Allah memberikan kepada kita gembala-gembala – K.P Yohannan

Pada waktu tahun 1970an selama 4-1/2 tahun saya menggembalakan sebuah gereja di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1979 Tuhan memimpin saya dan istri saya untuk berhenti dari penggembalaan untuk melakukan pelayanan misi sepenuh waktu.

Saya selalu ingat minggu terakhir itu. Saya mengasihi jemaat gereja yang saya gembalakan dan saya sedih untuk meninggalkan mereka. Saya bahkan masih mengingat khotbah terakhir saya. Judulnya adalah “tujuh hal yang harus anda ingat sewaktu saya pergi.” Salah satu point dari khotbah itu adalah siapapun yang akan menggantikan saya sebagai gembala – mereka harus mentaati dia dan tidak menyakitinya, walaupun dia seseorang yang tidak mempunyai kualifikasi sama sekali. Setelah khotbah itu mereka menangis selagi kami mengucapkan kata-kata perpisahan.

Waktunya tiba bagi kami untuk meninggalkan gereja. Gisela, saya dan putra kami yang masih kecil Danny, pergi meninggalkan gedung gereja. Saya dapat mengingat dengan jelas sewaktu saya menuruni tangga masuk gereja. Menuruni tangga yang pertama, tangga yang kedua, tangga yang ketiga. Dan pada tangga terakhir sebelum kaki saya menyentuh jalan, tiba-tiba saya seperti merasa seseorang melepaskan jacket saya! Saya menengok kebelakang, tapi tidak seorangpun. Muka saya menjadi pucat. Istri saya berkata “kamu kelihatan aneh. Ada apa?”

Selagi kami di mobil dalam perjalanan, pewahyuan ini datang pada saya: “Aku menempatkan kamu sebagai gembala disini. Sekarang jubah yang Aku berikan padamu telah diambil. Seseorang akan menempati posisimu.”

Saya terkejut dengan kesucian tugas menggembalakan umat Allah dan impresi dari Tuhan itu tidak bisa saya lupakan. Kenyataannya dahulu saya tidak bisa menceritakan kisah ini tanpa terseguk-seguk.


Sekarang kapan saja saya melihat seorang gembala, tidak peduli berapa besar gerejanya, umurnya atau apapun kualifikasinya; saya menyadari saya berurusan dengan seseorang yang ditempatkan dalam posisi penting oleh Allah yang hidup untuk meresprentasikan Dia dan menggembalakan umat-Nya. Saya harus menghormati dan menghargainya dan juga atas tanggung jawab yang telah Allah berikan kepadanya. Perjanjian baru dengan jelas mengatakan bahwa Kristus adalah kepala gereja. Dan Dia telah menetapkan gembala-gembala untuk memberi makan dan menjaga domba-domba. Domba tidak memimpin gembala; gemabla memimpin domba.

Kita harus mempunyai rasa hormat yang sungguh terhadap gembal-gembala dan juga atas tanggung jawab yang dipercayakan kepada mereka. Paulus berkata kepada gereja di Tesalonika, : “Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.” (1 Tesalonika 5: 12-13).

Saat gembala kita berbicara tentang hidup kita, perkataan mereka janganlah dianggap ringan. Jika kita mendengarkan mereka dan memperhatikan peringatan mereka hidup kita akan diberkati. Taat dan tunduklah kepada mereka. Jangan menjadi korban dari sikap gereja modern, yang kehilangan rasa takut akan Allah dan gembala-gembala-Nya.

Di Kisah Para Rasul ada sebuah catatan tentang rapat sidang gereja. Paulus dan Petrus dan yang lainnya menyampaikan laporan mereka dan pendapat mereka. Akhirnya Yakobus, orang yang memiliki otoritas rohani atas mereka, berdiri dan memberikan keputusannya dan semua mematuhi dan tunduk pada keputusannya. “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”(Ibrani 13:17)

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley