Bertahan dalam penderitaan dengan melihat Yesus

Saat kita baru mengalami ajaibnya kasih karunia kita akan memiliki hati yang terbakar bagi Kristus. Tiba-tiba kita punya hasrat untuk hidup bagi Kristus dan bahkan menderita bagi Dia. Kita berani menjadi berbeda dengan yang lain, kita berani melepaskan segala sesuatu yang dahulu kita anggap menyenangkan. Dan Tuhan untuk sementara waktu sepertinya mengizinkan kita untuk melakukan itu dengan berhasil.

Tapi setelah beberapa tahun kita mengikut Kristus, tampaknya penderitaan dan masalah tidak ada habis-habisnya, sementara itu kita mungkin melihat orang-orang kristen di sekitar kita mulai "meninggalkan" kita dalam banyak hal. Dan kita sendiri seakan-akan seperti berjalan di tempat, di tempat yang penuh penderitaan dan masalah yang tidak jemu-jemunya mendatangi kehidupan kita.

‌Apa yang saya tulis di atas adalah pengalaman nyata yang saya alami sendiri. Saya adalah orang kristen yang sungguh-sungguh, berkomitmen dan mau menderita bagi Kristus. Tapi pada suatu titik kadang saya juga suka mempertanyakan hal-hal yang terjadi pada diri saya. Kadang saya merasa hidup ini sepertinya tidak fair.
‌Kadang saya suka timbul di pikiran saya, kenapa saya tidak seperti kebanyakan orang? kenapa saya harus hidup "idealis" di dalam Tuhan? kenapa saya tidak berkompromi dan menjadi "kristen" yang biasa-biasa saja? karena saya berpikir kalau saya demikian mungkin saya akan terhindar dari berbagai macam penderitaan dan masalah yang saya hadapi. Saya bisa saja untuk tidak peduli terhadap orang lain yang menyebabkan saya akan terhindar dari berbagai masalah. Belum lagi masalah-masalah pribadi yang membuat saya sampai sulit sepertinya untuk tidak memikirkannya. Sepertinya menurut saya hidup ini terlalu berat untuk di lewati.
‌Dalam pikiran saya yang kacau seperti itu  saya sempat sharing dengan seorang teman saya. Dan teman saya ini hidupnya jauh lebih menderita dari saya. Dia mengalami kebutaan (bukan dari lahir) tapi dia juga menanggung biaya hidup keluarganya. Teman saya ini bekerja dan malamnya dia kuliah.
‌Orang ini kalau saya dengar kisahnya, penderitaannya luar biasa. Saya sendiri kadang suka tidak tega melihat dia. Mungkin kalau yang sudah lama kenal saya akan tahu kalau saya agak malas berdoa untuk kesembuhan orang, karena saya pikir banyak orang memang sebaiknya sakit, agar mereka bisa merenungkan hidup mereka dan mengerti bahwa mereka fana dan akan masuk kubur, dan hidup ini sebenarnya hanya untuk hidup bagi Kristus. Tapi tidak tahu kenapa saya kadang suka berdoa agar teman saya ini bisa melihat lagi karena saya tidak tega melihat keadaannya. Terlalu berat menurut saya.
‌Saya semalam bertanya kepada dia "apakah dia tidak pernah menanyakan hal-hal sama yang saya tanyakan?" dia cuma ngomong "gua juga pernah berpikir kaya gitu. Yang  gua lakukan yaitu melihat orang yang lebih menderita dari gua, yang pasti Yesus."
‌Ya tepat bangat jawabannya karena itu juga yang di katakan alkitab di Ibrani 12:1-3. Kalau baca latar belakang surat Ibrani, jemaat ini adalah jemaat yang menderita, yang mungkin sepertinya akan meninggalkan imannya karena penderitaan yang begitu berat. Tapi penulis Ibrani mengatakan "Ingatlah selalu akan Dia..."
‌Ya Tuhan Yesus adalah Manusia yang paling menderita yang pernah hidup di dunia ini. Penderitaan yang Dia alami karena Dia memilih untuk menanggung penderitaan orang-orang berdosa. Dia memilih untuk menderita di salib agar orang lain bisa hidup. Dia yang mengalami hinaan, cacian, pengkhianatan, siksaan dari orang-orang berdosa yang dosa mereka di tanggung-Nya termasuk dosa-dosa kita.
‌Sungguh, dengan melihat kepada Yesus kita akan bertahan dalam menjalani penderitaaan yang memang telah ditentukan bagi kita. Dan ada akhir bagi semua penderitaan ini, ada sukacita kekal ganti semua penderitaan ini pada akhirnya. Tetap bertahan dalam perlombaan ini, mungkin perlombaan ini akan segera berakhir, biarlah kita menyelesaikan perlombaan ini dengan baik agar suatu hari kita bisa bersukacita bersama-sama dalam kerajaan Juruselamat yang telah mati tersalib bagi kita. Amin.


Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley