Menyerahkan semuanya bagi Yesus – John Wimber



Saya pertama kali menemukan prinsip pengorbanan kristen di bible study yang di adakan Gunner Payne, sebelum saya menjadi kristen. Saya masih dapat mengingat malam pertama kali saya mendengar tentang perumpamaan mutiara. Istri saya; Carol; dan Gunner sedang terus membicarakan beberapa hal; dan saya duduk di sana dengan bosan, tidak serius memberikan perhatian. Kemudian Gunner membaca ayat tentang mutiara di injil Matius dan menjelaskan hubungannya dengan keharusan bahwa kita untuk bersedia mengorbankan segala sesuatu dalam kehidupan kita untuk kerajaan Allah:  “Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu” (Matius 13:45-46).

Pembahasan ayat itu lalu menarik perhatian saya. “Tunggu sebentar!” saya menginterupsi. “apakah anda mengatakan untuk menjadi seorang kristen seseorang mungkin harus menyerahkan segala yang dia miliki?” “Nah, apa menurutmu arti ayat ini?” jawab Grunner. “saya tidak yakin,” saya menjawabnya. “rasanya memang mungkin seperti itu. Tapi…”memerlukan beberapa saat untuk memikirkannya lagi. “Nah, saya tahu ada seorang musisi. Dia tidak bisa apapun selain bermain musik. Maksud saya seseorang ini bahkan tidak bisa mengikat tali sepatunya sendiri. apakah maksud anda dia mungkin harus menyerahkan karirnya agar dia bisa menjadi seorang kristen? Lalu bagaimana caranya dia bisa hidup?

“Teman anda akan mencari tahu hal itu bagi dirinya sendiri” Gunner menjawabnya, tentu saja dengan mengetahui bahwa yang dibicarakan adalah tentang saya. “Tapi dalam opini saya, dia harus siap untuk menyerahkan karirnya karena itu adalah sebuah kemungkinan.”

Setelah saya memiliki perjumpaan dengan Tuhan mengenai mutiara dan menyadari saya tidak begitu peduli tentang apa yang Allah inginkan dari diri saya, dan sebagaimana yang di harapkan Allah mulai menolong saya untuk menglikuidasi aset-aset saya.

Saya berdoa. “Ok, Tuhan, Engkau dapat memiliki karir saya, sesudah saya mengatakan itu rasanya seperti ada dua tangan raksasa dari sorga dan membuka jari-jari saya dan ada sebuah suara yang berkata, “terima kasih”

Saya mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman musisi saya dan memutuskan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan biasa. Tiba-tiba saya terjun ke dunia nyata, dimana alarm jam berbunyi, dimana orang-orang harus bangun dan pergi bekerja di siang hari bolong. Saya tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Dalam jangka waktu seminggu saya sudah mulai bekerja di sebuah pabrik,  tiba dengan tepat waktu dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang-orang yang normal. Suatu hari saya di tugaskan untuk membersihkan beberapa drum minyak di belakang pabrik. Sangat panas, kotor dan bau. Itu adalah tugas yang paling kasar yang mereka perintahkan, dan alasan mereka menyuruh saya adalah karena itu adalah satu-satunya yang dapat saya lakukan. Saya sedang berada di dalam salah satu drum minyak saat saya mendengar ada sebuah suara mobil yang datang.

Sebuah suara yang familiar bagi saya berkata; “dimana kantornya John Wimber? Dengan segan saya keluar. Di hadapan saya berdiri salah seorang patner bisnis musik saya yang lama. Dalam tangannya ada sebuah kontrak yang harus saya tanda tangani, yang nilainya sangat besar. Agar dia bisa melaksanakan kontrak tersebut, saya harus melepaskan bagian saya.

Dia hanya berdiri menatap saya. Saya benar-benar kotor. Badan saya penuh dengan oli -  dari tangan saya, pakaian saya, muka saya dan rambut saya. Akhirnya dia berkata, “Apa yang kamu lakukan di sini?’’ saya menatapnya dan kemudian menatap diri saya sendiri, kemudian saya menatapnya lagi, dan menatap diri saya lagi. Saya dapat melihat diri saya sebagaimana saya melihat diri saya melalui matanya. Tepat pada saat itu, saya tidak merasa seperti saya memiliki mutiara. Saya tidak dapat berpikir satu hal pun untuk dapat di katakan. Setelah sebuah keheningan yang lama saya menjawabnya dengan pelan, “Allah melakukan ini kepadaku.” Matanya menyipit dengan seakan-akan menetapkan dalam hatinya, “ Dia tidak akan pernah melakukan hal itu kepadaku.” Saya merasa malu.

Jelas apa yang telah saya lakukan kelihatannya benar-benar suatu kebodohan baginya. Pada saat itu saya tidak berpikir mengenai sebuah penjelasan yang persuasif kenapa Allah – Allah yang penuh kasih ini, Allah saya begitu besar di dalam alkitab, Allah ini yang telah begitu baik kepada begitu banyak orang – kelihatannya begitu tidak baik kepada saya.

Mengapa Dia memilih untuk memperlakukan saya seperti ini? Selagi saya menyaksikan mobil teman saya menjauh, saya menyadari kadang-kadang tidak ada cara untuk menjelaskan ketaatan dan pengorbanan kepada Allah kepada mereka yang tidak melihat mutiara. Teman saya tidak dapat melihat nilai apapun  dalam hal yang membuat saya kelihatan hina saat itu. dimana Tuhan membawa saya turun dari sebuah posisi yang tinggi di dunia ini dan mengajar saya sebuah ketaatan yang sederhana.

Semenjak hari itu saya mendapati bahwa sepanjang kehidupan kita, di dalam pelayanan kita kepada Allah dan umat-Nya, kita akan di tempatkan dalam situasi-situasi di mana orang lain memandang kita dengan hina karena ketaatan dan pengorbanan kita kepada Allah tidak masuk akal bagi mereka. tapi bagi mereka yang menemukan mutiara, semuanya masuk akal. Kita tahu harganya adalah segalanya untuk mengikut Dia, untuk melayani Dia, untuk kehilangan hidup kita bagi Dia. Adalah layak untuk menjual semuanya demi mendapatkan Kristus dan di temukan di dalam Dia.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture