Kotbah di sebuah Universitas sekuler – Art Katz

Anda mungkin berpikir bahwa kekristenan itu berasal dari sebuah fondasi agama Yahudi dan kekristenan itu hanyalah semacam iman yang sempit hanya terbatas bagi mereka orang orang Yahudi atau orang orang barat, tapi itu tidak benar. Hanya ada satu Allah, satu iman dan satu jalan bagi semua manusia dan semua bangsa bangsa.

Mari kita mulai dari injil Yohanes dan membaca ayat yang tidak asing ini dengan cara yang baru Yohanes pasal 3 ayat 16:

Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Dia memberikan Putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16 versi ESV)

Beginilah cara kita membaca ayat ini :

Karena Allah..itu adalah semuanya ini di mulai…Allah mengasihi. Dia bukanlah sebuah Allah yang abstrak; Dia bukanlah hasil proyeksi imajinasi kita; Dia bukan Seseorang yang dapat kita bentuk sesuai gambaran kita. Ada Seorang Allah yang adalah Allah, dan Dia adalah Seorang Allah yang mengasihi. Karena Allah begitu mengasihi DUNIA ini..Tidakkah anda bahagia karena itu? dunia itu termasuk seluruh bangsa bangsa di bawah matahari. Allah begitu mengasihi DUNIA. Dia menciptakannya! Itu adalah milik-Nya! Tuhanlah yang empunya bumi! Dia mengasihi apa yang Dia ciptakan dan Dia mengatakan:

Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,  supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. (Kis Para Rasul 17 : 26-27)

Kenapa Allah menciptakan bangsa bangsa? Kenapa ada batas batas bagi mereka? Kenapa ada bahasa bahasa daerah dan bahasa bahasa nasional?  Allah menciptakan dunia dengan konfigurasinya, bukan bertujuan untuk kesuksesan komersial, atau kemajuan kultur, tapi supaya kita mencari Dia dan mudah mudahan menemukan Dia. Allah begitu mengasihi dunia ini. Dia tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menciptakan dunia. Cina tidak harus ada, tidak juga Amerika Serikat atau Prancis ataupun Jerman. Dia dapat menikmati Diri-Nya sendiri tanpa adanya bangsa bangsa. Dia dapat hidup secara eksklusif didalam Diri-Nya sendiri bersama Allah Putra dan Allah Roh. Tapi Dia memilih untuk menciptakan dunia ini, semua manusia dan bangsa bangsa supaya mereka dapat menemukan Dia, supaya mereka dapat berhubungan dengan Dia, supaya Dia dapat menaruh Roh-Nya dalam diri mereka dan memberikan kepada mereka sebuah relationship dengan Allah yang hidup yang dapat mempengaruhi dan mengubah segala sesuatu.

Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia memberikan Putra-Nya untuk mati di kayu salib. Dalam suatu titik waktu, Allah membiarkan Putra-Nya untuk mengalami sebuah penyiksaan dan kematian yang begitu mengerikan yang dilakukan oleh manusia yang bertentangan dengan apa yang Dia representasikan. Putra Allah ini mengancam agama dan kultur mereka. Mereka ingin untuk menjaga dan melestarikan kenikmatan sempit dari kultur agama mereka dan hal hal  yang menarik bagi mereka. Ini adalah konflik yang selalu eksis sepanjang zaman.

Meskipun Allah menciptakan dunia dan bangsa bangsa, tetapi bangsa bangsa telah menjadi sombong, otonom dan mandiri. Mereka telah mengambil bagian mereka dari bumi ini seakan akan kalau itu adalah milik mereka sendiri dan mereka mengejar apa yang menyenangkan dan menarik bagi mereka. Pengejaran pengejaran ini dengan pasti membawa mereka masuk ke dalam konflik dengan bangsa bangsa yang berbatasan dengan bangsa mereka dan yang mengancam kepentingan mereka. Dan akibatnya adalah konflik, peperangan, penumpahan darah, kekerasan dan kematian. Allah tidak pernah bermaksud agar bangsa bangsa menjadi tuhan bagi diri mereka sendiri. Jadi Dia telah berusaha membuat Diri-Nya dikenal semua bangsa bangsa.

Karena Allah tidak mengutus Putra-Nya kedalam dunia untuk menghukum dunia, melainkan supaya dunia di selamatkan melalui Dia. Barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan di hukum, tapi barangsiapa yang tidak percaya kepada-Nya ia telah berada di bawah hukuman, karena ia tidak percaya kepada nama Putra Allah. Dan inilah penghukuman itu: terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang karena perbuatan perbuatan mereka jahat. Karena setiap orang yang melakukan perbuatan perbuatan jahat membenci terang, dan mereka tidak datang pada terang itu supaya perbuatan perbuatannya yang jahat itu tidak terekspose. Tapi barangsiapa melakukan kebenaran datang pada terang itu, supaya nyata perbuatan perbuatannya di lakukan di dalam Allah (Yohanes 3 : 19 – 27 versi ESV)

Kata dunia di sebutkan sebanyak empat kali. Dengan kata lain, kita tidak sedang berbicara tentang beberapa agama nasional yang sempit, yang sesuai bagi orang barat. Terang Allah adalah bagi dunia ini, dan saat Dia membawa Terang itu ke dunia, manusia di tuntut untuk membuat sebuah pilihan. Tidak ada sebuah kultur pun yang dapat menahan datangnya Terang Allah saat Allah mengutus seseorang untuk memberitakan injil tentang Putra-Nya. Putra inilah yang membuat sebuah keselamatan menjadi mungkin, bahwa jika anda percaya kepada-Nya, walau hal itu bertentangan dengan didikan yang membesarkan anda, kultur anda dan pemahaman anda, sesuatu di tuntut dari anda untuk membuat sebuah keputusan yang berkenaan dengan Dia.

Sebelum saya menjadi seorang yang percaya kepada Yesus sang Putra Allah, saya tidak suka dengan apapun yang namanya ketegasan sebuah pandangan bahwa hanya ada satu jalan dan satu iman. Saya lebih menyukai sesuatu yang lebih gampang dan tidak banyak menuntut yaitu “banyak jalan menuju kebenaran”. Saya di besarkan di kota New York, persoalan tentang dosa tidak pernah masuk ke dalam kesadaran saya. Dosa menjauhkan kita dari Allah. Dosa adalah mementingkan diri sendiri; dosa menempatkan diri anda di tempat pertama; dosa adalah hanya memperhatikan karir anda dan apa yang menguntungkan bagi anda. Anda mungkin akan memberikan tempat bagi seseorang yang menolong anda, menurut yang anda pikirkan selama seseorang itu melayani kepentingan anda. Dosa adalah memandang diri anda sebagai tuan anda sendiri, tuhan anda sendiri – seolah olah keputusan anda dan pilihan anda adalah sebuah hal yang paling penting dan paling utama. Dosa adalah menghidupi sebuah kehidupan yang sama sekali tidak peduli terhadap Allah dan menolak Dia yang menciptakan dunia dan bangsa bangsa. Dosa adalah tidak pernah melibatkan Allah ke dalam pertimbangan kita. Akhir dari mementingkan diri sendiri adalah kerusakan, kekerasan, peperangan dan kematian.

Allah mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan semua manusia yang mementingkan diri sendiri. Allah mengasihi dunia ini sehingga Dia mengutus Putra-Nya agar tidak seorangpun binasa. Binasa itu berbeda dengan kematian. Binasa menyiratkan ada sesuatu yang lebih dari akhir kehidupan anda di dunia ini. Binasa menyiratkan adanya sebuah kekekalan, sebuah waktu yang melampaui waktu kehidupan di dunia sekarang ini. Binasa menyiratkan bahwa jika anda membuat keputusan yang salah tentang Allah di kehidupan ini, anda akan terpisahkan selamanya dari Terang Allah dan persekutuan dengan Allah di kekekalan.

Kehidupan kita di dunia ini hanya sesaat. Satu satunya alasan kita berada di dunia ini adalah bahwa mungkin kita akan di berikan kesempatan dalam kehidupan ini untuk berkata “ya” atau “tidak” kepada Allah. Hanya hal ini sajalah yang menentukan persoalan masa depan kekekalan kita. Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini bertentangan dengan pemahaman konsep realitas kita ini (kekekalan). Segala sesuatu yang ada di dunia ini ingin anda percaya bahwa tujuan utama dari kehidupan ini adalah untuk menjadi sukses di dunia. Tetapi Allah telah menciptakan bangsa bangsa dengan semua penduduknya dan memberikan nafas, supaya mereka mencari Dia dan menemukan Dia. Dengan kata lain, Allah telah menciptakan dunia dan bangsa bangsa hanya untuk satu tujuan – yaitu bahwa Dia mungkin dapat ditemukan, bahwa Dia dapat di cari, bahwa manusia mungkin dapat mengenal Dia.

Bagaimana dengan agama Budha? Bagaimana dengan Konghucu? Bagaimana dengan agama Hindu? Bagaimana dengan agama Islam? Bukankah agama agama yang ada ini equal dan sebanding dengan kekristenan? Sama sekali tidak. Semua agama agama itu adalah buatan manusia dan bahkan satanik, yang berusaha membuat manusia menjauh dari Allah. kita memiliki sebuah pesan unik, yang sangat sempit dan sangat absolut - satu Allah, Allah yang menciptakan bangsa bangsa telah mengirim Terang-Nya ke dunia ini melalui PutraNya, dan barang siapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa. Pesan ini tidak memberikan ruangan bagi pandangan lainnya. Yang dengan tegas menekankan bahwa pesan ini sebagai satu satunya kebenaran dan terang. Di dalam sebuah dunia yang menyukai pluralitas (keanekaragaman agama/iman) dan pandangan relativistik, pesan ini adalah sebuah serangan bagi dunia ini.

Ya, ini adalah pandangan yang sempit; ya, ini adalah absolut; ya, ini adalah mengatakan bahwa hanya ada satu jalan. Tapi pesan ini “adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (Roma 1 : 16b)” ada sesuatu di dalam ayat itu yang menyatakan kuasa dan otoritas agar anda bisa percaya kepada Dia yang turun dari surga untuk menderita dan mati di kayu salib – penghukuman yang paling menyakitkan dan menghina yang ada pada saat itu. Tapi di dalam penderitaan kematian seperti itu, Dia seperti Anak Domba yang di bawa ke pembantaian, darah-Nya dicurahkan. Karena hal itu, siapapun yang merasa bahwa diri mereka tidak bersih dan mereka tidak bisa masuk ke hadirat Allah yang kudus, tapi sekarang dengan percaya kepada Dia, menerima pengampunan dari percikan darah-Nya dan dosa mereka yang menentang Allah di hapuskan – bahkan dua ribu tahun setelah peristiwa penyaliban itu.

...Ia (Allah) telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kis Para Rasul 17 : 31)

Banyak yang akan ketakutan pada hari itu. ini adalah hari penghakiman bagi mereka yang tidak percaya. Dunia dan semua yang pernah hidup akan di hakimi atas penolakan mereka untuk menerima Terang, karena mereka lebih memilih untuk terus hidup dalam kegelapan mereka, mereka tidak ingin merendahkan diri mereka dan berserah kepada Allah yang satu ini, yang Dia sendiri sajalah Pencipta dan Raja yang akan datang. Tidak seorang manusia pun dapat berdiri di hadapan Dia dengan berdalih, karena berita injil ini akan diberitakan kepada semua bangsa bangsa sampai ke ujung bumi. Saat injil telah diberitakan kepada semua bangsa bangsa maka barulah tiba kesudahannya. Anda berada di universitas ini, bukan hanya untuk sebuah karir, bukan untuk pendidikan anda betapa pun mungkin pentingnya itu. tujuan sejati kepada Allah membawa anda ke sini adalah mungkin bahwa anda akan mendengar firman-Nya dan menerima Terang-Nya dan di selamatkan.

Pesan Allah ada dimanapun di dalam firman-Nya. Kita baca di Mazmur 22 :

Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya. Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. (Ayat 28 – 29)

Saat kita mendengar firman Allah, ada sebuah pilihan yang perlu kita buat, yang  kita sebut sebuah keputusan. Allah telah datang ke dalam dunia ini melalui Putra-Nya, dan jika kita percaya apa yang Putra Allah katakan tentang Diri-Nya dan apa yang telah Dia lakukan dan apa yang telah Dia perkenankan agar manusia bisa memahami Di-Nya, maka kita akan di selamatkan.

Saat saya berusia 35 tahun, saya adalah seorang self-made man (seseorang yang berhasil karena kerja kerasnya sendiri). Saya memandang diri saya adalah produk dari kultur generasi saya, produk kebangsaan saya dan hasil didikan Yahudi Amerika yang saya peroleh. Saya tidak tahu apa lagi selain untuk menjadi seorang Marxist. Itu adalah sebuah keputusan logis bagi hidup saya yang hidup di generasi itu. saya dibentuk oleh lingkungan di mana saya tinggal. Tapi pada 26 Mei 1964 saya berlutut dihadapan Allah dan harus berkata “ya” atau “tidak” kepadaNya. Saya diperintahkan untuk berseru kepada nama Allah; saya diperintahkan untuk menerima terang yang datang dalam kehidupan saya, saat saya pertama kali membaca alkitab, di atas dek sebuah kapal dalam perjalanan saya dari Itali ke Yunani. Saya belum pernah membaca alkitab sebelum hari itu. bagi saya alkitab terlalu lemah dan bodoh. Menurut saya, tidak ada satu kitab yang dapat mengatakan semua kebenaran ; banyak alkitab dan kitab kitab suci agama lainnya, tapi saya menganggap tidak satu pun dari mereka yang dapat menjelaskan semua kebenaran.

Tapi akhirnya saya membuka alkitab. Dan pada saat pertama kali saya membacanya, terang dari surga menerobos hati saya dalam satu perkataan yang keluar dari mulut Yesus, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu”. Saya adalah seorang yang pelajar sejarah dan seorang guru sejarah. Saya dilatih dan didik untuk menganalisa berbagai macam dokumen atau naskah. Tapi naskah ini unik, berbeda dari semua yang telah saya baca, ada sebuah kuasa dan otoritas di dalamnya perkataan Yesus yang keluar dari alkitab menuju mata dan otak saya kemudian turun ke hati saya seperti sebuah pedang. Dan membelah saya menjadi dua bagian. Saya gemetar, karena saya mendengar firman Allah. saya telah menerima terang dari surga melalui perkataan yang keluar dari mulut Yesus. Saya benar benar tercengang dan terkejut. Dan yang langsung saya pikirkan adalah, “apa yang akan Ibu saya nanti katakan tentang hal ini?”

Tapi jika menganggap Ibu kita lebih utama dari Allah, kita akan tetap tinggal dalam kegelapan. Ataupun kita tidak akan menjadi berarti bagi mereka. Saya tidak akan dihentikan oleh karena memikirkan Ibu saya, kultur Yahudi saya, tapi saya akan terus berjalan karena kebenaran Allah yang dinyatakan kepada saya. Karena hal itu, sekarang ada harapan untuk kultur saya, untuk komunitas Yahudi saya, untuk Ibu saya dan untuk bangsa bangsa. Kita harus berlutut dihadapan Allah dan tidak mempunyai allah lain selain Dia.

Bagaimanapun, saya telah bergulat melawan Allah yang menyatakan DiriNya kepada saya melalui firmanNya. Saya tidak ingin menjadi seorang kristen. Saya beralasan, “saya seorang Yahudi. Orang orang kristen telah menganiaya kami. Bagaimana mungkin Allah menyuruh saya menjadi salah satu dari mereka?” dan saya bergulat dengan Allah tentang hal ini selama berminggu minggu, dengan alkitab kecil ditangan saya. Saya akhirnya dikirim ke Israel dan ditaruh di asrama Universitas Hebrew. Saya diberikan buku buku untuk saya baca dan dipertemukan dengan profesor profesor agar mereka berbicara dengan saya, untuk “menyelamatkan” saya agar tidak menjadi seorang kristen. Dan hal terakhir yang harus saya lakukan adalah mengunjungi sebuah komunitas Hasidic Yahudi. Dan saya berkata, “ya, dengan maksud, apapun yang dapat “menyelamatkan” saya untuk tidak menjadi seorang kristen.

Dan mereka menyuruh saya naik ke dalam sebuah bis dan akhirnya saya tidak pernah sampai kepada tempat tujuan saya seharusnya. Karena mereka menyuruh saya menaiki bis yang salah dan saya berputar putar di sekitar Yerusalem. Akhirnya saya keluar dari bis itu dan pergi ke sebuah toko untuk mencari arah tujuan kembali. Wanita di toko itu membuatkan saya sebuah peta kecil. Saat saya hendak pergi meninggalkan toko itu, saya baru tahu kalau itu adalah toko buku. Kemudian saya melihat buku buku di toko itu. ada alkitab dan buku buku kristen. Saya menatap muka wanita Yahudi itu dan bertanya, “tempat apa ini?”

“Oh, ‘dia menjawab, “ini adalah toko buku kami yang masih satu komplek dengan kapel kami. Kami adalah sebuah jemaat orang orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sang Juruselamat.

Pada saat itu, sebuah suara memanggil saya dengan nama saya, dan mengenal saya, suara itu berkata, “Art, engkau tidak pergi meninggalkan tempat ini.”

Saya telah menjadi seorang Marxist komunis dan seorang pemberontak yang radikal sepanjang saya  dewasa. Saya tidak pernah tunduk pada otoritas. Tapi saat saya mendengar suara Dia yang kepadaNya saya harus berperkara, memanggil saya dengan nama saya sendiri dan memerintahkan saya untuk tetap tinggal, saya menaati Dia. Saya tinggal disana selama empat hari empat malam bersama orang orang Yahudi ini, yang menyembah Allah. saya melihat orang orang Yahudi ini mengangkat tangan mereka kepada Allah dan memuji Allah dalam nama Yesus. Dan saat tangan tangan terangkat, saya melihat beberapa dari mereka tangannya mempunyai nomor tato sebuah kamp konsentrasi Nazi. Apakah mereka tidak menderita di sebuah negara kristen Jerman? tapi mereka menyembah Allah, dan menjelaskan injil kepada saya selama empat hari.

Namun demikian, pikiran saya tidak dapat mengerti apa yang mereka coba tunjukan dan jelaskan kepada saya. Alkitab berkata manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Anda tidak akan pernah datang kepada Allah dengan pikiran anda, karena kalau hal itu bisa, itu hanya akan menjadi sebuah pencapaian anda yang sombong. Anda hanya bisa datang kepada Allah dengan meresponi firmanNya, karena firmanNya datang kepada anda melalui RohNya. Kecuali anda mendengarnya, anda tidak mempunyai iman untuk meresponnya. Allah adalah perancang keselamatan anda, dan memberikan anda kemampuan baik untuk mendengar ataupun merespon frimanNya, sehingga tidak seorangpun dapat bermegah. Keselamatan dari Allah adalah kasih karunia.

Pada malam terakhir saya, saya tidur dengan pikiran yang kacau. “Bagaimana bisa Allah menyuruh saya, seorang Yahudi, untuk menjadi seorang kristen ? bagaimana mungkin saya akan bergabung dengan “musuh” ? ini adalah bukan untuk saya,”. Di dalam tidur saya, saat pikiran saya tidak bisa menginterupsi mimpi saya, Allah melewatkan pikiran saya dan memberikan sebuah pengertian langsung ke hati saya. Saya bangun pada 26 Mei 1964 menjadi seorang kristen. Saya pergi ke tempat tidur sebagai seorang atheist dan bangun pada pagi hari mempercayai kebodohan injil ini, bahwa Yesus adalah Dia sebagaimana yang Dia klaim tentang DiriNya sendiri.
Wanita yang menyediakan tempat tinggal bagi saya untuk menginap berkata, “Art, engkau perlu berseru memanggil nama Tuhan dan berdoa.”

Saya menjawab, “saya belum pernah berdoa. Nama Yesus bagi saya adalah sebuah penghujatan. Itu adalah sebuah kata kutuk pada saat sedang marah dan saya tidak mengucapkannya dengan cara apapun.” Tapi Allah memberikan saya kasih karunia untuk berseru memanggil namaNya. Dan pada saat nama itu terucap keluar dari mulut saya, saya selamat. Firman Allah adalah benar. Dia berkata siapa saja yang berseru memanggil namaNya dari segala bangsa akan diselamatkan. tidak ada tempat dimanapun di bumi ini yang pernah saya kunjungi, dimana saya tidak menemukan umat Allah yang berseru memanggil namaNya.

Tuhanlah yang empunya bumi dan bangsa bangsa. Dia mengasihi dunia. Dia memberikan PutraNya supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. saya mengetahui lebih baik daripada anda tentang persoalan kekekalan. Saya ingin anda diselamatkan daripada anda binasa terpisah dari Allah, terpisah dari Allah selama lamanya. Tidak kesempatan kedua setelah hari kematian datang!

Terang telah datang kedalam dunia ini. Dan banyak orang telah menolak Terang tersebut. Mereka tidak ingin Terang karena Terang itu terlalu mengungkapkan dan terlalu mengekspose. Mereka lebih memilih kegelapan kultur mereka, kegelapan bangsa mereka dan kegelapan tradisi mereka, tapi mereka akan binasa karena mereka telah menolak untuk datang pada Terang. Jadi saya mengundang anda untuk datang pada Terang. Orang orang Yahudi telah disuruh menjawab pertanyaan ini dan masih harus menjawab pertanyaan ini.

 “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Ada sebuah pilihan. Terlepas dari diri saya, tanpa apapun yang ada hubungannya dengan latar belakang saya, keluarga saya, didikan Yahudi saya, diri saya Art Katz pada suatu waktu harus berkata “ya: atau “tidak” kepada Allah didalam Kristus. Saya harus memilih. Itu adalah saat yang paling bebas untuk memilih kehidupan atau kematian di hadapan Allah.

Kiranya kasih karunia yang sama datang kepada anda sebagaimana itu datang kepada saya, karena seluruh kultur saya, seluruh didikan yang saya peroleh, kebangsaan saya bertentangan dengan pesan ini. Ini terlalu sempit, terlalu absolut, terlalu berbeda. Untuk mempunyai hubungan Allah harganya adalah mahal. Tapi upahnya di kekekalan besar. Setiap jiwa yang pernah datang kepada Allah harus membuat satu pilihan dan konsekuensinya besar. Orang orang tidak akan mengerti; mereka akan tersinggung. Kita akan dituduh mengkhianati bangsa dan kultur kita. Tapi Allah mengasihi dunia ini, karena Dialah yang empunya dunia dan Dia layak menerima kesetiaan kita yang sungguh sungguh. Karena saat kita akan setia kepadaNya, kita akan memberkati bangsa bangsa. Dia akan memberkati dunia ini, tapi itu dimulai dari kita.


Comments

Popular posts from this blog

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?