Keseimbangan antara pengajaran dan kasih – K.P Yohannan



Keseimbangan antara pengajaran yang benar dan kasih adalah penting sekali. Pengajaran adalah penting  dan firman Tuhan akan selalu menjadi otoritas kita yang paling tertinggi, yang membuat kita tetap berada di jalur yang benar; tapi kasih harus selalu tetap menjadi sarana di dalam perjalanan kita.

Ada beberapa yang mengatakan semua yang harus kita pedulikan adalah supaya terjadi ekumenisme1yang sepenuhnya di antara semua gereja dan denominasi, terlepas dari apa yang mereka percayai atau apa yang mereka tidak percayai. Kita perlu mengingat bagaimanapun rasul Paulus menghabiskan separuh kehidupannya untuk mempertahankan iman yang dia khotbahkan karena kemurtadan yang mulai menyelinap masuk ke dalam gereja dan menghancurkan banyak gereja. Selagi anda membaca tulisan-tulisan Paulus anda akan melihat kalau dia adalah seseorang yang memiliki kerinduan besar dengan beban untuk kemurnian iman dan kebenaran firman Allah.

Sejarah gereja menunjukan dengan jelas bahwa saat firman Allah tidak di ajarkan dan saat gereja tidak memiliki komitmen untuk menjaga kemurnian pengajaran, gereja akan memasuki sebuah masa yang gelap. Contoh dari hal ini dapat di temukan sepanjang zaman. Jika bukan karena Martin Luther yang di abad 16 memperjuangkan kemurnian pengajaran dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri, gereja akan tetap berada di dalam kegelapan total. Reformasi yang merupakan buah dari hidupnya terjadi karena dia mengkhotbahkan dan mempertahankan kebenaran firman Allah.

Bahkan sekarang ini di seluruh dunia, gereja pada umumnya sekali lagi sedang menuju periode kegelapan dikarenakan liberalisme di ajarkan dan terus di terima di sejumlah besar institusi teologi. Tidak memberikan perhatian kepada pengajaran yang benar akan membawa gereja kita kepada sinkrintisme dan pluralisme Dan ini telah menjadi beberapa serangan yang paling serius, serangan paling menghancurkan di sepanjang sejarah gereja.

Paulus mengingatkan Timotius agar mempertahankan ajaran yang sehat yang telah dia terima, sementara pada saat yang sama terus bertumbuh dalam kasih karunia di dalam Kristus. Dalam suratnya kepada Timotius kita membaca nasihat Paulus untuk memperhatikan keseimbangan ini: “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus” (2 Timotius 1:13) “Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman” (1 Timotius 6: 20 – 21) “jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2 Timotius 2:2 )

Contoh lain tentang menjaga keseimbangan ini dapat kita temukan dalam Wahyu 2: 2-5, sebuah ayat dimana Kristus berbicara kepada gereja di Efesus. Orang-orang percaya ini memiliki pengajaran yang murni dan memiliki iman yang sangat fundamental. Walaupun demikian Tuhan berkata bahwa Dia akan mengambil kaki dian mereka dari tempatnya, jikalau mereka tidak bertobat.

Kasih harus menjadi akar dan fondasi dari semua yang kita lakukan dalam pelayanan kita bagi Tuhan. Janganlah kita melupakan nasihat di 1 Korintus 13 – “  Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Korintus 13:1–3, 8, 13). Tanpa kasih semua menjadi tidak ada artinya.

Gereja di panggil untuk menginjili dunia dan menyerukan kepada semua orang agar menjadi bagian dari tubuh Kristus. Tapi tujuan ini hanya bisa diselesaikan kalau kita berjalan dalam kasih. Dalam Yohanes 13: 34-35, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Paul Billheimer dalam bukunya yang klasik “Love Covers” mengatakan bahwa penghalang terbesar bagi dunia untuk mengenal Yesus Kristus adalah dosa karena sikap yang tidak mengasihi di antara orang-orang kristen dan perpecahan di antara tubuh Kristus. Saya sangat setuju.

Kita harus berhati-hati agar kita tidak melakukan pengotak-ngotakan yang kaku atas “pengajaran kita” dan mencoba membuat orang lain mempercayai atau menerima “pengajaran kita”. Orang-orang bertanya kepada saya, “apakah Mother Teresa seorang kristen? Apakah dia berada di sorga?” oleh beberapa denominasi pengajaran orang-orang kristen, Mother Teresa tidak masuk sorga. Berdasarkan apa yang di percayai beberapa gereja sekarang, yaitu orang-orang yang percaya pengajaran Reformasi – membawa pencerahan kepada seluruh dunia kristen - Mother Teresa akan masuk neraka karena tidak memiliki ajaran yang “benar”

Setan mengetahui bahwa dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. (Markus 3 :25). Dan dia dengan licik berusaha memecah-mecah tubuh Tuhan Yesus Kristus atas banyak isu-isu yang minor. Subyek-subyek tertentu membuat terjadinya perpecahan termasuk pandangan tertentu tentang Roh Kudus, Calvinisme, Armenianisme. Terjemahan alkitab, kedatangan Kristus yang kedua kali dan banyak lainnya. Saya meyakini bahwa ribuan perpecahan yang terjadi di dalam tubuh Kristus sekarang sangat sedikit berhubungan dengan pengajaran. Kebanyakan perpecahan terjadi karena penekanan yang berlebihan atas isu-isu yang minor dan tradisi-tradisi. Sekali kita mulai mengivestigasi, kita akan terheran-heran betapa sedikitnya sebenarnya perbedaan yang fundamental dalam malasah pengajaran di antara kebanyakan gereja-gereja. Namun demikian betapa besarnya sikap yang tidak mengasihi dan banyaknya perpecahan.

Tolonglah ingat ; Allah lebih peduli tentang hati kita daripada otak kita. Saya telah berjumpa dengan orang-orang yang  “tidak mengerti” atas beberapa pengajaran yang saya anggap penting. Tapi tetap mereka adalah orang-orang yang  sangat mengasihi Tuhan, dan mengenal Dia dengan dekat.

Bagaimana saya menjelaskannya? Saya juga tidak yakin bisa. Saya tidak memiliki semua jawaban. Tapi satu hal yang pasti : orang-orang Farisi yang mempunyai semua jawaban dan memiliki “pengajaran yang benar” mereka sendirilah yang menyalibkan Kristus. Marilah kita terus mengingat bahwa bukti paling penting bagi mereka yang mengikuti Tuhan Yesus Kristus tidaklah dilihat dari komitmen mereka kepada pengajaran-pengajaran fundamental, tapi dilihat dari kasih yang terlihat dalam hidup mereka. Dunia tahu bahwa kita kristen oleh karena kasih kita, bukan karena pengajaran kita. Saat kasih tidak ada, pengajaran tidak ada gunanya. Kebenaran tanpa kasih adalah sebuah dusta. Kita harus mempunyai keseimbangan antara pengajaran dan kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya