Origenes Yang "Kebablasan"

Mungkin banyak sudah pernah mendengar nama Origenes. Ya, Origenes adalah seorang bapa gereja yang terkenal di abad ke 3, bapa gereja yang sangat cerdas. Kecerdasannya ini tidak hanya dikagumi oleh orang kristen tapi juga mereka yang kafir mengaguminya.

Banyak orang cerdas tapi jarang ada orang cerdas yang bisa membuat tujuh sekretarisnya sibuk melalui dikteannya seperti Origenes. Semasa hidupnya Origenes telah menghasilkan sekitar 2000 karya. Beberapa yang terkenal adalah Hexapla (kritik teks), On First Principle (teologi sistematis) dan Againts Celcus (Apologetika).

Namun yang menarik walaupun dia terkenal sangat cerdas dan produktif, tidak seperti kebanyakan orang yang cerdas dan produktif lainnya di zaman sekarang, Origenes merupakan seorang kristen yang sangat berkomitmen, saleh, dan pada suatu titik banyak akan orang kristen akan mengatakan bahwa dia kebablasan. Coba pertimbangkan beberapa fakta berikut ini:

- Ketika masih berusia 16 tahun Origenes ingin menyerahkan diri jadi martir bersama ayahnya, tapi ibunya mencegahnya. Di zaman sekarang tidak sedikit orang kristen takut mati karena Covid, apalagi sampai mau menyerahkan diri jadi martir.

- Setelah menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan Origenes menjalani kehidupan asketis, menghabiskan waktunya pada malam hari dengan belajar dan berdoa, serta tidur dilantai tanpa alas. Ya, bisa kita bandingkanlah dengan diri kita sendiri bagaimana kita menghabiskan waktu kita.

- Mengikuti titah Yesus dia hanya memiliki satu jubah dan tidak memiliki alas kaki. Tidak terbayang pendeta sekarang mau meniru gaya hidup Origenes tentang fashion.

- Karena hasratnya untuk setia pada gereja dan membawa kehormatan pada Kristus, untuk mencegah godaan jasmani dia mengebiri dirinya berdasarkan tafsirannya atas Matius 19.12. Mengebiri diri tentu saja tafsiran yang salah, tapi Kesungguhannya untuk mematikan dosa sangat luar biasa. Andaikata para pendeta mempunyai semangat untuk mematikan dosa seperti Origenes tentu saja berita tentang perzinahan, perceraian, perselingkuhan dll tidak akan banyak terdengar.

Ya membaca orang seperti Origenes kebanyakan kita dalam hati akan berkata, "lebay bangat sih lo", "biasa aja", "wah udah kebablasan lo". Saya cuma pakai yang paling belakang "kebablasan".

Pada kenyataannya apalagi di zaman sekarang pasti tidak sedikit (termasuk para pendeta) yang akan mengatakan Origenes kebablasan. Terlalu radikal, tidak berhikmat dan banyak lagi sinonim-sinonim lainnya. Tapi apabila kita teliti lagi apakah benar Origenes yang kebablasan? ataukah kita yang sudah terlalu terlelap dengan dunia ini? Kita yang ingin masuk sorga sekaligus menikmati semaksimal mungkin dunia ini.

Saya pikir mungkin bapa-bapa gereja seperti Origenes, Athanasius, Antonius, Agustinus akan tertawa atau menangis mendengar khotbah-khotbah di gereja tentang kemakmuran, motivasi, kesehatan dll. Apa yang ditawarkan oleh sebagian gereja hari ini tentang kemakmuran, bapa-bapa gereja ini sudah memiliki sebelum mereka menjadi kristen. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang berada dan terpelajar. Mereka justru meninggalkan harta benda mereka untuk mengikuti Kristus. Apa yang mereka tinggalkan justru itu yang ditawarkan sebagian gereja sekarang.

Saya tidak menutupi bahwa memang ada sebagian ajaran Origenes dan bapa-bapa gereja lainnya yang pantas untuk dikritik. Namun semangat mereka untuk hidup bagi Kristus sangat luar biasa. Jika saja kita memiliki 10% semangatnya mungkin gereja akan mengalami revival.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya