Kenangan tentang Dr. Charles Ryrie - (1925 -2016) - Sam Storms

Banyak dari mereka yang kehidupannya dipengaruhi tulisannya Dr. Ryrie mengatakan mereka tidak pernah menjadi mahasiswanya di Dallas Seminary tapi saya di pengaruhi oleh banyak bukunya. Dr. Ryrie pensiun dari mengajar Systematic Theology di Dallas Seminary pada tahun 1983. Sebagai seorang lulusan DTS (Dallas Theological Seminary) tahun 1977 saya ada di antara mereka yang mengambil kuliahnya. Bahkan, saya mengambil  hampir semua mata kuliah teologi wajib di DTS dari Dr. Ryrie. Seperti banyak yang mencatat di tribute mereka bagi Dr. Ryrie (penghormatan setelah Dr. Ryrie meninggal), Dr. Ryrie adalah pria Kristen yang sangat baik, bahkan ketika dia menemukan dirinya memilki perbedaan pendapat dengan mahasiswa. Seperti saya yang selalu memiliki perbedaan pendapat dengan di dalam berbagai macam isu, namun dia memperlakukan saya dengan respect dan tidak membiarkan jiwa saya yang masih muda dan ketidakmatangan saya memprovokasi dia untuk merespon saya dengan marah.

Saya sering makan bersama  dengan Dr. Ryrie dan menghabiskan begitu banyak waktu di kantornya, di luar kelas, mendiskusikan berbagai macam isu teologi. Dia selalu murah hari dengan waktunya dan tidak pernah marah atau membenci pertanyaan-pertanyaan yang kadang arogan dan perdebatan-perdebatan yang datang dari mahasiswa yang seperti saya.

Saya tidak akan pernah melupakan hari dimana Dr. Ryrie mendekati saya dan meminta saya agar bersedia untuk mengerjakan riset untuk note-note nya di Bible Studynya untuk perjanjian lama. Sampai hari ini saya menyesal menolak tawarannya. Akan menjadi sesuatu yang istimewa untuk bekerja dengan dia untuk proyek ini tapi waktu saya sebagai mahasiswa di DTS sudah banyak dihabiskan sebagai sebuah gembala di gereja lokal dan juga sebagai pekerja paruh waktu di toko buku DTS. Bahwa Dr. Ryrie meminta seseorang yang dia tahu berbeda pendapat dengan dia dalam isu-isu substantial adalah sebuah kesaksian akan kasihnya dan kemurahan hatinya.

Dr. Ryrie mungkin lebih banyak menyebabkan kemajuan bagi Dispensasionalisme lebih daripada siapapun juga di dalam dunia injili. Bahkan selagi saya sudah mulai beralih dari perspektif tersebut (Dispensasionalisme) dalam dua tahun kuliah saya di DTS, Dr. Ryrie sabar dan baik dan berusaha untuk bersedia untuk terlibat dalam percakapan (dan bahkan perdebatan sesekali dengan saya) tentang hal-hal seperti itu. Dia sedikit frustrasi suatu kali dengan saya karena lima poin Calvinisme (TULIP) yang saya percaya. Meskipun dirinya berkomitmen untuk kedaulatan Allah dalam keselamatan, dia dan saya sering bersitegang tentang masalah tingkat penebusan. Dan pandangannya pada apa yang disebut perdebatan tentang doktrin lordship salvation (John Macarthur, A.W Tozer dll) menempatkan kami sekali lagi di sisi berlawanan dari isu perdebatan. Saya hanya berharap bahwa saya telah belajar lebih banyak dari dia mengenai bagaimana sikap seorang kristen tetap lemah lembut, rendah hati ketika dia mempertahankan apa yang dia percaya. Dr. Ryrie adalah seorang contoh dari orang yang memiliki kesalehan seperti itu dan saya bersyukur kepada Allah atas apa yang saya telah pelajari dari dia untuk hal tersebut.

Setelah saya lulus dari DTS saya jarang melihat Dr. Ryrie, meskipun saya tetap tinggal di kota Dallas untuk delapan sesudah saya kuliah di DTS. Setelah saya meninggalkan kota Dallas seingat saya  tidak pernah melihat dia lagi. Dia bukan orang yang mengagumkan secara fisik, tapi kehidupan rohaninya sangat terkenal dan reputasi pengabdiannya kepada Kristus dan firman Allah yang tanpa salah sangat sungguh-sungguh.

Dr. Ryrie sering di sisi berlawanan dari isu-isu tertentu dari mentor teologia utama saya yaitu Dr. S. Lewis Johnson, Jr. Tapi menonton mereka terlibat dalam dialog serius dan debat adalah juga sangat mendidik. Mereka memiliki rasa hormat besar untuk satu sama lain dan saya bersukacita dalam mengetahui bahwa hari ini dan untuk selamanya mereka merayakan bersama-sama, dalam kesatuan teologis yang sempurna (!), di dekat takhta Anak Domba yang mereka kasihi dan layani.

Penyesalan terbesar saya setelah saya keluar dari DTS adalah saya tidak pernah meminta maaf kepadanya atas cara saya yang arogan dan argumentatif yang mana saya selalu merespon seperti itu di kelasnya, Saya juga menyesal tidak pernah berterima kasih kepada dia tas kebaikannya, juga atau pengabdiannya kepada firman Allah dan  ketekunan kesetiaannya dalam mengajar saya dan begitu juga ratusan mahasiswa lain yang pernah belajar darinya di DTS, saya sangat yakin kalau waktu saya di bumi ini berakhir, dia dan saya membayangkan akan memiliki waktu yang menyenangkan bersama dengan Dr. Johnson dalam merefleksikan tahun-tahun kebersamaan kami di DTS.

Terima kasih Dr. Charles Caldwell Ryrie (1925-2016).

Sumber: http://www.samstorms.com/enjoying-god-blog/post/in-memory-of-dr-charles-caldwell-ryrie





Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya