Apa yang salah dengan saya? (curhat seorang kristen)
Saya tidak mengerti dunia dimana kita hidup. Saya
tidak nyambung dengannya. Saya tidak mempunyai kesamaan apapun dengannya. Hal
hal saya kasihi, dunia membencinya. Apa yang dunia suka, saya membencinya.
Tolong untuk di mengerti, saya tidak berusaha untuk terdengar seperti seorang
kristen yang super atau seseorang yang sebenarnya bukan saya. Saya adalah orang
yang paling tidak sempurna yang saya tahu dan hal itulah yang sangat
menyedihkan saya lebih dari apapun. Dalam tulisan ini, saya berusaha menulis
dengan jelas, jujur dan peka, mengesampingkan semua emosi saya.
Saya seorang pria yang memiliki prinsip prinsip
hidup yang sangat kuat. Saya sangat tradisional dan kuno. Saya menyukai
integritas, kehormatan, kejujuran, sebuah etika perbuatan perbuatan yang baik,
respek dan kebaikan. Saya menyukai untuk mementingkan orang lain terlebih
dahulu dan memiliki sebuah rasa keadilan yang kuat!
Saya menikmati sebuah kehidupan yang sangat
sederhana. Saya tidak memiliki banyak harta dan tidak punya hasrat untuk
memilikinya. Saya tidak memiliki rumah, mobil, radio, cd cd, dvd dvd, TV,
Microwave, mesin cuci. Saya bahkan tidak memiliki (bahkan tidak menyukai) semua
gadget gadget teknologi yang baru ini, yang menghancurkan semua apa yang masih
tersisa dari apa yang namanya bermasyarakat yang membuat setiap orang mengurung
diri mereka sendiri (individualis). Saya memiliki sebuah komputer, sebuah
tempat tidur, sebuah meja komputer, sebuah lampu, sebuah lemari buku yang
isinya kurang dari 20 buku dan sebuah dapur yang sederhana. Hanya itu. jika
saya ingin pergi keluar, saya hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk
mengganti pakaian, ke toilet dan keluar dengan alkitab di tas saya. Saya tidak
menyukai TV atau musik zaman ini. Musik yang saya sukai hanyalah musik gospel
dan hymns. Tahukah anda tatapan orang orang saat saya mengatakan itu kepada
mereka? Saya melihat mereka shock dan mereka mulai mundur menjauhi saya. Saya
tidak mengharapkan orang lain untuk hidup seperti saya. Tapi tetap orang orang
menjadi tidak suka saat mereka mendengar bagaimana saya hidup dan apa yang saya
suka. Ada seseorang yang tahu kalau saya tidak mempunyai TV dan mereka
menawarkan TV flat 42” salah satu milik mereka dengan gratis. TV itu baru dan
mereka sudah punya 4 TV, jadi maukah saya menerimanya? Saya berterima kasih dan
menolak dengan halus sebisa saya bisa tapi mereka tidak hanya shock tapi hampir
tersinggung dengan jawaban saya!
Dapatkah anda melihat bagaimana seseorang seperti
saya akan merasa seperti konflik langsung dengan dunia ini? (saya yakin banyak
diantara anda akan seperti itu juga, mungkin hanya saya saja yang punya
kesempatan berbicara saat ini)
Membaca berita berita di internet hanya membuat
saya sedih dan marah. Dimanakah kebenaran? Semuanya bias, dusta dan
sandiwara. Banyak hal hal yang
seharusnya di beritakan tidak diberitakan. Tragedi(dan korbannya) dengan cepat
di lupakan karena orang orang tidak nyaman melihatnya dan mereka ingin kembali
menikmati kenyamanan mereka, entertainment dan gaya hidup mereka yang selfish.
Begitu banyak kebusukan yang ada di media sehingga tidak ada satu lagi yang
bisa kita percaya. Di butuhkan banyak orang meninggal di tragedi yang berturut
turut untuk mempengaruhi kita. Tapi bahkan saat itu mempengaruhi kita, kita
biasa saja, dan senang kalau itu tidak terjadi pada kita!
Pemerintahan kita korup. Segala sesuatunya untuk
memenangkan agenda dan kepentingan kepentingan kelompok tertentu. Tidak apapun
dari yang namanya melayani orang orang dan melakukan yang benar atau terbaik
bagi setiap orang. Hak hak kita telah di rampas dan apa yang belum dirampas
sedang di paksa di rampas dari kita dengan cara menciptakan ketakutan ketakutan
untuk menakut nakuti orang orang agar mereka lebih menyerahkan kebebasan dan
kemerdekaan mereka agar mereka bisa merasa aman. Tidak ada apapun yang jujur
lagi di politik.
Orang orang menjadi selfish, malas dan membiarkan
yang lain (seperti pemerintah, media, Hollywood dan advertising, etc..) untuk
berpikir bagi mereka. Setiap orang mempunyai earphone atau sebuah bluetooh
headset di telinga mereka, mereka mengacuhkan orang orang di sekeliling mereka.
Bagi mereka, setiap kita hanyalah “rintangan dalam sebuah video game” yang
harus mereka lalui supaya mereka mendapatkan hadiah. Tidak ada rasa hormat dan
sopan santun. Hanya kepentingan diri sendiri, kutukan kutukan yang keluar dari
mulut mereka, kekasaran, kecabulan dan sebuah sikap yang berkata” beraninya
anda untuk tidak setuju dengan saya atau mengatakan sesuatu melawan saya dan
apa yang saya percayai!” walaupun
demikian, mereka berhak menerima “hak mereka” dengan kemarahan yang munafik
mengatakan kepada anda betapa mengerikannya anda dan apa yang anda percaya.
Hal hal yang berbau negatif dan mengeluh adalah hal
hal yang lumrah yang keluar dari mulut orang orang. Dan segala sesuatu adalah
selalu kesalahan orang lain. bahkan ilmu kedokteran yang modern, psikologi,
science dan politik meyakinkan kita bahwa sikap kita yang buruk bukanlah
kesalahan kita dan kita semua hanyalah korban.
Kebudayaan Amerika adalah entertainment-driven dan
di arahkan untuk kepuasan instan. Saya mendengar lebih banyak komplain tentang
peringatan tornado yang menginterupsi favorite show mereka di TV dibanding saya
mengeluh tentang orang orang miskin yang menjadi korban tornado! Dimanakah
belas kasihan? Dimanakah hati yang hancur? Semuanya tentang SAYA! Biarkan dunia
menuju neraka, tapi jangan interupsi acara favorit saya di TV dan entertainment
entertainment yang lain. saya memiliki hak untuk menikmati itu semua.
Berbicara tentang hak orang orang! Orang orang yang
berbelanja mengeluh. Saya melihat orang marah di kasir karena toko membatasi
jumlah produk yang bisa di beli. Ini adalah sebuah sikap tentang hak. Siapa
yang peduli kalau orang lain memiliki sebuah kesempatan untuk membeli produk
itu? saya ingin enam enamnya dan saya mau enam enamnya sekarang! Manager! Itu
adalah sebuah hal begitu salah di lihat dari apapun.
Dunia lebih peduli tentang berita selebriti
(khususnya tragedi yang di alami mereka dan aib mereka) daripada berita yang
benar benar penting. Leonard Ravenhill sangat tepat saat dia berkata Amerika
mempunyai sebuah raja, nama rajanya adalah olahraga. Dan Amerika mempunyai
seorang ratu yang namanya entertainment. Semua orang hanya peduli tentang diri mereka,
hak hak mereka dan entertainment mereka. Lakukan apa yang anda harus lakukan
tapi jangan ganggu saya!
Kita adalah sebuah negara yang humanisme dan
hedonisme. Munafiknya dunia politik
merajalela. Anda harus menghormati saya, kepercayaan saya dan gaya hidup saya
tapi saya berhak menerima hak saya untuk marah terhadap anda dan apa yang anda
percayai! Jangan pernah berani anda mengatakan sesuatu yang negatif tentang
saya atau saya akan tuntut anda(dan menang)! Tidak hanya Allah dan orang orang
kristen yang di cemooh tetapi juga
kejujuran, kehormatan, integritas dan nilai nilai yang baik.
Lebih banyak keadilan yang diberikan kepada
kriminal daripada korbannya. Orang dapat menang di pengadilan dengan uang yang
tidak terbatas.
Bisnis bisnis besar menghancurkan usaha orang orang
kecil dan monopoli menguasai. Konsumen di rampok dengan biaya biaya yang tidak
masuk akal dan meragukan namun demikian mereka tidak berdaya apa apa.
Perusahaan perusahaan dan orang kaya menggunakan celah untuk menghindari
pembayaran pajak. Mereka kaya karena tidak membayar dan tidak memberi apa apa.
Jika mereka di kenakan pajak mereka akan memastikan bahwa biaya pajak yang
mereka bayar akan di dikenakan kepada para pembeli dengan menaikan harga produk
mereka.
Seks dan seksualitas begitu terang terangan di
masyarakat dan menjadi hal yang biasa. Saya tidak bisa melanjutkan subyek ini,
karena akan membuat saya menangis.
Perusahaan menuntut 300% dari blue collar worker
mereka (kelompok pekerja yang mengandalkan keterampilan fisik dalam bekerja)
lebih banyak tanggung jawab di bebankan kepada mereka tanpa adanya kompensasi
terima kasih, penghargaan atau kompensasi yang jujur. Hanya ancaman kehilangan
pekerjaan bagi mereka yang bersedia bekerja tanpa mengeluh. Tidak ada kenaikan
gaji. Tidak ada request untuk libur. Tidak ada flexibilitas. Walaupun demikian
perusahaan dan pemerintah meraup gaji dan bonus jutaan (dan milyaran) dollar,
bahkan di tengah tengah skandal dan pelanggaran hukum. Semuanya itu didapatkan
dari tidak jujurnya menggaji para buruh.
Semuanya tentang kekuasaan, kontrol, keserakahan
dan bagaimana bisa menang! Dan kebanyakan orang telah jatuh kepada hal itu,
entah melalui kesesatan atau hawa nafsu.
Maafkan saya untuk keterusterangan apa yang akan
saya katakan. Orang orang telah menjadi tolol dan tidak mampu berpikir bagi
diri mereka sendiri. saya shock karena mendengar hal hal tolol yang menggelikan
yang keluar dari mulut orang orang. Hal hal yang biasa dan logis tidak lagi
menjadi biasa. Oh, saya bisa memberikan lebih banyak contoh tentang ketololan
orang orang! Saya tahu itu ada sebuah kata yang mengerikan untuk menggambarkan
seseorang, tapi itu kata yang jujur.
Saya tidak menghargai dunia ini. Saya tidak
menyukainya. Saya tidak ingin berada disini (jangan khawatir saya tidak ingin
bunuh diri ataupun sedang depresi) saya tidak nyaman! Saya tidak mengerti dunia
ini. Saya tidak dapat menemukan seseorang yang kelihatannya mengerti apa yang
saya rasakan sekarang ini! Ada sesuatu yang berteriak di dalam diri saya.” Saya
ingin pulang?” bagaimana mungkin saya merindukan suatu tempat yang saya belum
pernah berada di sana?
Alasan kenapa saya tidak depresi adalah karena saya
tahu Allah adalah tetap Allah dan Dia masih berdaulat atas semuanya ini. Dia
masih di tahkta dan tidak apapun yang luput dari pandangan-Nya. Keadilan-Nya
akan dipenuhi dan segala sesuatunya akan menjadi benar. Rencana-Nya sedang
dikerjakan menurut jadwal-Nya dan kehendak-Nya akan terlaksana (haleluya)! Tapi
hal itu tidak banyak membuat nyeri di hati saya hilang! Saya mendapati diri
saya menangis lagi dan lagi atas hal hal
ini! Bagaimana hal ini akan menyakiti hati Bapa, jika dalam pengertian dan
persepsi saya yang terbatas, saya merasakan ini, betapa lebih lagi pasti Dia,
yang tahu semuanya dengan sempurna?
Sumber : sermonindex.net
Comments