Kadang keluar dari “gereja” bukanlah sebuah hal yang buruk

Tidak sedikit orang yang beranggapan kalau seseorang keluar dari gereja, kehidupan rohani orang tersebut bermasalah, mulai dari yang namanya tidak taat, murtad, pemberontak dan banyak lagi lainnya. Tapi sepertinya tidak selalu demikian karena bisa jadi seseorang keluar dari gereja justru  karena dia begitu mengasihi gereja.

Saya pribadi bukan seseorang yang dibesarkan di gereja. Saya dilahirkan dari keluarga “kristen” tapi dari kecil sampai saya selesai kuliah tidak pernah tertarik dengan yang namanya Tuhan dan gereja. Hidup saya hidup yang hancur-hancuran, yang di isi dengan narkotik dan kehidupan yang bebas untuk memuaskan saya. Singkat cerita suatu titik saya mengalami puncak keputusasaan dan di tengah puncak keputusasaan itu Tuhan Yesus datang dalam kehidupan saya dan mengubahkan saya secara radikal.

Setelah saya mengalami perjumpaan Tuhan Yesus, Saya memiliki gairah yang besar untuk mengenal Tuhan dan berusaha memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, mungkin salah satu alasannya selain karena anugerah Tuhan adalah karena saya sadar telah begitu banyak menghabiskan waktu dengan sia-sia sebelum bertobat. Dan saya yang tadinya tidak pernah ke gereja jadi semangat sekali ke gereja, kalau bisa tiap hari ke gereja. Tidak sabar untuk menantikan tiba harinya untuk pergi gereja.

Beberapa tahun pertama saya ke gereja saya sangat senang dan merasa diberkati oleh gereja dimana saya berjemaat, tapi setelah itu saya merasa ada sesuatu yang salah, insting saya mengatakan ada sesuatu yang seharusnya lebih dari ini semua. Dari situ saya mulai merasa kalau gereja memerlukan kebangunan rohani. Saya dan beberapa teman saya mulai giat berdoa. Selama beberapa waktu bahkan kita berdoa sampai pagi. Kita melakukan hal ini bukan karena tidak ada kegiatan atau pekerjaan. Saya sendiri kerja dari jam 08.00 - 17.00 malamnya saya kuliah dari jam 19.00 – 21.00, setelah itu  kumpul di gereja sekitar jam 22.00 untuk berdoa dan kadang baru pulang jam 3 pagi dari gereja. Begitu rindu untuk terjadi kebangunan rohani di gereja.

Namun setelah beberapa waktu berdoa untuk kebangunan rohani bukannya terjadi kebangunan rohani tapi saya justru memutuskan untuk keluar dari gereja tersebut karena beberapa hal yang di izinkan Tuhan. Sempat frustrasi, kecewa dan marah. Saya merasa gagal sekali dan harapan-harapan saya sepertinya kandas di tengah jalan dan saya sempat kehilangan passion saya bagi Tuhan. Dan buat saya pribadi sangat berat untuk meninggalkan gereja tersebut, karena itu adalah gereja pertama saya, saya sangat nyaman disitu dan ada sebagian orang yang saya anggap seperti saudara saya sendiri. Tapi entah mengapa sepertinya saya memang harus keluar dari gereja tersebut.

Setelah itu saya memutuskan untuk mencari gereja dan akhirnya saya bergereja dimana ibu saya bergereja. Saya sudah tidak punya passion bagi gereja, saya ke gereja sebenarnya cuma untuk mengantar ibu saya saja ke gereja. Namun di masa-masa itu dengan anugerah Tuhan saya tetap mencari Tuhan. Setelah beberapa waktu kemudian saya dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki kasus agak mirip dengan saya (dimana saya akhirnya berfellowship dengan mereka dan beberapa yang lain), namun mereka ini lebih fokus kepada penginjilan. Dan saya “ketularan” mereka. Dan akibatnya saya melakukan hal-hal yang dulu sama sekali tidak terpikirkan oleh saya. Saya sekarang lebih mengerti apa yang terjadi di kisah para rasul. Belakangan saya jadi berpikir kalau seandainya saya tetap bertahan di gereja saya yang lama, mungkin saya tidak akan melakukan hal-hal yang saya lakukan sekarang.

Tidak selalu keluar dari gereja itu adalah sesuatu yang buruk, karena mungkin kita keluar dari gereja juga adalah karena kehendak Tuhan, karena ada yang Tuhan ingin untuk kita lakukan di luar sana. Karena kalau seandainya kita tetap di gereja, kita akan sibuk dengan segala macam kebaktian, kita mungkin tidak akan melihat dunia di luar gereja, kita mungkin tidak akan pernah bergerak untuk menginjil, kita mungkin hanya akan sibuk dengan diri kita.

Setelah apa yang saya alami setahun belakangan ini saya percaya apa yang saya alami adalah rintik-rintik dari hujan yang akan diberikan Tuhan nanti. Masih banyak pekerjaan yang menanti dan harus dilakukan. Jangan padamkan api dan mimpi yang Tuhan taruh dalam hidup kita. Dia yang memulai Dia yang akan mengakhirinya dengan baik.




Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya