Sekilas tentang pemilihan - Art Katz



Motif Allah terhadap Israel bukanlah karena ada sesuatu yang baik dari Israel. Jika ada sesuatu yang baik dari Israel mereka tidak akan mengalami penderitaan atas malapetaka yang akan menimpa mereka. Satu-satunya alasan Allah memilih mereka adalah karena Allah mengasihi mereka. Bukan karena Israel mempunyai karakter untuk dapat dikasihi tapi karena siapa dan bagaimana Allah itu. Pewahyuan akhir Allah dalam menanggulangi Israel secara keras dan kemurahan-Nya atas bangsa ini adalah siapa Diri-Nya sendiri. “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan bukan karena mereka layak mendapatkan belas kasihan tapi karena “AKU ADALAH AKU” dan AKU akan menjadi siapa Aku.” Sampai hal itu diperlihatkan Allah bukanlah Allah. Selama kita berpikir ada sebuah kondisi atau kualifikasi apapun, baik dalam Israel maupun gereja, yang mendorong Dia untuk menjadi murah hati, kita tidak mengerti sebagaimana seharusnya.

Ada sesuatu dalam diri kita seorang manusia yaitu kebenaran diri sendiri  yang menginginkan untuk dirinya mendapat pengakuan dan yang belum tiba pada dataran yang miskin yang hanya mana hanya itulah tempat untuk mewarisi berkat-berkat Allah. Hanya mereka yang miskin di dalam roh yang dapat menyadari bahwa mereka tidak memiliki sesuatu yang istimewa atau kualifikasi. Allah harus melakukan sesuatu yang panjang untuk memperlihatkan hal itu. Kita belum mengerti secara benar betapa kekerasan hati manusia dan dosa. Israel adalah buku teksnya Allah, tapi tujuan utama penanggulangan-Nya atas mereka adalah pewahyuan Diri-Nya sendiri. Ini telah menjadi pelajaran yang menyakitkan bagi Israel, tapi ini adalah pelajaran yang terus berlangsung selama-lamanya. Israel meskipun di dalam ketidakpercayaan dan kemurtadan adalah bangsa yang dipilih untuk mengungkapkan siapa Allah, semuanya lebih lagi karena Israel sekarang ini tidak percaya dan murtad. Dalam kata lain, Israel lebih mengungkapkan siapa Allah dalam murtadnya lebih daripada sewaktu Israel berhasil menjadi setia kepada Allah.

Kebebasan Allah yang berdaulat dan bebas telah memilih Yerusalem, kota dimana Dia disalibkan dan nabi-nabi dlilempari batu dan di bunuh – namun demikian Yerusalem masih tetap pilihan-Nya. Apa yang akan anda katakan tentang Seorang Allah yang seperti itu? kita sudah akan lama menolak dan membuang orang-orang yang dengan begitu memalukan menyalahgunakan hak istimewa seperti yang dilakukan Israel, Janji-janji Allah bagaimanapun tidak dapat dibatalkan bahkan independen dan kontras dengan orang-orang yang telah menerima janji-Nya itu sendiri, yang tidak sama sekali berpikir untuk menggenapi panggilan mereka dan yang bahkan tidak ingin dipilih. Jika kita mempunyai kesulitan dengan pernyataan ini, masalahnya bukanlah intelektual; tapi masalahnya adalah didalam diri kita masih mengendap yang namanya kebenaran diri sendiri dan yakin akan kemampuannya sebagai manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya