Dua Extreme Yang Berbahaya
"Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun
kuasa Allah!” – Matius 22:29
Dari ayat di atas Tuhan Yesus memberikan alasan mengapa orang
sesat. Pertama karena tidak mengerti kitab suci dan kedua karena tidak mengerti
kuasa Allah. Kelompok extreme yang pertama ini secara umum (tidak semuanya)
bisa di golongkan mereka yang agak “anti otak” dalam mengerti firman Tuhan. Apa
yang terjadi di dalam gereja beberapa dekade belakangan ini orang-orang yang
agak anti pakai otak dalam mengerti firman Tuhan inilah yang menyebarkan
berbagai macam doktrin aneh-aneh dalam gereja, “yang penting urapan Roh Kudus
kata mereka”, “jangan mengandalkan pikiran dalam memahami firman Tuhan”,
“firman Tuhan tidak bisa di mengerti oleh otak kita” dsb.
Karena mereka mempunyai prinsip yang demikian maka mereka
menafsirkan alkitab yang mereka klaim hasil pewahyuan dari Tuhan. Banyak orang
atau kelompok kristen tertentu jadi “aneh” akibat dari “pewahyuan” yang mereka
klaim berasal dari Tuhan. Mereka tidak lagi memperhatikan konteks ayat alkitab
yang mereka ambil dan tidak mau tahu kalau di sepanjang sejarah gereja tidak
ada orang-orang kudus yang menerima “pewahyuan” yang mereka dapatkan. Tapi saat
seseorang sudah mengklaim itu adalah pewahyuan, itu artinya sama saja seperti
orang mengatakan “saya mendengar dari Tuhan” kalau orang sudah mendengar dari
Tuhan bagaimana bisa salah? Ya Tuhan tidak pernah salah yang bisa jadi salah
adalah mungkin orang itu tersebut tidak mendengar Tuhan dan apa yang disebutnya
pewahyuan mungkin sebenarnya hanyalah ide atau pikirannya sendiri.
Contoh di bawah ini dari D.A Carson yang seorang continuationist
mungkin sedikit banyak menggambarkan apa yang dimaksud:
“Hampir
20 tahun lalu saya mengendarai mobil bersama seorang percaya yang menyampaikan
kepada saya apa yang telah Tuhan “katakan” kepadanya pagi itu dalam saat
teduhnya. Ia telah membaca Matius versi King James; dan saya melihat bukan
hanya ia telah salah memahami bahasa Inggris kuno, tetapi juga bahwa untuk
bagian teks tersebut versi King James tanpa di sadari telah salah mengartikan
teks Yunaninya.
Saya
dengan lembut menyarankan mungkin ada cara lain untuk memahami perikop itu dan
meringkaskan apa yang menurut pendapat saya menjadi maksud dari perikop
tersebut. Saudara tersebut menolak pandangan saya sebagai sesuatu yang tidak
mungkin atas dasar Roh Kudus, yang tidak mungkin berdusta, telah mengatakan
kepadanya kebenaran dalam hal ini.
Karena
masih muda dan sulit menahan diri, saya meneruskan dengan penjelasan mengenai
tata bahasa, konteks dan terjemahan, tetapi di tolak dengan suatu referensi di
1 Korintus 12:10b-15: hal-hal rohani harus di tafsirkan secara rohani – yang
menyisakan sedikit keraguan atas status saya. Sungguh-sungguh terpancing, saya
bertanya kepada saudara ini apa yang akan ia katakan jika saya mengemukakan
penafsiran saya bukan atas dasar tata bahasa dan teks, tetapi atas dasar bahwa
Tuhan sendiri telah memberikan penafsiran itu. Ia berdiam lama, kemudian
menyimpulkan, “saya rasa itu berarti Roh Kudus menyatakan arti Alkitab yang
berbeda kepada orang yang berbeda.” ( D.A Carson: Kesalahan-Kesalahan Eksegetis)
Kalau memang orang kristen tidak boleh menggunakan otak dalam
memahami firman Tuhan pasti sekarang tidak ada alkitab dalam bahasa Inggris dan
Indonesia yang seperti kita baca sekarang. Karena ada orang-orang kristen yang
menggunakan otaklah yang menafsirkan alkitab dari bahasa Ibrani dan Yunani ke
bahasa Inggris ataupun ke bahasa-bahasa lainnya. Saya pribadi sewaktu baru
menjadi kristen agak aneh saat ada orang mengutip Yohanes 10:10 tentang hidup
kristen berkelimpahan itu berkelimpahan harta, walau saya tidak bisa
membantahnya saat itu, tapi saya rasa itu ngaco. Sampai suatu hari saya dengar
dari Pak Eras kalau hidup di situ bahasa aslinya Zoe yang maksudnya hidup berkualitas tinggi, hidup sepenuhnya, hidup
sesungguhnya atau hidup yang berkualitas yang tidak ada hubungannya dengan kita
mengalami kelimpahan harta dunia. Kalau sekarang saya setelah saya lebih
mempelajari lagi ternyata kata hidup itu di perjanjian baru ada tiga macam
“Zoe”, “Bios” and “Suke” yang artinya berbeda.
Di Matius 22;37 Tuhan Yesus berkata "Kasihilah Tuhan,
Allahmu,….dengan segenap akal budimu”. Bagaimana caranya mengasihi dengan
segenap akal budi? Bukankah itu mengasihi Tuhan dengan otak yang diberikan
kepada kita, dengan menggunakan otak kita sebaik mungkin? Karena otak kita juga
adalah pemberian yang baik dari Tuhan seperti kata Yakobus. Ya tentu saja otak
atau pikiran yang telah di tundukkan kepada Allah.
Zac Poonen adalah seorang hamba Allah yang agak anti dengan
orang-orang seminari atau para teolog, mungkin menurut dia orang-orang tersebut
tidak mendapatkan pewahyuan. Tapi pernah suatu kali saya mendengar khotbahnya
dia berkata dia pernah mentok dalam mempelajari alkitab dan menurut dia itulah
saatnya tulisan para sarjana alkitab berguna untuk membantu dia memahami suatu bagian yang
sulit dalam alkitab. Orang pentakosta yang saleh seperti David Wilkerson saja
suka membaca tulisan John Calvin. Sangatlah perlu untuk membaca atau
mendengarkan orang-orang saleh lainnya yang bukan berasal dari kelompok kita
saja, agar membuat kita lebih seimbang.
Dengan mengatakan seperti ini apakah saya tidak percaya kita
bisa mendengar suara Tuhan? apakah Tuhan sudah tidak memberikan pewahyuan lagi
sebagaimana yang dikatakan kebanyakan orang-orang Reformed? Saya percaya
kita masih bisa mendengar suara Tuhan dan masih percaya Tuhan memberikan
pewahyuan (Efesus 1:17) tapi kembali semuanya itu harus di uji dengan firman
Tuhan. Selain itu Tuhan juga memberikan kepada beberapa orang yang memiliki
karunia membedakan (1 Korintus 12:10) bermacam-macam roh untuk menguji
pewahyuan di sampaikan baik melalui khotbah maupun melalui tulisan dalam bentuk
buku ataupun artikel.
Dari apa yang saya pelajari selama ini orang menjadi sesat
karena mereka tidak mempelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan karena
tidak terbuka untuk di koreksi orang lain. Apa yang membuat mereka seperti itu?
pride kalau kata orang bule. Coba bayangkan jika seseorang dalam suatu
kurun waktu yang lama telah mengajarkan suatu doktrin yang mereka yakini adalah
benar dan mereka sangat bangga terhadap hal itu. Tapi ketika kemudian ada
seseorang atau sebuah kelompok kristen yang menentang doktrin tersebut, perlu
kerendahan hati yang luar biasa untuk terbuka terhadap kritikan orang lain dan
terbuka untuk menerima kalau apa yang mereka ajarkan mungkin saja ada
kesalahan, yang akhirnya kalau memang salah akan membuat mereka malu karena apa
yang mereka ajarkan selama ini adalah salah. Tapi kebanyakan pasti protektif
dengan segala macam cara, tapi ada juga yang dengan rendah hati mengakui kalau
mereka salah contohnya mungkin seperti Derek Prince yang sempat mengajarkan
penggembalaan yang extreme yang terkenal dengan nama Shepherding Movement,
akhirnya dia bertobat dari apa yang di ajarkannya.
Di dalam ayat Matius 22:29 "Kamu sesat, sebab kamu tidak
mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!” Tuhan Yesus sedang berkata kepada
orang Saduki. Tetapi apa yang Tuhan Yesus katakan kepada orang-orang Farisi dan
ahli Taurat yang mengerti firman Tuhan “Sebab itu turutilah dan lakukanlah
segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak
melakukannya.” (Matius 23:3). Tuhan Yesus melegetimasi pengajaran mereka,
karena apa yang mereka ajarkan memang benar. Satu hal positif yang bisa di
ambil dari orang Farisi dan ahli taurat ini adalah mereka mempelajari firman
Tuhan dengan baik. Dan tidak semua ahli taurat itu tidak melakukan apa yang
mereka ajarkan ada juga ahli taurat yang melakukan apa yang mereka ajarkan
contohnya mungkin seperti Apolos dan Zenas. “Tolonglah sebaik-baiknya Zenas,
ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan
kekurangan sesuatu apa.” (Titus 3:13). Dari ayat ini kita bisa tahu teman
sekerjanya Paulus salah satunya adalah ahli taurat.
Jika kita membaca surat-surat di perjanjian baru, kita bisa tahu
bahwa banyak apa yang mereka tulis referensinya banyak dari perjanjian lama.
Dan ini adalah bukti bahwa rasul-rasul benar-benar mempelajari kitab suci.
Apakah hanya rasul-rasul saja di perjanjian baru yang mempelajari kitab suci
dan berkhotbah? Tentu saja tidak salah satunya adalah Stefanus yang berkhotbah
penuh urapan di KPR dengan mengutip ayat di perjanjian lama. Tidak ada
yang salah orang awam mengerti firman Tuhan dan mempelajari firman Tuhan.
Dahulu gereja Katolik tidak ingin orang awam mengerti kitab suci
dan mereka juga menghukum orang yang berbeda pandangan dengan iman mereka
contohnya Galileo Galilei penemu teleskop yang di hukum oleh gereja Katolik
karena pandangan Galileo ini bertentangan dengan kepercayaan gereja Katolik dan
di anggap merusak iman. Begitu juga para penerjemah alkitab ke dalam bahasa
Inggris yang dihukum mati. Apa alasan mereka bisa bertindak seperti itu? karena
mereka ingin menguasai kebenaran, sehingga kebenaran hanya milik mereka dan
mereka bisa sewenang-wenang dengan “kebenaran” itu. Alkitab yang sekarang kita
baca saat ini akibat ada orang-orang yang menggunakan otak yang rela darahnya
tertumpah agar kebenaran bisa di baca dan dipelajari semua orang bukan hanya
oleh “imam” karena dalam perjanjian baru kita semua adalah imamat rajani (1
Petrus 2:9). Jadi pelajarilah alkitab sebaik-baiknya agar kita mengerti firman
Tuhan, tentu saja dengan banyak berdoa dan menundukan otak kita kepada Tuhan.
Bersambung….
Comments