Sebuah refleksi : Saat kebaktian berlalu

Saat kebaktian berlalu
Masihkah Dia yang menjadi segalanya seperti nyanyianmu  ?
Diakah yang utama dalam pembicaraanmu ?
Engkau sangat bersemangat mengangkat tangan dan berteriak haleluya saat ibadah
Tapi masihkah engkau bersemangat bagi Dia begitu keluar gereja ?

Saat kebaktian berlalu
Bukankah semua omong kosong dunia ini yang engkau bicarakan ?
Bola, TV, Jalan jalan, makan makan, film dll

Saat kebaktian berlalu
Apakah engkau lebih tertarik dengan hand phonemu ?
Daripada membicarakan Kristus yang engkau tinggikan dalam nyanyianmu ?

Saat kebaktian berlalu
Apakah engkau berdoa mencari Tuhan ?
Apkah engkau membaca firmanNya ?
Ataukah engkau sibuk dengan kesenangan dirimu sendiri ?

Saat kebaktian berlalu
Adakah hatimu terbakar bagi Dia ?
Ataukah hatimu terbakar oleh dunia ini ?

Saat kebaktian berlalu
Apakah engkau masih menjadi orang yang sama begitu keluar gereja ?
Jikalau engkau menjadi orang yang berbeda bukankah engkau seorang munafik ?

Saat kebaktian berlalu
Status di twitter, facebookmu dll dipenuhi dengan status rohani
Tapi apakah engkau menghidupi apa yang engkau tulis itu ?
Jikalau tidak engkau hanyalah seorang yang munafik

Saat kebaktian berlalu
Adakah Yesus adalah seluruh hidupmu 24 jam ?
Ataukah Dia cuma menjadi aksesoris bagimu yang bisa engkau lepas kapan engkau mau ?
Sungguhkah Dia adalah Tuhanmu ?
Benarkah itu ?

Begitu sibukkah engkau mencari Tuhan, seperti engkau sibuk untuk acara acara gereja ?
Begitu khawatirkah engaku  akan kemuliaan Tuhan yang tidak ada di gereja ? seperti engkau khawatir akan pekerjaanmu ?

Bukankah engkau cuma basa basi ?
Bukankah engkau cuma bersandiwara ?
Bukankah engkau seorang munafik ?

Note : saya mungkin termasuk ‘’engkau’’ di atas dan saya mau berusaha untuk berubah.



Comments

Popular posts from this blog

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?