Hidup : sebuah peluru yang sedang meluncur cepat menuju kekekalan – Mack Tomlinson
Ajarlah
kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana.
Betapa
cepatnya 5 tahun telah berlalu. Putra saya yang sekarang 15 tahun waktu itu baru
10 tahun. Saya memandang putri saya yang dulu tingginya hanya sepinggang saya,
sekarang sudah sama tingginya dengan saya
Menuju
kemanakah kehidupan ini? Habis untuk apakah hidup kita selama ini? Betapa cepatnya
50 tahun, 30 tahun, 20 tahun, 10 tahun 5 tahun telah berlalu. Apa yang telah
saya lakukan dengan hidup saya? Untuk apakah kehidupan di dunia sekarang ini? Apa
yang akan terjadi di masa depan dan berapa lama sisa waktu yang saya miliki sebelum
saya mati? Jika 10 tahun kedepan berlalu sama cepatnya dengan 10 tahun
sebelumnya, jika saya mendapati diri saya pada 10 tahun lalu iman saya benar
benar lemah dan sekarang ini saya khawatir dengan iman saya atau setidaknya
saya mulai tersadar dengan kehidupan rohani saya; apa yang harus saya lakukan
untuk mempergunakan sisa waktu yang saya miliki sebelum kematian menjemput? Apa
yang harus saya lakukan agar saya tidak menyesal saat saya nanti sedang
sekarat? Pikiran pikiran seperti itu selalu memenuhi pemikiran seseorang yang
telah mulai menjalani babak kedua kehidupannya.
Oh
betapa cepat berlalunya kehidupan ini. Hidup itu seperti uap yang sebentar saja
kelihatan lalu lenyap. Hidup itu seperti peluru yang sedang meluncur cepat
menuju kekekalan. Betapa singkat dan cepatnya kehidupan ini mengingatkan
kita apa yang telah dikatakan Geoff
Thomas yang terkasih, bahwa kita tidak berada di dunia ini untuk menetap tapi
kita berada di dunia ini untuk pergi meninggalkan dunia ini, dan sementara kita
berada di dunia ini kita adalah orang orang asing yang singgah cuma sebentar di
dunia ini.
Ulang
tahun bagi orang orang muda adalah untuk dirayakan dan sesuatu yang menggembirakan,
di momen ulang tahun mereka berbicara tentang
harapan harapan dan keinginan yang ingin mereka capai. Anda bahagia di umur
yang baru dan anda merasa masih punya waktu 500 tahun lagi untuk hidup. Tapi tidak
demikian dengan mereka yang beranjak tua. Saat mereka memasuki umur 40 tahun,
50 tahun dan selanjutnya ulang tahun menjadi suatu hal yang sama sekali
berbeda. Mereka tidak senang lagi dengan ulang tahun mereka sama ketika mereka
masih muda, tapi ulang tahun membuat mereka menjadi semakin serius mengingat
bahwa hari hari telah anda telah terbatas anda merasakan sebuah kenyataan
besar- “Tahun tahun saya tidak banyak lagi, tidak lama lagi pemakaman saya yang
akan di hadiri orang lain dan saat itu saya tidak akan ada lagi di dunia ini—saya
akan tiba di kekekalan.” Memasuki fase setengah sisa kehidupan anda, maksud
saya saat anda berulang tahun ulang anda memasuki setengah sisa kehidupan anda. Setengah
sisa waktu kehidupan ini akan menjadi berarti, sangat berarti bagi saya.
Jika
kita realistis, saat kita mulai memasuki usia 40 tahun, dia sudah memasuki babak
kedua kehidupannya, karena alkitab berkata umur manusia 70 tahun kalau kuat 80
tahun, tapi kita semua tahu kalau itu adalah bukan janji bagi semua orang
kristen; ada banyak orang orang kristen yagn luar biasa yang mati sebelum
memasuki usia 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun dan 40 tahun. Jadi mereka yang
berusia 39 tahun dan lebih tua dari itu harus menyambut diri mereka memasuki
babak kedua kehidupannya. Kehidupan setiap orang akan berlalu dan segera akan
berakhir.
Kita
cenderung merasa kalau sebelum memasuki usia 50 tahun kita tidak akan mati terlebih
dahulu; padahal secara intelektualitas kita tahu kalau kita bisa mati
sebelum 50 tahun, tapi kita tidak sungguh sungguh memikirkannya; sehingga itu tidak
menjadi nyata bagi kita; kita tidak melakukan persiapan sebagaimana seharusnya;
kita tidak merenungkannya
Bangunlah
dan milikilah sebuah mentalitas kesadaran akan kekekalan, kalau tidak maka di saat akhir kehidupan kita, kita
tidak akan siap untuk realitas yang kita hadapi begitu ajal kita mendekat—“Ya
Tuhan, saya memasuki usia 60 tahun- 70 tahun –kemana hari hari saya berlalu? Apa
yang telah saya hasilkan? Apa yang harus lakukan sekarang? Hal terbaik apa yang
harus saya lakukan sedikit tahun saya yang tersisa dan berlalu dengan cepat
ini, apapun terbaik yang bisa saya
lakukan?
Dari
mana kita tahu apa hal terbaik yang harus kita lakukan? Dari alkitab! Karena hanya
alkitab dan Kristus sendirilah yang dapat memberikan sebuah perspektif
kekekalan, hati kita hanya bisa terpuaskan
oleh Kristus saja dan sebuah kehidupan yang sungguh berpusat pada kerajaan
Allah. hati siapapun yang terikat pada dunia ini akan mengalami kesedihan
sewaktu mereka sadar mereka tidak lama
lagi akan meninggalkan dunia ini. Tapi mereka yang hatinya ada di surga, yang
memikirkan perkara perkara di atas, yang merindukan Kristus, yang melihat dunia
yang busuk ini hanya sementara dan kesia siaan yang segera berlalu – hati yang
seperti itu akan terus bersemangat dan bergairah menjalani babak kedua
kehidupannya. Setiap hari, bulan dan
tahun yang berlalu membawa setiap orang kristen sejati akan semakin dekat dan
dekat untuk bertemu dengan Juruselamat mereka selama lamanya. Dapatkah anda
bayangkan saat anda benar benar berjumpa dengan Dia dan tahu kalau anda akan
bersama sama mulai saat itu dengan Dia sampai selama lamanya?
Lagi
dan lagi dalam beberapa kesempatan saya berkata kepada teman dekat saya ’’waktunya
tidak lama lagi sebelum setiap kita akan menghadiri di pemakaman salah satu
dari kita” kita tahu waktu itu akan segera datang. Pada saat itu sebagaimana
yang seseorang telah katakan, saya sungguh sungguh meragukan bahwa setiap orang
di ranjang kematiannya akan bertanya, “maukah anda membacakan jumlah tabungan
yang saya miliki di rekening saya dan portofolio saya?” tidak seorangpun akan
bertanya hal itu. sebaliknya mereka akan melupakan segala hal duniawi dan
mereka menghadapi kematian dan kekekalan dalam momen paling menentukan dalam
hidup mereka. Dan pada saat itu tidak ada apapun yang penting selain Kristus
sendiri. Pada hari itu, hari kematian kita, sedang cepat mendekati anda dan
saya. Kita AKAN mati. John Wesley benar saat berkata, “hidup ini hanya sebuah
ruang ganti sebelum kita memasuki kekekalan.
Saya
harus mengakui pada suatu waktu saya merasakan kengerian memikirkan kalau saya
akan sekarat dan mati karena harus meninggalkan anak anak dan cucu cucu saya
tanpa saya di dunia ini. Hal itu membuat saya gelisah dan khawatir. Tapi kemudian
saya ingat, meskipun setiap orang kristen harus mengakhiri kehidupannya di
dunia ini, Allah dan Bapa dari orang orang kristen itu tetap hidup di dunia ini
dan Dia dapat dan akan bekerja di dalam kehidupan orang orang yang kita kasihi
yang masih ada di dunia ini. Saya dapat mempercayai Allah atas masa depan
mereka di dunia ini tanpa saya. Saya tidak dapat menjaga mereka sekarang; saya
tidak dapat melindungi mereka sekarang; jadi kenapa saya harus khawatir akan
masa depan mereka saat saya sudah tidak ada lagi di dunia ini? Allah adalah
nyata; Dia sanggup; Dia adalah Allah dan Bapa yang Kekal. Saya dapat
mempercayai Dia atas kehidupan orang orang yang saya kasihi baik sekarang ini
ataupun di masa depan.
Seharusnya
ini terus menerus menjadi doa kita : “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami
sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana; berikanlah saya anugerah yang
memampukan saya untuk bisa mempergunakan hari hari dan tahun tahun yang tersisa
yang saya miliki untuk mempersiapkan saya memasuki kekekalan, dan berikanlah
kemampuan kepada saya untuk meninggalkan sebuah warisan bau harum akan Kristus( hidup saya) saat saya
meninggalkan dunia ini. Dan hanya mereka memiliki perspektif kekekalan yang bisa
menulis :
Hidup
hanya sekali sebentar lagi akan berakhir; hanya apa yang dilakukan bagi Kristus
itu yang akan tersisa pada akhirnya. Dan saat saya kematian menjemput saya
betapa berbahagianya saya jika pelita hidup saya sedang terbakar bagi Allah.
Bagi
mereka yang ingin belajar menghitung hari-hari mereka dan beroleh hati bijaksana
Isaac Watts menulis :
Kau,
Allah, benteng yang baka, suaka yang teguh, dahulu dan selamanya harapan
umatMu.
Seribu
tahun bagimu sehari sajalah, sesingkat jaga malam pun berganti tugasnya.
Daging
dan darah mengejar perkara yang fana; di arus waktu sebentar lenyap semuanya.
Terhanyutlah manusia di zaman yang deras; sepintas mimpi umurnya yang tiada berbekas.
Apakah
ada pemakaman yang akan kita hadiri sebentar lagi? Ya, oh iya setiap kita akan
segera menghadirinya. Dan berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang
dikasihi-Nya.
Dari
seorang teman yang sekarat kepada teman yang sekarat, berharap kita akan menghabiskan
kekekalan di surga bersama selama lamanya.
Comments