Definisi Dosa – Wayne Grudem

Sejarah umat manusia sebagaimana yang dipresentasikan di dalam kitab suci yang terutama adalah sebuah sejarah tentang manusia dalam sebuah keadaan berdosa dan memberontak terhadap Allah dan terhadap rencana penebusan Allah untuk membawa manusia kembali kepada Diri-Nya. Oleh karenanya, adalah waktu yang tepat sekarang untuk memikirkan natur dosa yang memisahkan Allah dari manusia.

Kita dapat mendefinisikan dosa sebagai berikut: Dosa adalah setiap kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan hukum moral Allah di dalam perbuatan, sikap atau natur. Dosa di sini di definisikan dalam hubungannya kepada Allah dan hukum moral-Nya. Yang dimaksud dosa tidak hanya dosa individual seperti mencuri atau berbohong atau membunuh, tapi juga sikap yang berlawanan kepada sikap yang telah di haruskan (bagaimana harusnya kita bersikap) bagi kita oleh Allah.  Kita melihat ini di dalam 10 perintah Allah, yang mana tidak hanya melarang tindakan-tindakan dosa tetapi juga sikap-sikap yang salah: Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu." (Keluaran 20:17). Disini Allah menetapkan bahwa sebuah keinginan untuk mencuri atau berzinah juga adalah dosa di pemandangan-Nya. Khotbah di bukit juga melarang sikap-sikap berdosa seperti marah (Matius 5:22) atau hawa nafsu (Matius 5:28) Paulus membuat daftar dari sikap-sikap seperti kecemburuan, marah dan mementingkan diri sendiri (Galatia 5:20) adalah sebagai sebuah hasil dari pekerjaan daging yang berlawanan dengan keinginan roh. (Galatia 5:20).

Oleh karenanya sebuah kehidupan yang menyenangkan bagi Allah adalah sebuah kehidupan yang memiliki kesucian moral bukan hanya dalam tindakan-tindakan, tetapi juga dalam keinginan-keinginan di hati. Faktanya, perintah terbesar dari semua perintah menuntut agar hati kita di penuhi dengan sebuah sikap yang mengasihi Allah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:30).

Definisi dari dosa di atas menetapkan bahwa dosa adalah sebuah kegagalan untuk menyesuaikan diri kepada hukum moral Allah yang tidak hanya di dalam tindakan dan sikap kita, tapi juga di dalam natur moral kita. Natur kita sebenarnya, karakter internal kita yang adalah esensi dari siapa kita sebagai sebuah pribadi, dapat juga berdosa. Sebelum kita di tebus oleh Kristus, bukan hanya kita melakukan tindakan dosa dan mempunyai sikap yang berdosa, secara natur kita juga adalah pendosa. Jadi Paulus berkata “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8) atau bahwa sebelumnya “Pada dasarnya (naturnya) kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain(Efesus 2:3). Bahkan selagi tidur, seorang yang tidak percaya kepada Kristus, meskipun dia tidak melakukan tindakan dosa atau secara aktif memelihara sikap yang berdosa, dia tetap seorang “pendosa” di pemandangan Allah; dia telah memiliki natur dosa yang tidak sesuai dengan hukum moral Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya