Kontroversi seputar karunia-karunia Roh Kudus

Topik Roh Kudus merupakan topik yang cukup sensitif di kalangan orang kristen. Topik ini sering menimbulkan perdebatan di antara orang-orang kristen. Masing-masing memiliki argumen untuk mempertahankan pendapatnya. Semua mereka pasti merasa pendapat mereka sendirilah yang paling benar berdasarkan alkitab. Tapi pengalaman dan background juga dapat membentuk pendapat mereka bahkan bisa jadi sangat mempengaruhi pendapat mereka tentang karunia roh kudus. Dan tidak jarang pengalaman mereka atau apa yang mereka lihat dalam kekristenan itulah yang mereka cocokan dengan pemahaman alkitab mereka. Sehingga pengalaman atau background mereka yang miliki mempengaruhi cara mereka menafsirkan alkitab walaupun semua mereka pasti berkata tidak. 

Beberapa dekade belakangan ini banyak terjadi kebangunan rohani yang mengatasnamakan gerakan Roh Kudus dengan berbagai macam manifestasi yang aneh. Dan juga banyak muncul penginjil-penginjil pentakosta atau kharismatik yang mengaku di penuhi Roh Kudus tetapi mereka mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan alkitab mereka mengajarkan injil kesuksesan, injil kebahagiaan, injil untuk menolong diri sendiri, injil yang mengajarkan Allah menginginkan anda menjadi penjala kekayaan! Dan banyak dari mereka hidupnya tidak menjadi kesaksian, Seperti kata Stephen Tong ”pendeta-pendeta yang seringkali berkhotbah tentang Roh Kudus justru hidupnya tidak kudus, keuangannya tidak beres, kehidupan seksualnya tidak karuan dan penuh dengan skandal.” [1] 

Mungkin karena orang-orang pentakosta dan kharismatik inilah menjadi alasan bagi banyak orang alergi dan skeptis terhadap orang-orang pentakosta dan kharismatik. Dan juga takut dengan pekerjaan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh karena mereka melihat orang yang mengklaim dirinya dipenuhi roh dan memiliki karunia-karunia Roh Kudus tapi hidupnya tidak benar. 

Pada zaman Jonathan Edwards orang Kristen juga ramai membicarakan kebangunan rohani, dia berkata “semua orang tampaknya membicarakan Roh Kudus dan Karya-Nya, namun hanya segilintir orang yang tampak mengetahui bagaimana mengenali karya Roh Kudus ketika itu berlangsung”[2]. Jonathan Edwards tidak langsung menghakimi semua fenomena yang terjadi dalam kebangunan rohani itu salah tapi dia menyelidikinya. Begitu juga sebaiknya kita walaupun begitu banyak kesaksian yang buruk tentang orang-orang pentakosta dan kharismatik tapi bagaimanapun kita harus kita harus apa menyelidiki dengan jujur apa yang alkitab katakan tentang apakah karunia-karunia Roh itu sudah berhenti ataukah masih ada? Untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas seputar kontroversi karunia-karunia roh yang sering diperdebatkan. Beberapa sumber didapat dari buku-buku yang membahas tentang topik ini dan dari internet.

Perbedaan Pendapat Tentang Kapan Berakhirnya Karunia Roh

1. Cessationism vs Continuationism 

Pada umumnya ada dua pandangan dalam kekristenan terhadap karunia Roh yaitu pandangan cessationism dan pandangan continuationism. Pandangan cessationism berpendapat bahwa karunia-karunia Roh (berbahasa Roh, berkata-kata dengan pengetahuan, berkata-kata dengan hikmat, menafsirkan bahasa Roh dll) berhenti setelah adanya kanonisasi alkitab dan atau kematian rasul yang terakhir. Pandangan yang kedua adalah continuationism yang berpendapat bahwa karunia-karunia Roh tersebut masih ada sampai sekarang. 

Mereka yang menganut pandangan cessationism ini umumnya diwakili oleh orang-orang fundamentalist Calvinist atau Reformed, contoh yang terkenal sekarang ini adalah seperti John MacArthur yang anti pentakosta dan kharismatik yang tahun lalu menyelenggarakan Strange Fire Conference untuk membuktikan kalau orang-orang pentakosta dan kharismatik salah. Tapi tidak semua orang-orang Reformed menganut pandangan ini, mereka ini adalah orang-orang seperti Wayne Grudem, Sam Storms, D.A Carson, John Piper, dll. Orang-orang Puritan juga dianggap kebanyakan orang cessationist tapi dalam suatu interview Wayne Grudem mengatakan bahwa orang-orang Puritan seperti Richard Baxter tidaklah cessationists seperti yang dianggap kebanyakan orang, Wayne Grudem memberikan contoh seperti karyanya Richard Baxter “The Christian Directory” Richard Baxter memiliki pandangan yang sama tentang nubuatan dengan Wayne Grudem [3]. Sedangkan mereka yang menganut pandangan continuationism kebanyakan adalah orang-orang Pentakosta dan Kharismatik.


2. Arti kata sempurna 

Perbedaan pendapat antara pandangan cessationism vs continuationism umumnya terletak pada apa arti kata sempurna di 1 Korintus 13 : 10. Untuk lebih jelasnya kita lihat 1 Korintus 13:8-11 : 

“Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” 

Berikut ini adalah empat pandangan yang berbeda mengenai kata sempurna disini dan tanggapannya:

a. Sempurna adalah lengkapnya kanon perjanjian baru 
Wayne Grudem dalam bukunya Systematic Theology mengutip perkataan Martyn Llyod Jones mengenai keberatannya jika kata sempurna itu adalah lengkapnya kanon perjanjian baru:  “Ini berarti anda dan saya, yang memiliki kitab suci terbuka di hadapan kita, lebih banyak mengetahui kebenaran Allah dibandingkan rasul Paulus…ini artinya kita semuanya lebih superior..bahkan dibanding rasul-rasul itu sendiri, dan termasuk rasul Paulus! Ini berarti bahwa kita berada dalam posisi dimana…”kita mengenal, bahkan kita lebih dikenal oleh Allah..sesungguhnya hanya ada satu kata untuk menggambarkan pandangan seperti ini, ini adalah omong kosong”[4]
Saya rasa tidak satupun dari orang Kristen yang akal pikirannya sehat akan berani mengangkat tangannya dan mengakui kalau dirinya lebih sempurna dari rasul Paulus.

b. Sempurna adalah kasih itu sendiri 
Paulus sendiri tidak memberikan indikasi kalau kasih akan menjadi penyebab berhentinya nubuat dan bahasa roh. Setelah Paulus berbicara panjang lebar tentang kasih di pasal selanjutnya di 1 Korintus 14 Paulus juga mendorong orang-orang di Korintus untuk memperoleh karunia-karunia roh. 
Yang jadi pertanyaan lagi, apakah orang-orang kristen sekarang ini lebih memiliki kasih dibandingkan Paulus? Paulus mengatakan kasih Kristus menguasai dirinya (2 Korintus 5:14). Sehingga dia rela mengalami segala macam aniaya, penderitaan dan kesudahan (2 Korintus 6:8-9; 2 Korintus 11:23-26) bahkan rela mati menjadi martir. Apakah kita lebih memiliki kasih dibandingkan Paulus sehingga akhirnya kita tidak memerlukan karunia-karunia Roh? Saya meragukan kalau ada orang kristen yang berani mengklaim dirinya lebih memiliki kasih dibandingkan Paulus.

c. Sempurna adalah saat gereja sudah dewasa 
Kapan gereja telah menjadi dewasa? Apakah gereja sekarang lebih dewasa dibandingkan gereja mula? Mayoritas orang pasti akan berpendapat bahwa gereja mula-mula jauh lebih dewasa dibandingkan gereja di zaman ini. 
Mengenai mereka yang berpendapat kalau sempurna disini kedewasaan seperti Walter Chantry yang berargumen bahwa di surat 1 Korintus lainnya kata sempurna yang di terjemahkan “sempurna” (τέλειος, G5455) juga biasanya mengacu kepada kedewasaan manusia (1 Korintus 14:20, dewasa dalam pemikiranmu) atau kepada kehidupan kristen yang matang Wayne Grudem berpendapat bahwa tidak setiap kata merujuk kepada hal yang sama setiap kali kata tersebut di gunakan dalam kitab suci – dalam beberapa kasus τέλειος mungkin menunjuk kepada manusia yang “matang” atau “sempurna” dalam kasus lain bisa juga “kelengkapan” atau “kesempurnaan”. Kata τέλειος yang digunakan dalam Ibrani 9:11 mengacu kepada “kemah yang lebih sempurna” – namun demikian kita tidak menyimpulkan kalau kata “sempurna” dalam 1 Korintus 13” mengacu kepada sebuah kemah yang sempurna[5] 

d. Sempurna adalah kedatangan Kristus yang kedua kali 
Inilah juga pendapat komentator alkitab Matthew Henry begitu juga dengan John Calvin yang mengatakan kapan yang sempurna itu datang, sempurna itu sesungguhnya dimulai pada saat kita mati (bertemu Kristus muka dengan muka). 
1 Korintus 13: 10 dapat diartikan, “saat yang sempurna itu tiba, nubuatan dan bahasa roh serta karunia-karunia yang tidak sempurna lainnya akan berakhir.” Masalahnya adalah menentukan kapan waktu yang dimaksud kata “saat” Kapan kita akan melihat “muka dengan muka”? kapan kita akan mengenal seperti kita sendiri di kenal’? peristiwa ini hanya dapat terjadi pada saat Tuhan datang kembali. Zac Poonen seorang guru alkitab berkata cara terbaik untuk menafsirkan kitab suci adalah dengan membandingkan ayat dengan ayat lainnya Di Alkitab ada beberapa ayat yang menunjukan bahwa bertemu muka dengan muka itu atau melihat wajah Tuhan itu artinya berhadapan dengan Tuhan secara pribadi seperti terdapat dalam: Keluaran 33:11; Ulangan 5:4; Hakim-hakim 6:22; Wahyu 22:4. 
Dari ketiga pandangan sebelumnya menurut saya pandangan inilah yang paling alkitabiah bahwa kata sempurna itu mengacu kepada kedatangan Kristus yang kedua kali saat kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan kita Yesus Kristus.


3. Frasa “akan berhenti” menekankan kalau karunia Roh akan berhenti dengan sendirinya 

1 Korintus 13:8 telah sering digunakan untuk menolak bahasa roh karena verb dan voice yang berbeda yang digunakan. Namun, konteksnya menegaskan bahwa semua karunia rohani akan berhenti, tapi kasih tidak akan pernah berhenti. Dalam konteks ini tidak ada penekanan pada elemen waktu dari satu karunia versus karunia yang lain. Karunia rohani adalah bagian dari waktu, bukan kekekalan. Kasih adalah kekal!  
Paul Enns mengatakan frasa “mereka akan berhenti” (1 Korintus 13:8) adalah dalam bentuk middle voice menekankan “mereka akan berhenti dengan sendirinya”. Implikasi bahwa bahasa lidah tidak akan berlanjut sampai “yang sempurna itu datang” saat pengetahuan dan karunia berhenti dan berhenti sejalan dengan kebergunaannya berhenti. Apabila karunia roh terus berlanjut sampai “yang sempurna datang” kata kerjanya akan dalam bentuk pasif [6] Ada juga beberapa cessasionist yang tidak sependapat dengan ini dan tentu saja mereka yang memiliki pandangan continuatist juga tidak setuju. 

Sam Storms mengutip D.A Carson atas keberatannya mengenai hal ini: “sering kali cessasionist menggunakan alasan middle voice di 1 Korintus 13:8 sebagai alasan mereka (“jika ada bahasa lidah, mereka akan berhenti,”karena verb”berhenti/stop” adalah dalam bentuk middle voice) Dia membantah bahwa jauh dari benar bagi gereja sekarang kalau bahasa lidah hanya sementara. Dengan kata lain, sedangkan nubuatan akan lenyap, pengetahuan akan lenyap, bahasa roh akan hanya berhenti, “ini artinya bahwa tidak perlu bahasa roh dihancurkan (passive) oleh seseorang atau sesuatu (sebagai alasan) untuk memberikan kesan bahwa bahasa roh akan berakhir dengan sendirinya, karena sesuatu yang intrinsik dengan kata sifatnya itu sendiri.  Menurut Carson verb pauo yang diterjemahkan “berhenti atau stop” biasanya juga merupakan middle voice tapi dengan makna yang active seperti di Lukas 8:24; Kisah Para Rasul 21:32; 1 Pet 4:1. (Carson, Exegetical Fallacies)[7]

Apakah Karunia Roh Masih Terus berlanjut?

1. Ayat-ayat di perjanjian baru yang mendukung Continuationism 

Berikut ini adalah ayat-ayat di perjanjian baru yang menyatakan bahwa karunia-karunia roh ini belum berakhir:

a. Karunia Roh akan terus ada sampai Tuhan Yesus datang 

Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. (1 Korintus 1:7-8). 

Kalimat “menantikan penyataan kita Tuhan Yesus Kristus” dalam Alkitab King James Version lebih tegas dengan mengatakan “waiting for the coming of our Lord Jesus Christ”. Sangatlah jelas sekali bahwa Paulus mengatakan bahwa setiap orang kristen tidak akan kekurangan karunia Roh apapun (tidak berakhir) sampai kedatangan Kristus yang kedua kali.

b. Karunia Roh tetap ada di hari-hari akhir 

Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.(Wahyu 11:6) 

Mereka yang menganut pandangan Premillennial bahkan orang seperti John MacArthur percaya bahwa Wahyu 11:6 ini belum terjadi. Di ayat ini ada dua saksi Allah yang bernubuat dan melakukan mujizat, ini menyiratkan bahwa karunia-karunia roh belum berakhir sewaktu kanon perjanjian baru lengkap tapi masih terus berlangsung sampai sekarang karena Wahyu 11:6 ini belum tiba.

c. Karunia Roh tersedia bagi setiap orang yang dipanggil Tuhan 

Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."(Kis 2:38-39) 

Di Kisah Para Rasul 2 kita bisa melihat bahwa menerima keselamatan dan karunia roh itu terjadi di masa yang sama. Karena sebelumnya di Kisah Para Rasul 2:21 Petrus mengatakan bahwa siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Yang menerima keselamatan bukan mereka yang hidup sebelum kanon perjanjian baru telah lengkap, tapi juga sampai sekarang, dan otomatis karunia roh masih berlaku sampai sekarang. 

d. Tuhan Yesus menginginkan banyak pekerja untuk memberitakan Injil Kerajaan dan menyembuhkan 

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Matius 9:37-38) 

Di ayat sebelumya Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta, mengusir setan, mengajar, memberitakan injil, (Matius 9:30, 32, 35). Dan hati Tuhan Yesus tergerak dengan belas kasihan dan Dia ingin agar banyak pekerja yang tentunya melakukan hal yang sama seperti yang Dia lakukan salah satunya mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Ini menyiratkan bahwa setiap pekerja kristen bisa memiliki karunia-karunia seperti di zaman Tuhan Yesus. 

e. Amanat agung disertai dengan tanda-tanda dan mukjizat. 

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. (Matius 10:7-8) 

Perintah untuk “pergi” ini merupakan model dari amanat agung di dalam Matius 28:19 dimana Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid untuk pergi menjadikan semua bangsa murid-Nya sama seperti di Markus 16:15 untuk pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia dimana pemberitaan ini disertai tanda-tanda dan mukjizat. Sampai saat ini ada daerah-daerah di dunia ini yang sama sekali belum pernah mendengar Injil. Tidak ada alasan yang logis untuk mengatakan karunia roh berakhir sekarang ini 


2. Karunia-karunia yang kontroversial 

Ada berbagai macam karunia-karunia yang terdapat di perjanjian baru. Berikut ini adalah beberapa karunia yang dianggap kontroversial dan diperdebatkan saat ini. 

a. Bernubuat 

“…Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.” (1 Korintus 13 : 4) 

“dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.” (1 Tesalonika :20) 

Paulus suka jemaat bisa bernubuat karena bernubuat itu membangun jemaat. Dan dia juga menasihati jangan anggap rendah nubuat. Tapi apakah mungkin masih ada orang yang bernubuat di zaman ini? Ada orang yang mungkin berpendapat itu akan menambahkan firman Tuhan. Untuk hal ini John Piper mengatakan karunia bernubuat di perjanjian baru tidak mempunyai otoritas yang setara dengan kitab suci, karena kitab suci di inspirasi secara verbal, bukan hanya di dorong dan ditopang oleh roh. Apa yang ditulis penulis Alkitab adalah firman Allah (1 Korintus 2:13; 2 Timotius 3:16). Ini bukanlah hasil dari “karunia bernubuat”[8] 

Apakah yang dimaksud bernubuat itu? Wayne Grudem memberikan penjelasan sebagai berikut: Bernubuat seharusnya tidak didefinisikan sebagai “memprediksi masa depan” tidak juga “memberitahukan sebuah pesan dari Tuhan” tidak juga sebagai “kotbah yang penuh kuasa” melainkan bernubuat itu adalah “menyampaikan sesuatu yang Allah berikan secara spontan ke dalam pikiran kita.[9] 

Saya mengakui sekarang ini ada banyak sekali nubuatan palsu atau tidak tergenapi. Tapi apakah karena hal itu kita lalu menolak setiap nubuatan? Sedangkan Paulus sendiri mengatakan ujilah nubuat-nubuat. Kenapa ada sesuatu yang palsu pasti karena ada sesuatu yang asli. Begitu juga ada nubuatan-nubuatan yang benar-benar terjadi. Sam Storms dalam artikelnya “WHEN A CESSATIONIST PROPHESIES, OR, WHAT ARE WE TO MAKE OF CHARLES SPURGEON?” mengutip Charles Spurgeon seseorang yang dihormati oleh banyak orang reformed, yang menurut Sam Storms ini seperti menggunakan karunia bernubuat (atau beberapa orang mungkin bilang ini adalah berkata-kata dengan pengetahuan seperti di 1 Korintus 12 :8) 

Pada satu kesempatan sewaktu berkotbah di aula, saya sengaja menunjuk seorang pria di tengah-tengah orang banyak dan berkata “ada seorang pria yang duduk disini, dia adalah tukang sepatu, dia tetap membuka tokonya pada hari minggu, pada waktu tokonya buka sabat minggu lalu, dia menerima penghasilan di hari itu 9 pence dan mendapatkan keuntungan 4 pence; jiwanya dijual kepada setan untuk 4 pence! Seorang misionaris kota, saat dia berkeliling bertemu dengan pria ini dan melihat dia sedang membaca kotbah saya, dia bertanya, “apakah anda mengenal tuan Spurgeon? Iya dia menjawab, saya punya banyak alasan untuk mengenalnya, saya telah mendengar dia dan mengikuti kotbahnya, dengan Karunia Allah saya telah menjadi seorang ciptaan baru di dalam Kristus Yesus. Dapatkah saya beritahu anda ceritanya? Saya pergi ke Music Hall dan saya mengambil tempat duduk di tengah-tengah; tuan Spurgeon melihat saya seperti dia mengenal saya dan di dalam kotbahnya dia menunjuk saya dan mengatakan kepada jemaat bahwa saya adalah seorang tukang sepatu dan bahwa saya tetap membuka toko saya buka pada hari minggu dan benar pak saya membuka toko saya hari minggu. Saya seharusnya biasa saja dengan mendengar itu; tapi setelah itu dia berkata juga bahwa saya menerima 9 pence dari hasil penjualan saya hari itu 4 pence hanyalah untungnya; tapi bagaimana dia tahu hal itu, saya tidak dapat mengatakannya. Lalu kemudian saya menyadari bahwa Allah lah yang berbicara kepada saya melalui Spurgeon, jadi saya menutup toko saya minggu depannya. Pada mulanya saya takut untuk mendengarkan kotbahnya dia lagi, kalau-kalau dia mengatakan kepada orang-orang siapa lebih banyak siapa saya , tapi sesudah itu saya pergi dan Tuhan menjumpai saya dan menyelamatkan jiwa saya” (Charles H. Spurgeon, The Autobiography of Charles H. Spurgeon [London: Curts & Jennings, 1899], 2:226-27).[10] 

Dan mungkin banyak hal seperti ini terjadi di masa ini cuma tidak banyak di publikasikan dan yang sering di publikasikan kebanyakan adalah nubuatan-nubuatan palsu. Ada seorang hamba Tuhan pernah berkata mungkin dari 100% nubuatan yang ada sekarang hanya 5% yang benar. Tapi seperti kata Paulus kita harus menguji nubuat-nubuatan itu.

b. Bahasa Roh 

 “Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.” (1 Korintus 14 :28) 

Bahasa lain di hari pentakosta tidaklah sama dengan bahasa roh di 1 Korintus. Di hari pentakosta ada manusia yang mengerti bahasanya tapi bahasa roh yang dimaksud Paulus tidak seorangpun manusia yang mengerti bahasanya. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa bahasa asing yang dimengerti oleh manusia. Kalau memang bahasa roh ini adalah bahasa yang dimengerti lalu mengapa banyak misionaris belajar bahasa daerah tujuan misi mereka terlebih dahulu, kenapa tidak berdoa saja meminta karunia ini. Billy Graham yang mempercayai karunia bahasa lidah sampai sekarang berpendapat bahwa bahasa di dalam 1 Korintus adalah bahasa tidak dikenal. Kalau memang bahasa itu dikenal pasti ada orang yang mengertinya.[11]itulah sebabnya Paulus berkata tidak seorangpun yang mengerti bahasanya. 

Yang juga jadi banyak perdebatan adalah soal penggunaan bahasa roh dalam pertemuan jemaat tapi tidak ada yang dapat menafsirkannya, Saya sendiri pernah bertanya soal ini karena menurut saya tidak sesuai Alkitab, tapi dijawab “jangan larang orang berbahasa roh.”
Zac Poonen dalam satu khotbahnya pernah bercerita sewaktu sedang ramainya gerakan gereja pentakosa di India dia mencoba masuk ke sebuah gereja pentakosta karena ingin memiliki karunia roh seperti orang-orang gereja pentakosta itu, tapi begitu dia masuk dia kecewa karena tidak seperti yang dia harapkan. Kebaktiannya bising dan gaduh, karunia rohnya tidak sama seperti yang dimiliki rasul-rasul di Alkitab akhirnya Zac Poonen menanti selama sepuluh tahun sampai dia menerima karunia roh tersebut (bahasa roh). Di gerejanya sendiri setahu saya kalau ada orang yang berbahasa roh harus ada yang menafsirkannya, kalau tidak lebih baik diam. Gereja mereka mentaati apa yang dibilang rasul Paulus di 1 Korintus 14. 12 

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa : 

1. Perjanjian baru dengan jelas menyatakan bahwa karunia-karunia roh ini akan terus ada sampai Tuhan Yesus datang kedua kalinya. 

2. Perjanjian baru mendorong kita untuk mengejar karunia-karunia ini 

3. Perjanjian baru tidak pernah menyatakan bahwa karunia-karunia ini akan berakhir di zaman sekarang ini 

Saya rasa setiap orang yang membaca alkitabnya secara jujur atau andai ada seseorang belum pernah mendengar injil tersesat di sebuah pulau terpencil sendirian lalu menemukan alkitab dan bertobat setelah membacanya akan mempunyai kesimpulan yang sama. 

Jangan biarkan orang-orang yang mengaku dipenuhi Roh Kudus tapi hidupnya tidak benar atau nabi-nabi palsu yang sering mengatasnamakan Roh Kudus merampok warisan yang telah disediakan Bapa bagi kita. Bukan tanpa alasan Paulus berkata “usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh” karena karunia-karunia itu berguna selain untuk diri sendiri tetapi juga untuk jemaat, pembangunan tubuh Kristus. 



[1]. Stephen Tong, Roh Kudus, suara hati nurani dan setan, Lembaga Reformed Injili Indonesia. 

[2] Jonathan Edwards, Allah Sedang Berkarya, Mometum 

[3]. Continuationism and Cessationism: An Interview with Dr. Wayne Grudem
http://www.challies.com/interviews/continuationism-and-cessationism-an-interview-with-dr-wayne-grudem 

[3] Wayne Grudem, Systematic Theology Chapter 52, Gifts of the Holy Spirit: (Part 1) General Questions 

[4] Wayne Grudem, Systematic Theology Chapter 52, Gifts of the Holy Spirit: (Part 1) General Questions 

[5] Wayne Grudem, Systematic Theology Chapter 52, Gifts of the Holy Spirit: (Part 1) General Questions 

[6] Paul Enns, The Moody Handbook of Theology : Buku Pegangan Teologi Jilid1 

[7] Exegetical Insights To Greek Verbs by Sam Storms 
 http://www.samstorms.com/all-articles/post/exegetical-insights-to-greek-verbs 

[8] The New Testament Gift of Prophecy by John Piper
http://www.desiringgod.org/articles/the-new-testament-gift-of-prophecy 

[9] Wayne Grudem, Systematic Theology chapter 53, Gifts of the Holy Spirit: (Part 2) Specific Gifts 

[10] When A Cessationist Prophesies, Or, What Are We To Make Of Charles Spurgeon? By Sam Storms
http://www.samstorms.com/enjoying-god-blog/post/when-a-cessationist-prophesies--or--what-are-we-to-make-of-charles-spurgeon 

[11] (Billy Graham, Roh Kudus, Lembaga Literatur Baptis


Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya