Sebuah panggilan ke tingkat yang lebih tinggi – K.P Yohannan

Hanya satu orang. Hanya membutuhkan satu orang untuk mengusir kuasa kegelapan dan membuat sebuah kesaksian bagi kemuliaan Allah. Sejarah memberikan kesaksian tentang kebenaran ini selagi kita mengingat individu-individu seperti – Martin Luther, Pandita Ramabai, Sadhu Sundar Singh, Musa, Elia. Daftar ini dapat terus berlanjut dan berlanjut. Di dalam setiap generasi, ada beberapa individu yang memilih bangkit untuk hidup diatas rata-rata orang-orang kristen normal yang menjalani hidup mereka dengan mudah, yang telah meneguhkan hati mereka seperti keteguhan gunung batu dan mengerjakan hal-hal yang besar bagi Allah.

Dari semenjak permulaan, Allah telah mencari individual-individual seperti ini, mereka yang kepadanya  Dia dapat menunjukan Diri-Nya perkasa dan yang melalui mereka Dia dapat menggenapi rencana dan tujuan-Nya di bumi ini. Renungkanlah apa yang di 2 Tawarikh 16:9 katakan - Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.

Tetapi Allah tidak selalu menemukan orang yang Dia cari. Kita melihat ini dalam kesedihan-Nya di Yehezkiel 22:30, “Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.” Bacalah beberapa paragraph sebelum ayat ini dan anda akan mengerti bahwa Allah sedang mencari mereka yang dipanggil oleh nama-Nya – nabi-nabi-Nya, pemimpin-pemimpin-Nya dan imam-imam-Nya. Jika Allah sedang mencari diantara kita sekarang, akankah Dia mendapati anda bahwa anda adalah orang yang sedang Dia cari?

Benar, Allah sedang mencari di antara kita sekarang, mencari seseorang di antara umat-Nya yang mau membuat pilihan untuk mencari Dia dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya, mengikuti-Nya terlepas dari berbagai macam kompromi atau sikap hidup yang nyaman yang ada di sekitarnya. Allah tidak sedang mencari mayoritas yang mengaku milik-Nya, tapi mencari beberapa orang kristen sejati  yang oleh karakter mereka mendemonstrasikan bahwa mereka adalah milik-Nya dan bahwa mereka mengikuti-Nya lebih dari apapun yang ada di dunia ini. Sayangnya, saya takut bahwa banyak orang di dalam tubuh Kristus tidak termasuk pria dan wanita yang sedang Dia cari.

Saya menyadari bahwa itu adalah sebuah statement yang cukup keras, tapi itu adalah yang kita butuhkan untuk membuat kita membangunkan rohani kita yang sedang tertidur dan menggairahkan kelesuan rohani kita. Setan telah melakukan pekerjaan sebuah yang sangat baik untuk menyesatkan tubuh Kristus. Kekristenan telah di definisikan ulang agar sesuai dengan masyarakat modern. Kekristenan sekarang menjadi bisnis yang bisa menghasilkan banyak uang. Musik kristen dan entertainment kristen sekarang adalah industri yang sedang meroket, sementara firman Allah di jajakan untuk sebuah keuntungan dan penyerahan hidup dan ketaatan yang merupakan bentuk kekristenan yang sejati di campakkan karena di anggap sebagai legalisme. Lebih dari 2 milyar orang di bumi ini yang tidak mengenal Yesus akan menuju neraka untuk binasa sepanjang kekekalan, sementara gereja tertawa dengan cara yang histeris dan mengklaim kalau itu adalah pencurahan Roh Kudus yang merupakan tanda akhir zaman. Bukannya menyerahkan seluruh kehidupan mereka untuk melayani tujuan Allah, kita lebih sering berusaha membuat Allah yang mahakuasa untuk menjadi pelayan kita untuk menggenapi semua mimpi-mimpi dan keinginan kita. Saudara-saudara dan saudari-saudariku, ini bukanlah kekristenan. A.W Tozer seorang nabi di abad 20 ini yang mengenal Allah dengan sangat dekat, berbicara tanpa takut kepada generasi ini, apa yang dikatakannya adalah sangat tepat – “

 “Gagasan bahwa dunia ini adalah sebuah taman bermain daripada sebuah medan peperangan sekarang ini banyak di terima dan di praktekkan oleh sebagian besar kristen fundamentalis. Mereka mungkin bisa berputar-putar dalam memberikan jawaban saat ditanya secara terbuka mengenai posisi atau sikap mereka mengenai hal ini, tapi tingkah laku mereka menyatakan sikap atau posisi mereka sebenarnya. Mereka mau menikmati Kristus dan dunia ini” Gereja telah jatuh begitu dalam kepada keduniawian dan kecuali terjadi sebuah kebangunan rohani yang sejati yang menghasilkan pertobatan, kita sedang memasuki “zaman gelap” yang lain lagi

Memperingatkan tentang kemurtadan dan keduniawian yang akan memasuki gereja, Tozer menulis :

Kekristenan telah begitu terjerat dengan dunia ini sehingga jutaan orang kristen tidak pernah menyangka kalau betapa mereka telah begitu sangat kehilangan pola perjanjian baru. Kompromi ada dimana-mana. Dunia yang di labur putih sudah cukup untuk melewati inspeksi bagi orang buta yang berlagak seperti orang kristen…

Kekristenan injili sekarang tragis berada di bawah standar perjanjian baru. Keduniawian telah diterima sebagai bagian dari cara hidup kita. Mood religius kita lebih ke sosial daripada ke rohani. Kita telah kehilangan seni penyembahan. Kita tidak menghasilkan orang-orang kudus. Model kita adalah pengusaha yang sukses, olahragawan yang terkenal, kepribadian yang berpura-pura. Kita melakukan aktivitas agamawi kita dengan metode yang berasal dari para pembuat iklan-iklan modern. Rumah kita telah diubah menjadi teater. Bacaan kita dangkal dan lirik lagu-lagu kita hampir melewati batas ke tahap penghujatan. Dan mengerikannya hampir ada tidak seorangpun yang kelihatannya peduli.

Standar kekristenan perjanjian baru lebih dari sekedar kebenaran yang obyektif di maniskan dengan lagu dan di buat enak oleh entertainment agamawi.

Betapa benarnya perkataan Tozer tersebut. Kita memang telah mengikuti alur kekristenan yang seperti ini, dan sesuatu harus berubah. Kita telah nyaman, puas dengan fakta bahwa kita telah memulai pertandingan. Kita telah melupakan apa telah dinyatakan dengan jelas oleh kitab suci – yang penting bukanlah bagaimana kita memulai pertandingan tapi bagaimana kita berlari dan menyelesaikan pertandingan tersebut.  “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” (2 Timotius 2:4-5)

Saya bertanya-tanya berapa banyak orang di gereja sekarang yang akan terdiskualifikasi pada akhirnya. Saya memikirkan itu dengan serius. Ini juga yang menyita perhatian Paulus bagi gereja di zamannya. Dalam tahun-tahun pelayanannya, Paulus telah melihat adanya sebuah unsur penyimpangan dalam tubuh Kristus. Itulah sebab kenapa dalam surat-suratnya dia menyebut berbagai jenis macam dosa, semua dosa yang telah menjalar ke dalam gereja dari waktu ke waktu. Dia telah melihat banyak orang yang berguguran, dia juga melihat banyak yang secara lahiriah menjadi tetap berada di gereja tapi hati dan perbuatan mereka menunjukan kalau mereka jauh dari Allah. Tidak lama setelah itu Paulus tidak lagi hanya menyebut masalah-masalah dosa itu tapi dia memberikan koreksi yang diperlukan dan menguatkan mereka, menjaga agar gereja berada tetap pada jalurnya. Allah memanggil Timotius karena tugas ini.

Jadi Paulus, setelah 30 tahun tanpa henti berusaha untuk menggenapi panggilan Allah, sekarang duduk di sel penjara terakhirnya, menanti kematiannya. Menengok kembali ke tahun-tahun yang telah di laluinya dan mengetahui betapa seriusnya tugas yang diberikan Allah kepada anaknya dalam iman, Paulus memutuskan untuk meninggalkan Timoitus sebuah buku pedoman bagaimana menyelesaikan pelayanan.

Meskipun demikian esensi dari pesan-pesan Paulus kepada Timotius sangat berfokus pada satu unsur – yaitu karakter Timotius. Anda lihat, Paulus tahu bahwa infrastruktur yang bagus bukanlah suatu hal yang dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan dan stabilitas gereja di masa mendatang, tidak juga hal itu  membutuhkan unsur eksternal. Semua tergantung pada karakter, apakah seorang kristen atau gereja akan bangkit atau jatuh. Jika karakter Timotius solid dan baik, maka semuanya akan berjalan dengan baik dan Timotius akan menyelesaikan perlombaan dengan baik, sebuah perlombaan yang diberikan Tuhan Yesus kepadanya.

Adalah menarik bagaimana Paulus mengkomunikasikan pesan ini kepada Timotius. Sebagaimana John Stott sampaikan dalam bukunya “Jagalah Injil” Ini adalah sebuah kalimat singkat yang dia gunakan dalam bukunya yang tipis untuk menjelaskan intisari dari pesannya kepada Timotius. Yang diterjemahkan dari bahasa Yunani “su de” yang artinya “tetapi engkau” (lihat 2 Timotius 2:1; 3:10, 14; 4:5).”

 “Timotius di dalam gereja akan terjadi kemerosotan kesalehan. Orang-orang akan menjadi arogan dan mencintai uang. Mereka akan serakah. Mereka tidak mau tunduk pada, melainkan memberontak. Guru-guru palsu akan muncul. Tetapi engkau…

 “Akan ada muncul keduniawian di antara orang-orang percaya. Kemurtadan, kemalasan, hidup yang berpusat pada diri sendiri, mencari kepentingan sendiri. Tetapi engkau Timotius, jadilah berbeda! Jadilah berani seperti singa; janganlah takut. Jadilah otentik dan sejati. Janganlah mementingkan diri sendiri. jangan mengikuti kerumunan orang banyak. Jika diperlukan Timotius, berdirilah sendirian. Tetapi engkau tetaplah setia sampai akhirnya. ada sebuah mahkota yang menantimu.

Panggilan untuk hidup dengan karakter yang saleh ini adalah juga merupakan pesan yang sama bagi kita yang tinggal di sebuah dunia kekristenan yang penuh kompromi dan sembrono, ini adalah pesan yang perlu kita dengar. Itulah sebabnya mengapa saya ambil perkataan Paulus “tetapi engkau” untuk kita ingat : saudara-saudara dan saudari-saudariku, tetapi engkau jadilah berbeda. Hanya “barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya (Wahyu 2:26) akan menerima upah. Para pekerja kristen full-time di sekitar kita mungkin telah menjadi dingin dan kasih mereka bagi Kristus telah pudar. Banyak yang mengejar uang, kehormatan dari manusia, posisi dan kekuasaan dan mencari kepentingan mereka sendiri. tetapi engkau, tetaplah berada di jalan yang sempit. Berjalanlah sendirian jika diperlukan. Ingatlah selalu ada sebuah panggilan ke tingkat yang lebih tinggi.

Beberapa tahun lalu, saya mendengar seorang saudara dari Tripura yang mengingat panggilan ke tingkat lebih tinggi ini dan mengejarnya melalui jalan yang sempit. Oleh anugerah Allah, dia mendirikan 7 gereja hanya dalam waktu 3 bulan. Saat di tanya apakah rahasia kesuksesannya, dia menjawab “saya berdoa sebanyak saya bekerja dan saya bekerja sebanyak saya berdoa”. Statement singkat ini memperlihatkan kepada kita sekilas karakter yang solid dan saleh yang dimilikinya.

Bukanlah hanya tindakannya yang membuat saya mengingat dia ataupun perbedaan yang dibuat dalam pelayanannya. Kebanyakan orang dapat mendisiplin diri mereka untuk melakukan semua tindakan yang benar. Yang jadi masalah adalah berasal dari mana tindakan-tindakannya. Dan untuk saudara ini, itu berasal dari sebuah hati yang berkomitmen kepada Yesus. Seperti Paulus, dia hanya berusaha untuk berkenan kepada Allah dan berlari dengan sekuatnya dalam perlombaan yang diwajibkan baginya.

Kehidupan dan karakter seperti inilah yang membuat perbedaan. Jika anda bertanya kepada saudara ini, “di gaji berapa anda oleh gereja anda untuk bekerja dan berdoa lebih dari 5 jam? Dia pasti akan menjawab, “apa yang anda katakan? Apa maksud anda “di bayar berapa saya untuk berdoa sepanjang malam?”

Anda tahu, bahwa pertanyaan seperti ini tidak ada maknanya bagi dia. Hidupnya tersembunyi di dalam Kristus dan dia hanya hidup bagi Dia saja, bukan hidup untuk mendapat pengakuan, bukan untuk mendapatkan sebuah penghasilan dan bukan untuk keuntungan pribadi. Dia melayani dan hidup dengan karakter yang saleh, karena dia tahu bahwa Allah yang memanggilnya dan hanya Allah saja yang harus dia senangkan.

Kita sedang berada di persimpangan jalan, baik sebagai seorang individu atau dalam sebuah pelayanan. Tuhan telah mempercayakan kita tugas untuk menjangkau jutaan orang dengan kabar baik. biarlah kita mempunyai telinga untuk mendengar apa yang dikatakan Roh Kudus melalui kata-kata Paulus untuk hidup secara berbeda, memelihara apa yang telah dipercayakan kepada kita, bekerja keras, mengajar orang lain, sabar dalam penderitaan, tetap murni, tetap setia dan menggenapi pelayanan kita. Intinya kita harus menjadi pria dan wanita yang mempunyai karakter yang saleh, yang walaupun ditengah-tengah begitu banyaknya kompromi, Pilihlah untuk tetap hidup sungguh-sungguh bagi Kristus dan hidup untuk memenuhi panggilan-Nya dan juga menggenapi tujuan yang olehnya Dia telah memanggil kita.

Selagi saya menutup mata saya dan mencoba merasakan detak jantung Paulus, saya hampir dapat mendengar dia berkata, “Timotius anakku, ikutilah teladanku. Aku tidak menyerah, sekalipun aku mengalami kelaparan, karam kapal, ketelanjangan, dipukuli, di penjara, ditolak dan di salah mengerti. Kompromi mungkin ada di sekelilingmu. Perjalanan ini akan menjadi sebuah pendakian. Tetapi engkau – biarlah mencapai garis akhir. Angin yang menerpa wajahmu mungkin akan terasa kencang dan dingin. Tuhanmu juga merasakan angin yang sama yang menerpa-Nya – jangan berharap kurang dari itu saat engkau mengikuti-Nya.

Hidup seperti ini adalah sebuah pilihan dan hanya anda sendiri yang dapat membuat pilihan tersebut. hanya anda yang dapat membuat pilihan untuk terus berlari. Saat orang lain di sekeliling anda, bahkan mereka yang dahulu anda segani, sekarang mereka mencari sebuah kenyamanan, berjalan dengan santai, hanya anda yang dapat membuat pilihan untuk terus berlari melewati itu semua dan terus mengejar tujuan anda, berlari-lari kepada tujuan. Jangan peduli apa yang orang lain lakukan atau mungkin apa yang di anggap normal, dengarlah Tuhan Yesus berkata. Tetapi engkau, ikutilah Aku. Siapkanlah tanganmu untuk membajak dan anugerah-Ku akan menyertaimu, jika engkau memilih untuk berdiri melawan angin dan berlari-lari kepada tujuan.

Kiranya anda diberikan kekuatan oleh anugerah untuk terus berlari dan bergabung dengan barisan besar para pria dan wanita yang telah meneguhkan hati mereka seperti keteguhan gunung batu dan mengerjakan hal-hal yang besar bagi Allah. Maukah anda untuk hidup berbeda dari kebanyakan orang dan di kenang di surga dan bumi karena pengaruh yang anda berikan di generasi anda? Maukah anda untuk memilih melawan angin dan anda adalah orang yang di temukan Allah sewaktu Dia mencari orang-orang yang bisa dipakai-Nya?

Pilihan adalah milik anda.

Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Pengertian Kelahiran Kembali (Regenerasi) dan Efek yang mengikutinya