Mati adalah keuntungan ? - David Wilkerson
Paulus
mengatakannya : ‘’mati adalah menguntungkan’’! (Filipi. 1:21).perkataan seperti
itu sangat asing bagi perbendaharaan rohani moderen kita. Kita telah menjadi
para penyembah kehidupan, sehingga kita hanya memiliki sedikit sekali hasrat
untuk pergi dari dunia ini untuk berada bersama Tuhan.
Paulus
berkata, ‘’aku didesak dari dua pihak : aku ingin pergi dan diam bersama-sama
dengan Kristus-itu memang jauh lebih baik’’(Filipi 1:23).tetapi, untuk
mengajarkan orang-orang- yang telah bertobat, dia berpikir lebih baik tinggal
didalam cangkang’’ atau seperti yang dikatakannya,’’hidup didunia ini’’(ayat
22)
Apakah
Paulus sedang berduka ? apakah dia memiliki keinginan yang tidak sehat dengan
kematian ? apakah Paulus menunjukan kurangnya rasa hormat atas hidup yang
dikaruniakan Allah kepadanya ? tentu tidak! Paulus menjalankan hidup dengan
sangat baik. Baginya hidup adalah suatu karunia, dan dia telah menggunakannya
dengan sangat baik untuk memerangi peperangan yang baik pula. Dia telah
mengatasi rasa takut terhadap “sengat maut” dan sekarang dapat berkata, ‘’lebih
baik mati dan bersama-sama dengan Tuhan daripada tetap tinggal di dunia ini.’’
Betapa
berbedanya dengan orang kristen mula-mula! Paulus banyak berbicara tentang
kematian. nyatanya, kebangkitan kita dari kematian disebut dalam perjanjian
baru sebagai “pengharapan” kita. Tetapi sekarang ini, kematian dianggap sebagai
suatu pengacau yang melepaskan kita dari kehidupan yang baik yang telah kita
jalani selama ini. Kita telah mengacaukan hidup kita dengan hal-hal materi;
kita terikat dengan materialisme. Kita tidak lagi dapat berpikir untuk
meninggalkan rumah kita yang indah, benda-benda kesayangan kita, pasangan kita
yang memikat. Nampaknya kita berpikir, ’mati di saat sekarang adalah kerugian
yang besar. Aku mengasihi Tuhan, tetapi aku memerlukan waktu untuk menikmati
rumahku. Aku baru menikah, aku belum lagi membuktikan kejantananku, aku butuh
waktu lebih lama lagi.
Apakah
anda sempat memperhatikan betapa jarangnya pada zaman sekarang, pembicaraan
tentang surga atau meninggalkan dunia tua ini dibelakang? Malah, kita
dibombardir dengan pesan-pesan bagaimana menggunakan iman kita untuk
mendapatkan lebih banyak hal. ’’kebangunan berikutnya,’’ kata seorang guru
terkenal,’’ adalah kebangunan finansial. Allah akan mencurahkan berkat
finansial-Nya kepada semua orang percaya.’’
Sungguh
suatu konsep yang mengejutkan tentang tujuan kekal Allah! Tidak heran begitu
banyak orang kristen takut akan kematian. Kebenarannya adalah, kita sangat
tidak memahami panggilan Kristus untuk meninggalkan dunia dan semua
kekacauannya. Dia memanggil kita untuk datang dan meninggal, untuk meninggal
tanpa bangunan memorial bagi diri kita, untuk meninggal tanpa kecemasan
bagaimana seharusnya kita dikenang. Yesus tidak meninggalkan otobiografi,
markas besar, universitas ataupun sekolah alkitab. Dia tidak meninggalkan
apapun untuk mengenang-Nya selain roti dan anggur.
Apakah
pengungkapan iman yang terbesar, dan bagaimana iman itu digunakan? anda akan
menemukannya dalam kitab Ibrani :’’dalam iman mereka semua ini telah mati…yang
mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang dibumi ini. Tetapi
sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu tanah air sorgawi.
Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan
sebuah kota bagi mereka. (Ibr.11 : 13, 16)
Mereka
yang meninggal dalam Tuhan adalah para pemenang ; kita yang tertinggal adalah
para pecundang. Sungguh tragis karena umat Allah masih memandang mereka yang
telah pergi sebagai pecundang--jiwa-jiwa yang malang dan sedih, yang telah
diperdaya oleh hidup ini. Oh! tetapi bila mata dan telinga rohani kita dapat
dibukakan untuk sejenak, maka kita akan melihat mereka yang kita kasihi berada
di sisi Allah Sang Penguasa jagat raya, sedang berjalan dalam sungai kehidupan
kekal dari kristal murni, dan mencoba untuk berteriak pada kita, ’’aku menang!
aku menang! akhirnya aku bebas! Cepatlah, manusia yang masih ada dibumi tidak
ada yang perlu ditakutkan. Kematian tidak menyengat.” Memang benar : lebih baik
pergi dan bersama-sama dengan Tuhan
Kematian
bukanlah kesembuhan akhir; melainkan kebangkitan! Kematian adalah jalan, dan
kadang-kadang jalan itu bisa saja mengakibatkan penderitaan, bahkan siksaan.
Saya telah banyak melihat banyak orang-orang pilihan Allah yang meninggal dalam
penderitaan yang amat sangat. Tetapi Paulus menjawab itu dengan sangat baik,
‘’bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan pada kita’’(Rom. 8:18). Tidak peduli betapa
besarnya penderitaan yang dialami tubuh ini, tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang tak terkatakan yang menantikan mereka yang tabah dalam
perjalanannya.
Comments