Arab dan Yahudi – Art Katz



Sebuah pemikiran profetik atas perseteruan kuno Yahudi-Muslim

Krisis yang berlangsung di Israel sekarang harus dilihat dari konteks pemahaman alkitab. Ini adalah drama orang-orang Yakub dipanggil menjadi Israel milik Allah (Lihat Galatia 6 : 16) untuk memberkati seluruh bangsa di bumi. Memberkati disini adalah sebuah impartasi dari kesaksian dan menyaksikan satu satunya Allah yang hidup yang menciptakan dan menebus dengan kemahakuasaan yang sama; yang menyatakan kebenaranNya di dalam penghakiman (yang mana merupakan penyataan siapa Dia sebagai Allah) ; dan kemurahanNya dalam  memulihkan dan  membuat umatNya kembali padaNya.

Kemarahan Arab terhadap Israel sebenarnya menyatakan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahan terhadap Israel itu sendiri. tapi keadaan sulit yang dihadapi Israel mengungkapkan isi hati bangsa Arab (dan juga semua bangsa-bangsa)

“Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Edom (keturunan Esau), bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena ia mengejar saudaranya dengan pedang dan mengekang belas kasihannya, memendamkan amarahnya untuk selamanya dan menyimpan gemasnya untuk seterusnya” (Amos 1 : 11)

Esau (Arab) adalah seorang “manusia” yang membenci saudaranya, sebuah rasa kebencian yang senang dan bergembira dalam kehancuran saudaranya! Tanpa mengetahui, kalau Israel menderita agar Esau boleh mengerti kalau dia membutuhkan keselamatan. Karena hanya dengan Arab diselamatkan, Arab kemudian dapat menolong Israel kepada menemukan keselamatan “mereka’! dengan Arab mengakui tentang pemilihan Israel, Arab kemudian menjadi dipilih dalam proses tersebut, agar Allah dimuliakan dalam segala sesuatunya.

Isu Yerusalem bukanlah apakah Yerusalem itu adalah milik Israel atau Arab. Yerusalem adalah tempat kudus pilihan Allah. ini adalah tempat kudus yang berhubungan dengan nanti saat Israel akan dibangkitkan sebagai sebuah bangsa, ‘…”dapatkah penerimaan (kembali kepada Allah) mereka (Israel) mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati?” (Roma 11 : 15b) kebangkitan bangsa Israel (berdasarkan milik Kristus) melampaui pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan nasionalisme dan agama, atau apapun yang merupakan sebuah persaingan saat ini. Akhir dari sistem tersebut adalah kematian, bukan kehidupan! Tidak seperti kerajaan Allah yang agung

Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya. (Zakaria 14 : 9)

Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan (Zakaria 14 : 16-17)

Semua bangsa akan datang ke Yerusalem, tapi bukan sebagai pusat nasionalisme Yahudi, bukan kepada etnis superior tertentu, tapi kepada yang hancur, yang remuk hati dan kemuliaan mesianik sebagaimana merupakan gambaran karakter Kristus! Dengan demikian janji kepada bapa leluhur, dari Abraham sampai Daud, juga sebagaimana nubuatan Musa dan nabi nabi di kitab suci harus di genapi jika Allah menjadi Allah! ini akan memvalidasi alkitab itu sendiri sebagai sebuah kesaksian dari Allah sang Pencipta yang telah menubuatkan semuanya ini dan kalau Dia sendiri sajalah Allah dan tidak akan memberikan kemuliaanNya kepada yang lain!

Jika kita tidak menginginkan kemuliaanNya berdasarkan hikmat yang telah Dia tetapkan, kita sedang mengindentifikasi diri kita sebagai seseorang yang jahat dan layak menerima penghukuman, baik sebagai Yahudi maupun Arab! Allah sendirilah perancang krisis yang melanda yang mana pusatnya adalah Yerusalem.

Seluruh Zionist enterprise saat ini didasarkan atas sebuah premis yang salah. Ide itu lahir dari peristiwa Holocaust yang dilakukan Nazi, yang membuat orang-orang Yahudi mempunyai sebuah ide untuk kembali ke tanah nenek moyang mereka, yang mana akhirnya menimbulkan masalah atas kepemilikan tanah dan dengannya muncul juga pertanyaan mana Allah yang benar. Sebuah ide untuk kembali buatan manusia ini bagaimanapun membangkitan isu Allah sebagai Allah dan membuat orang-orang harus membuat keputusan untuk memilih Allah atau melawan Allah! kembalinya Zionist membangkitkan isu siapa Allah yang benar “ allah (tuhannya muslim) atau Yahweh (Allah Abraham, Ishak dan Yakub) ? juga membangkitkan isu kitab suci mana yang benar : alquran atau Taurat  dan juga membangkitkan isu siapa yang dalam kemurahanNya mengambil inisiatif untuk membawa prespektifNya ke dalam kesadaran Yahudi dan Arab : allah atau Yahweh.

Orang-orang Yahudi harus menghapuskan prejudicenya terhadap Kristus dan harapan sukses apapun bagi Israel dari usaha mereka independen dari Allah! Orang-orang muslim harus menghapuskan kebencian terhadap saudaranya orang-orang Yahudi dan mengakui pemilihan orang-orang Yahudi adalah berdasarkan kedaulatan Allah, bergantung kepada pilihan Allah!

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?