads/2011-eps-saints-paper.pdf
[29] Tahun 2015 merupakan tahun paling buruk bagi
penganiayaan kristen di seluruh dunia di era modern ini. Christianity Today
melaporkan penganiayaan semakin meningkat di setiap benua, lebih dari 7,000
orang kristen mati karena iman mereka dalam tahun 2015. Dan tentu saja
penganiayaan akan terus meningkat menjelang kedatangan Kristus yang kedua kali.
North
Korea Gets Competition: The Top 50 Countries Where It's Now Hardest To Be a
Christian
http://www.christianitytoday.com/gleanings/2016/january/top-50-countries-hardest-christian-world-watch-list-2016.html
[30] Corrie Ten Boom And The Rapture - (This is
from a letter Corrie wrote in 1974)
http://endtimepilgrim.org/corrie.htm
[31] Belakangan ini pendukung teori ini lebih suka
teorinya di sebut dengan istilah “inclusion theology” or “fulfillment
theology.”
[32] S. P. Tregelles, Remarks on the Prophetic Visions in the Book of Daniel, (London: I.
K. Campbell, 1847), 86
[33] Bukan hanya orang-orang bukan umat Allah yang
membenci orang Yahudi bahkan orang-orang kristen pun di sepanjang sejarah gereja
sering menunjukkan kebencian kepada orang-orang Yahudi. Dari antara mereka yang
paling terkenal mungkin adalah Martin Luther dengan bukunya “The Jews and Their
Lies” yang menginspirasi Hitler dan John Chrysostom “Homilies against the Jews”
[34] Joel Richardson, When a Jew rules the world : what the Bible really says about Israel in
the plan of God, (Washington, D.C: WND Books, 2015), E-book Edition
[35] Arthur “Art” Katz (1929-2007) seorang kristen
berkebangsaan Yahudi yang di akhir hidupnya banyak membahas bagaimana
mempersiapkan gereja memasuki masa kesusahan Yakub. Banyak khotbahnya yang
dapat dilihat di youtube atau di download di www.sermonindex.net. Dia juga
menulis beberapa buku yang berhubungan hal itu seperti “The Mystery of Israel
and the Church” dan “Israel and the Time of Jacob's Trouble”
Comments
Dua pertanyaan yg kritis:
1. Siapakah yg disiksa/dianiaya & menjadi musuh Anti Kristus di masa Tribulasi jika Gereja sdh diangkat Tuhan??
Gereja yg tertinggal?
Dapatkah gereja yang tidak diangkat dicap sebagai musuh dari Anti Kristus?
krn Anti Kristus juga dapat diartikan Menolak Kristus, Menolak Pemberitaan / Pengajaran Kristus, Menolak Pengikut2 Kristus.
Jika tidak ada lagi pengikut2 Kristus yg memberitakan ttg Injil Kristus?? Maka hadirnya Anti Kristus akan menjadi sia2....
Bayangkan... Seandainya PENGANGKATAN DETIK INI PENGANGKATAN GEREJA, apa yg bangsa2 di dunia lakukan? minimal Amerika dan PBB bereaksi, mungkin bersiap2 diri untuk kemunculan Anti Kristus? entah mempersiapkan perang dgn Anti Kristus atau sebaliknya, atau mempersiapkan diri menghadapi "Bencana Alam" yg besar dan Kesusahan Besar??
Asumsi saya adalah Bangsa2 Dunia PASTI BERJALAN sperti biasa saja... menurut mereka justru mengurangi POPULASI Manusia.
Jadi.....dimana peran Anti Kristus?? Aneh kan???
2. Apakah Yesus datang dua (2) Kali? yg pertama diam2 diawan2, kemudian yang kedua nampak dilangit dgn tentara sorga dan kemuliaan-Nya?
Saya TIDAK MENEMUKAN Yesus sendiri berkata "Kedatangan Anak Manusia yang pertama akan mengangkat kamu diawan dan kedatangan Anak Manusia yang kedua kalinya brsama2 dgn bala tentara Sorga di dalam kemuliaan-Nya".
Yang saya temukan adalah firman Yesus Kristus yang MEMILUKAN... yaitu "Apabila Anak Manusia datang kembali, Adakah IMAN di Bumi???". Tidak disebutkan datang di dalam awan2 secara sembunyi2....
Ada apa dengan firman Yesus tersebut? Jika Pre Tribulasi, maka KONTRADIKSI sekali dengan firman Yesus sendiri.
Jelas dan TEGAS Yesus berfirman "Kamu akan menderita oleh karena nama-Ku, kamu akan dibunuh dan disiksa oleh karena nama-Ku".
Para Rasul dan Para Martir mereka MENERIMA dan SIAP di dalam penderitaan aniaya dan pembunuhan, oleh karena Iman mereka kepada Yesus Kristus.
Mereka semua MENGAMBIL BAGIAN dalam PENDERITAAN oleh karena Imannya... tercatat dibeberapa ayat Alkitab PB.
(Kolose 1:24)
24. Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
(1Petrus 4:16)
16. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Dan masih banyak lagi....
Sangat disayangkan "Ilah PENYESATAN" di Jaman ini... maunya terima Hidup Kekal, Kesembuhan, Mujizat tapi TIDAK BERANI MENGAMBIL BAGIAN PENDERITAAN sama seperti Kristus Yesus yg membawa Kesempurnaan dalam Iman.
Tuhan Yesus Memberkati...
Seperti yang telah di sampaikan dalam tulisan di atas doktrin pre-trib rapture ini adalah doktrin baru muncul tahun 1800an. Doktrin eskatologi yang di pegang gereja mula-mula adalah pre-mill historis / klasik. Yang percaya adanya post-tribulasi.
Buku ini sangat bagus di dalam membahas kesalahan pre-trib rapture:
The Blessed Hope: A Biblical Study of the Second Advent and the Rapture - George Ladd (Epub & Mobi)
http://en.bookfi.net/book/2253168
Coba baca pak kalau ada waktu. Tuhan memberkati.
- Mengapa Gereja?
- Agama lain gimana?
- Apakah Tuhan membeda2kan agama?
- Apakah di alam sana ada agama?
- Bagaimana jika rapture tidak akan pernah terjadi?
- Bagaimana jika Yesus tidak akan kembali ke dunia, karna menurut saya, mengapa juga Dia harus kembali ke dunia untuk membereskan kekacauan yang dibuat oleh manusia?