Lihatlah sekelilingmu - K.P Yohannan
Apa yang anda anggap kebutuhan dasar paling
penting dalam kehidupan ini? Mari kita buat beberapa list apa saja yang kita
butuhkan agar kita bisa bertahan hidup atau terus melanjutkan kehidupan kita.
Mari kita mulai dengan sebuah rumah. Berapa
banyak ruangan di rumah yang kita butuhkan agar kita bisa bertahan melanjutkan
hidup kita? Baiklah kita masukan sebuah kamar tidur dan tambahkan sebuah kamar
mandi yang sempit; itu seharusnya sudah cukup. Tapi bagaimana dengan sebuah
dapur? Mungkin sebuah dapur yang kecil. Kulkas? Kita akan sulit hidup tanpa
kulkas! Kita butuh air juga – setidaknya air dingin dan mungkin kita dapat
tambahkan kalau kita membutuhkan air panas juga.
Bagaimana dengan listrik? Kita pasti
membutuhkan itu. karpet untuk lantai? Kita perlu itu agar kita tidak kedinginan
di musim dingin. Bagaimana dengan sebuah TV? Kita perlu mengetahui apa yang
sedang terjadi di dunia ini.
Mari kita teruskan ke mobil. Mobil seperti
apa yang kita butuhkan? Sebuah mobil yang kecil, mobil buatan dalam negeri
mungkin akan pasti lebih murah. Kita juga seharusnya mempertimbangkan sebuah
motor atau sebuah sepeda – yang lebih murah.
Bagaimana dengan pakaian? Kita tidak sedang
berbicara tentang pakaian yang kita suka, ingat kita sedang berbicara hanya
mengenai kebutuhan dasar paling penting. Beberapa rok atau sepasang celana,
beberapa kaos kaki, stocking dan pakaian dalam kita butuhkan juga. Sepatu? Kita
bisa memiliki sepasang sepatu.
Perawatan pribadi untuk tubuh kita – apakah
kita membutuhkan semua shampoo dan conditioner itu? sebuah sabun dan sikat gigi
kita tetap akan baik-baik saja. Mari tambahkan deodorant. Mungkin kita juga
membutuhkan kaca, tapi kaca kecil saja sudah cukup.
List ini jauh dari selesai. Apa yang terjadi
jika mengalami sakit kepala? Kita sebaiknya menyimpan obat sakit kepala di
rumah. Oh jangan lupa vitamin-vitamin dan tensoplast.
Bagaimana dengan keamanan keuangan kita?
Baiklah kita harus mempunyai jumlah uang yang sedikit beberapa dollar di
rekening bank kita.
Kita tidak ingin melupakan anak-anak. Mereka
membutuhkan beberapa pakaian juga dan mungkin beberapa mainan untuk membuat
mereka sibuk
Sekarang mari kita lihat list yang telah kita
buat dan berpikir hati-hati tentang apa yang telah kita masukan ke list. Apa
yang kita butuhkan untuk hidup? List yang kita buat sudah sangat
sederhana. Tapi pikiran anda menyalakan sebuah korek api. Peganglah list itu,
lihatlah list itu terbakar hanya sampai tersisa abu.
Kita tidak membutuhkan semua barang-barang
ini, bagaimanapun barang-barang itu benar-benar merupakan kebutuhan dasar
paling penting dalam hidup kita. Jutaan orang yang hidup dan mati di
jalan-jalan New York, Rio, Bombay, Mexico City dan di tempat lain tidur di
gubuk kardus, dibawah jembatan dan di pipa semen saluran air. Mereka bisa hidup
tanpa kebutuhan dasar paling penting dalam list kita.
Kita juga bisa apakah kita suka atau tidak,
kita dapat hidup tanpa hal-hal tersebut. hanya ada dua hal yang pasti tidak
dapat membuat kita hidup tanpanya : segelas air dan sepotong roti.
Belum lama ini, sewaktu saya melakukan
perjalanan dengan mobil di India dengan beberapa saudara dari Gospel For Asia,
saya memperhatikan sesuatu yang aneh di selokan sisi jalan. Pas saya lihat
lebih dekat lagi saya melihat seorang pria berbaring disana tanpa bergerak.
Saya pikir dia sudah mati. Tetapi supir mobil
berkata saat kita turun dari mobil, “pria itu sekarang sudah terbaring disana
selama enam hari.” “apa?” seru saya. “katakan kepada saya apa yang terjadi.”
“Dia adalah seorang pengemis tua dan telah hidup dijalanan. Enam malam lalu di
ditabrak mobil dan yang pasti menyebabkan kakinya patah. Tidak seorang pun yang
ingin mengangkatnya atau bahkan untuk menyentuhnya. Tetapi seorang perempuan
tua datang setiap hari dan memberikan dia nasi dan air minum.” Saya tertegun.
“Jika Yesus ada di tempat ini, apa yang akan Dia lakukan?” saya bertanya. Semua
kami di mobil menjadi terdiam.
Saat kami tiba di tempat tujuan kami, saya
menyarankan agar kami pergi ke kantor polisi untuk meminta izin mengangkut pria
tua tersebut dan membawa dia ke rumah sakit. Dan izin diberikan dan beberapa
dari saudara kami membawa pria tua tersebut. mereka mengatakan kepada saya
cerita tentang pria tua tersebut kemudian.
Rambut pria tua tersebut seperti tidak pernah
di cuci, disisir bahkan di cukur. Dia mungkin tidak pernah mandi selama
bertahun-tahun. Kain yang dia gunakan hitam karena kotoran. Ribuan sejenis
semut yang memakan mayat sedang menggerogoti tubuhnya karena dia tidak dapat
bergerak sejak dia ditabrak, dia berbaring disana bersama tumpukan kotorannya sendiri.
Di rumah sakit para perawat mencoba mencopot
pakaiannya untuk memandikan dia, tapi dia melawan mereka. Dia mencengkram kain
yang dia kenakan dan tidak membiarkannya diambil. Akhirnya seseorang mengetahui
di ujung pakaiannya ada sebuah simpul dan di dalam simpul itu ada koin satu
rupee. Dia memegang kainnya erat-erat karena dia tidak ingin kehilangan satu
rupee-nya! Sewaktu perawat memberikan kepada pria itu koin satu rupeenya, dia
menjadi tenang dan membiarkan pakaiannya di lepas.
Selagi keadaannya menjadi lebih baik, saya
pergi ke rumah sakit beberapa kali untuk mengunjungi dia dan berdoa dengannya.
Saya mendengar ceritanya. namanya adalah Kuttapan dia berusia 75 tahun dan
sejauh yang dapat dia ingat di hanya hidup di jalanan. Jalanan adalah rumahnya.
Dia tidak mempunyai keluarga, istri, anak atau rumah.
Sekarang biarkan saya menanyakan anda sebuah
pertanyaan: apakah Kuttapan bertahan hidup selama 75 tahun tanpa
kebutuhan-kebutuhan dasar paling penting menurut kita? Iya, dia bertahan. Selagi
dia berbaring tidak bergerak di jalanan; hanya segenggam nasi dan segelas air
dari perempuan tua yang membuat dia tetap hidup.
Kita juga dapat bertahan hidup sebagaimana
Kuttapan. Faktanya kita akan baik-baik saja tanpa semua kebutuhan dasar yang
penting menurut kita. Jika kita hidup di alam tropis, kita mungkin akan dapat
lebih bertahan hidup tanpa pakaian yang dijahit (meskipun mungkin tidak di
depan umum!) tapi kita tidak bisa hidup tanpa roti dan air.
Apakah anda menemukan di dalam kehidupan ini
yang mempunyai nilai lebih besar dibandingkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang
penting – sesuatu yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan sepotong
roti dan segelas air?
Yesus
menemukan nilai yang lebih besar dan prioritas yang lebih tinggi dibandingkan
seopotong roti dan segelas air. Mari lihat di Yohanes 4 untuk mengingatkan diri
kita apa yang lebih penting bagi Dia daripada makan dan minum.
Selagi
kita membaca injil dan mengobservasi kehidupan Yesus, kita menemukan Dia
mempergunakan setiap kesempatan untuk mengajar murid-murid-Nya tentang injil
kerajaan Allah. Dan apapun yang Dia ajarkan, Dia praktekkan di depan mereka.
Apa saja yang Dia katakan dengan jelas terefleksikan di dalam kehidupan-Nya.
Dia adalah sebuah contoh yang hidup dan bernafas bagi murid-murid-Nya. 12 orang
murid-murid-Nya memiliki kesempatan untuk melihat kehidupan-Nya dan belajar
dari setiap tindakan-Nya.
Salah
satu peristiwa yang menantang dan mengubahkan murid-murid tercatat di Yohanes
4. Yohanes 4 ini adalah relevan bagi kita sebagaimana relevan bagi
murid-murid Yesus pada waktu itu. anda mungkin familiar dengan kisah perempuan
di sumur yang kepadanya Yesus berbicara tentang air hidup. Murid-murid telah
keluar kota untuk membeli makanan dan saat mereka kembali mereka menawarkan
makanan itu kepada-Nya.
“Akan
tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain:
"Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat
bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah
sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk
dituai.” (Yohanes 4 :32-35)
Dapatkah
anda menyadari kebingungan yang dialami murid-murid? Yesus pasti lapar akibat
perjalanan yang dilakukan-Nya, jadi mereka pergi ke desa yang terdekat untuk
membelikan Dia sesuatu untuk dimakan. Mereka sendiripun belum makan dan mungkin
mereka lapar dan haus seperti Yesus. Dan kemudian Yesus terlihat seperti
seolah-olah Dia sudah makan: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal." Perkataan-Nya ini lebih membingungkan mereka: “kita pergi keluar
kota karena masalah lapar dan sekarang Dia tidak mau makan! Apakah seseorang
telah memberikan makanan kepada-Nya?
Apakah
yang sedang Yesus ingin sampaikan? Dia menilai sesuatu yang dilakukan setiap
hari – makan – untuk memberikan ilustrasi kepada murid-murid-Nya sebuah prinsip
dari kerajaan lain. Yesus mengatakan sesuatu seperti ini:
Orientasi
kalian horizontal (duniawi), cuma memikirkan apa yang ada dibumi ini dan waktu
sekarang ini – kaki kalian capai dan berdebu, perut kalian keroncongan, tenggorokan
kalian kering. Tapi alihkan perhatian kalian sebentar dari hal-hal itu.
lihatlah sekelilingmu! Lihatlah kepada kekekalan dan lihat apa yang Aku lihat.
Kamu berkata empat bulan lagi tibalah musim menuai, tetapi Aku berkata
kepadamu: Lihatlah sekarang jiwa-jiwa pria dan wanita di sekelilingmu,
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Jika kalian
menunggu lebih lama lagi panen akan gagal – dimusnahkan. “iya, Aku lapar, Aku
haus tapi ada krisis di luar sana yang begitu nyata yang menyita seluruh
keberadaan-Ku, dibandingkan dengan apa yang akan terjadi, Aku tidak lagi lapar,
Aku ingin segera menyelesaikan tugas yang diberikan Bapa kepada-Ku.
Yesus
dapat saja menggunakan beberapa contoh untuk menjelaskan prinsip-prinsip
kerajaan, lalu mengapa Dia menggunakan makanan? Mungkin karena itu lebih bisa
dimengerti oleh kita. Bagi kita kebutuhan dasar paling penting tidak hanya
segelas air dan sepotong roti, namun bagi Yesus kebutuhan dasar yang paling
penting sekalipun bagi kita – roti dan air – menjadi tidak penting saat
Dia mengetahui ada orang-orang yang sedang sekarat tanpa kasih Bapa-Nya.
Yesus
berbicara kepada kita hari ini sama kerasnya seperti Dia berbicara murid-murid.
Dia memberikan perintah yang sama kepada kita yang Dia berikan kepada
murid-murid-Nya: “Ikuti Aku.” Jika kita adalah pengikut-Nya, kita akan
mendengarkan perintah ini dan melakukan hal yang sama dengan yang Dia lakukan.
Tetapi sebagai manusia yang terdiri dari darah dan daging sebagaimana
murid-murid Yesus, kita memiliki orientasi horizontal juga. Kita fokus kepada
hal-hal di bumi ini dan waktu sekarang ini – pakaian, rumah, pendidikan, karir,
isi rekening bank, keuangan, mobil.
Tapi
Yesus memanggil kita untuk kita melihat sekeliling kita dan melihat melampui
lebih jauh dari apa yang kita lihat sekarang ini. Dia memanggil kita untuk
melihat apa yang Dia lihat, untuk merasakan sebuah urgensi yang Dia rasakan,
untuk memiliki hati-Nya bagi penuaian yang sebentar lagi akan lenyap – dan
dimusnahkan selamanya – jika tidak di tuai segera.
Sepanjang
yang tercatat di injil, kehidupan Yesus di tandai dengan urgensi: “Aku harus
pergi”; “Aku harus bekerja”; “akan datang malam”; “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku” kalimat-kalimat seperti ini menyampaikan
kepada kita apa yang Yesus rasakan dan untuk apa Dia hidup. Dia begitu tidak
menghiraukan apapun sehingga makanan dan minuman bukan menjadi prioritas utama
lagi.
Betapa
kontrasnya dengan hidup kita yang santai. Mari kita tinggalkan gaya hidup dan
sikap kita yang santai untuk sebuah dunia yang terhilang.
Comments