Anda
mungkin
berpikir bahwa kekristenan itu berasal dari sebuah fondasi agama
Yahudi
dan kekristenan itu hanyalah semacam iman yang sempit hanya
terbatas bagi
mereka orang orang Yahudi atau orang orang barat, tapi itu tidak
benar. Hanya
ada satu Allah, satu iman dan satu jalan bagi semua manusia dan
semua bangsa
bangsa.
Mari
kita
mulai dari injil Yohanes dan membaca ayat yang tidak asing ini
dengan cara
yang baru Yohanes pasal 3 ayat 16:
Karena
Allah
begitu mengasihi dunia ini, sehingga Dia memberikan Putra-Nya
yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan
mendapat hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16 versi ESV)
Beginilah
cara
kita membaca ayat ini :
Karena
Allah..itu
adalah semuanya ini di mulai…Allah mengasihi. Dia bukanlah
sebuah
Allah yang abstrak; Dia bukanlah hasil proyeksi imajinasi kita;
Dia bukan
Seseorang yang dapat kita bentuk sesuai gambaran kita. Ada
Seorang Allah yang
adalah Allah, dan Dia adalah Seorang Allah yang mengasihi.
Karena Allah begitu
mengasihi DUNIA ini..Tidakkah anda bahagia karena itu? dunia itu
termasuk
seluruh bangsa bangsa di bawah matahari. Allah begitu mengasihi
DUNIA. Dia
menciptakannya! Itu adalah milik-Nya! Tuhanlah yang empunya
bumi! Dia mengasihi
apa yang Dia ciptakan dan Dia mengatakan:
Dari
satu
orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia
untuk
mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim
bagi mereka dan
batas-batas kediaman mereka, supaya
mereka
mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia,
walaupun Ia
tidak jauh dari kita masing-masing. (Kis Para Rasul 17 : 26-27)
Kenapa
Allah
menciptakan bangsa bangsa? Kenapa ada batas batas bagi mereka?
Kenapa ada
bahasa bahasa daerah dan bahasa bahasa nasional? Allah menciptakan dunia
dengan
konfigurasinya, bukan bertujuan untuk kesuksesan komersial, atau
kemajuan
kultur, tapi supaya kita mencari Dia dan mudah mudahan menemukan
Dia. Allah
begitu mengasihi dunia ini. Dia tidak mempunyai kewajiban apapun
untuk
menciptakan dunia. Cina tidak harus ada, tidak juga Amerika
Serikat atau
Prancis ataupun Jerman. Dia dapat menikmati Diri-Nya sendiri
tanpa adanya
bangsa bangsa. Dia dapat hidup secara eksklusif didalam Diri-Nya
sendiri
bersama Allah Putra dan Allah Roh. Tapi Dia memilih untuk
menciptakan dunia
ini, semua manusia dan bangsa bangsa supaya mereka dapat
menemukan Dia, supaya
mereka dapat berhubungan dengan Dia, supaya Dia dapat menaruh
Roh-Nya dalam
diri mereka dan memberikan kepada mereka sebuah relationship
dengan Allah yang
hidup yang dapat mempengaruhi dan mengubah segala sesuatu.
Allah
begitu
mengasihi dunia ini sehingga Dia memberikan Putra-Nya untuk mati
di kayu
salib. Dalam suatu titik waktu, Allah membiarkan Putra-Nya untuk
mengalami
sebuah penyiksaan dan kematian yang begitu mengerikan yang
dilakukan oleh
manusia yang bertentangan dengan apa yang Dia representasikan.
Putra Allah ini
mengancam agama dan kultur mereka. Mereka ingin untuk menjaga
dan melestarikan
kenikmatan sempit dari kultur agama mereka dan hal hal yang menarik bagi mereka.
Ini adalah konflik
yang selalu eksis sepanjang zaman.
Meskipun Allah menciptakan dunia
dan bangsa
bangsa, tetapi bangsa bangsa telah menjadi sombong, otonom dan
mandiri. Mereka telah
mengambil bagian mereka dari bumi ini seakan akan kalau itu
adalah milik mereka
sendiri dan mereka mengejar apa yang menyenangkan dan menarik
bagi mereka.
Pengejaran pengejaran ini dengan pasti membawa mereka masuk ke
dalam konflik
dengan bangsa bangsa yang berbatasan dengan bangsa mereka dan
yang mengancam
kepentingan mereka. Dan akibatnya adalah konflik, peperangan,
penumpahan darah,
kekerasan dan kematian. Allah tidak pernah bermaksud agar bangsa
bangsa menjadi
tuhan bagi diri mereka sendiri. Jadi Dia telah berusaha membuat
Diri-Nya
dikenal semua bangsa bangsa.
Karena
Allah
tidak mengutus Putra-Nya kedalam dunia untuk menghukum dunia,
melainkan supaya
dunia di selamatkan melalui Dia. Barangsiapa yang percaya
kepada-Nya tidak akan
di hukum, tapi barangsiapa yang tidak percaya kepada-Nya ia
telah berada di
bawah hukuman, karena ia tidak percaya kepada nama Putra Allah.
Dan inilah
penghukuman itu: terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih
menyukai kegelapan daripada terang karena perbuatan perbuatan
mereka jahat.
Karena setiap orang yang melakukan perbuatan perbuatan jahat
membenci terang,
dan mereka tidak datang pada terang itu supaya perbuatan
perbuatannya yang
jahat itu tidak terekspose. Tapi barangsiapa melakukan kebenaran
datang pada
terang itu, supaya nyata perbuatan perbuatannya di lakukan di
dalam Allah
(Yohanes 3 : 19 – 27 versi ESV)
Kata
dunia
di sebutkan sebanyak empat kali. Dengan kata lain, kita tidak
sedang berbicara
tentang beberapa agama nasional yang sempit, yang sesuai bagi
orang barat.
Terang Allah adalah bagi dunia ini, dan saat Dia membawa Terang
itu ke dunia,
manusia di tuntut untuk membuat sebuah pilihan. Tidak ada sebuah
kultur pun
yang dapat menahan datangnya Terang Allah saat Allah mengutus
seseorang untuk
memberitakan injil tentang Putra-Nya. Putra inilah yang membuat
sebuah
keselamatan menjadi mungkin, bahwa jika anda percaya kepada-Nya,
walau hal itu
bertentangan dengan didikan yang membesarkan anda, kultur anda
dan pemahaman
anda, sesuatu di tuntut dari anda untuk membuat sebuah keputusan
yang berkenaan
dengan Dia.
Sebelum
saya
menjadi seorang yang percaya kepada Yesus sang Putra Allah, saya
tidak
suka dengan apapun yang namanya ketegasan sebuah pandangan bahwa
hanya ada satu
jalan dan satu iman. Saya lebih menyukai sesuatu yang lebih
gampang dan tidak
banyak menuntut yaitu “banyak jalan menuju kebenaran”. Saya di
besarkan di kota
New York, persoalan tentang dosa tidak pernah masuk ke dalam
kesadaran saya.
Dosa menjauhkan kita dari Allah. Dosa adalah mementingkan diri
sendiri; dosa
menempatkan diri anda di tempat pertama; dosa adalah hanya
memperhatikan karir
anda dan apa yang menguntungkan bagi anda. Anda mungkin akan
memberikan tempat
bagi seseorang yang menolong anda, menurut yang anda pikirkan
selama seseorang
itu melayani kepentingan anda. Dosa adalah memandang diri anda
sebagai tuan
anda sendiri, tuhan anda sendiri – seolah olah keputusan anda
dan pilihan anda
adalah sebuah hal yang paling penting dan paling utama. Dosa
adalah menghidupi
sebuah kehidupan yang sama sekali tidak peduli terhadap Allah
dan menolak Dia
yang menciptakan dunia dan bangsa bangsa. Dosa adalah tidak
pernah melibatkan
Allah ke dalam pertimbangan kita. Akhir dari mementingkan diri
sendiri adalah
kerusakan, kekerasan, peperangan dan kematian.
Allah
mengutus
Putra-Nya untuk menyelamatkan semua manusia yang mementingkan
diri
sendiri. Allah mengasihi dunia ini sehingga Dia mengutus
Putra-Nya agar tidak
seorangpun binasa. Binasa itu berbeda dengan kematian. Binasa
menyiratkan ada
sesuatu yang lebih dari akhir kehidupan anda di dunia ini.
Binasa menyiratkan
adanya sebuah kekekalan, sebuah waktu yang melampaui waktu
kehidupan di dunia sekarang
ini. Binasa menyiratkan bahwa jika anda membuat keputusan yang
salah tentang
Allah di kehidupan ini, anda akan terpisahkan selamanya dari
Terang Allah dan
persekutuan dengan Allah di kekekalan.
Kehidupan
kita
di dunia ini hanya sesaat. Satu satunya alasan kita berada di
dunia ini
adalah bahwa mungkin kita akan di berikan kesempatan dalam
kehidupan ini untuk
berkata “ya” atau “tidak” kepada Allah. Hanya hal ini sajalah
yang menentukan
persoalan masa depan kekekalan kita. Segala sesuatu yang ada di
dalam dunia ini
bertentangan dengan pemahaman konsep realitas kita ini
(kekekalan). Segala
sesuatu yang ada di dunia ini ingin anda percaya bahwa tujuan
utama dari
kehidupan ini adalah untuk menjadi sukses di dunia. Tetapi Allah
telah
menciptakan bangsa bangsa dengan semua penduduknya dan
memberikan nafas, supaya
mereka mencari Dia dan menemukan Dia. Dengan kata lain, Allah
telah menciptakan
dunia dan bangsa bangsa hanya untuk satu tujuan – yaitu bahwa
Dia mungkin dapat
ditemukan, bahwa Dia dapat di cari, bahwa manusia mungkin dapat
mengenal Dia.
Bagaimana
dengan
agama Budha? Bagaimana dengan Konghucu? Bagaimana dengan agama
Hindu?
Bagaimana dengan agama Islam? Bukankah agama agama yang ada ini
equal dan
sebanding dengan kekristenan? Sama sekali tidak. Semua agama
agama itu adalah
buatan manusia dan bahkan satanik, yang berusaha membuat manusia
menjauh dari
Allah. kita memiliki sebuah pesan unik, yang sangat sempit dan
sangat absolut -
satu Allah, Allah yang menciptakan bangsa bangsa telah mengirim
Terang-Nya ke
dunia ini melalui PutraNya, dan barang siapa percaya kepada-Nya
tidak akan binasa.
Pesan ini tidak memberikan ruangan bagi pandangan lainnya. Yang
dengan tegas
menekankan bahwa pesan ini sebagai satu satunya kebenaran dan
terang. Di dalam sebuah
dunia yang menyukai pluralitas (keanekaragaman agama/iman) dan
pandangan
relativistik, pesan ini adalah sebuah serangan bagi dunia ini.
Ya,
ini
adalah pandangan yang sempit; ya, ini adalah absolut; ya, ini
adalah mengatakan
bahwa hanya ada satu jalan. Tapi pesan ini “adalah kekuatan
Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang
Yahudi, tetapi juga
orang Yunani (Roma 1 : 16b)” ada sesuatu di dalam ayat itu yang
menyatakan
kuasa dan otoritas agar anda bisa percaya kepada Dia yang turun
dari surga
untuk menderita dan mati di kayu salib – penghukuman yang paling
menyakitkan
dan menghina yang ada pada saat itu. Tapi di dalam penderitaan
kematian seperti
itu, Dia seperti Anak Domba yang di bawa ke pembantaian,
darah-Nya dicurahkan.
Karena hal itu, siapapun yang merasa bahwa diri mereka tidak
bersih dan mereka
tidak bisa masuk ke hadirat Allah yang kudus, tapi sekarang
dengan percaya kepada
Dia, menerima pengampunan dari percikan darah-Nya dan dosa
mereka yang
menentang Allah di hapuskan – bahkan dua ribu tahun setelah
peristiwa
penyaliban itu.
...Ia
(Allah)
telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan
menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah
Ia memberikan
kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan
membangkitkan Dia dari
antara orang mati." (Kis Para Rasul 17 : 31)
Banyak yang akan ketakutan pada
hari itu. ini
adalah hari penghakiman bagi mereka yang tidak percaya. Dunia
dan semua yang
pernah hidup akan di hakimi atas penolakan mereka untuk menerima
Terang, karena
mereka lebih memilih untuk terus hidup dalam kegelapan mereka,
mereka tidak
ingin merendahkan diri mereka dan berserah kepada Allah yang
satu ini, yang Dia
sendiri sajalah Pencipta dan Raja yang akan datang. Tidak
seorang manusia pun
dapat berdiri di hadapan Dia dengan berdalih, karena berita
injil ini akan
diberitakan kepada semua bangsa bangsa sampai ke ujung bumi.
Saat injil telah
diberitakan kepada semua bangsa bangsa maka barulah tiba
kesudahannya. Anda
berada di universitas ini, bukan hanya untuk sebuah karir, bukan
untuk
pendidikan anda betapa pun mungkin pentingnya itu. tujuan sejati
kepada Allah
membawa anda ke sini adalah mungkin bahwa anda akan mendengar
firman-Nya dan
menerima Terang-Nya dan di selamatkan.
Pesan Allah ada dimanapun di dalam
firman-Nya.
Kita baca di Mazmur 22 :
Segala ujung bumi akan
mengingatnya dan berbalik
kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud
menyembah di
hadapan-Nya. Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang
memerintah atas
bangsa-bangsa. (Ayat 28 – 29)
Saat kita mendengar firman Allah,
ada sebuah pilihan
yang perlu kita buat, yang kita
sebut
sebuah keputusan. Allah telah datang ke dalam dunia ini melalui
Putra-Nya, dan
jika kita percaya apa yang Putra Allah katakan tentang Diri-Nya
dan apa yang
telah Dia lakukan dan apa yang telah Dia perkenankan agar
manusia bisa memahami
Di-Nya, maka kita akan di selamatkan.
Saat saya berusia 35 tahun, saya
adalah seorang
self-made man (seseorang yang berhasil karena kerja kerasnya
sendiri). Saya
memandang diri saya adalah produk dari kultur generasi saya,
produk kebangsaan
saya dan hasil didikan Yahudi Amerika yang saya peroleh. Saya
tidak tahu apa
lagi selain untuk menjadi seorang Marxist. Itu adalah sebuah
keputusan logis
bagi hidup saya yang hidup di generasi itu. saya dibentuk oleh
lingkungan di
mana saya tinggal. Tapi pada 26 Mei 1964 saya berlutut dihadapan
Allah dan
harus berkata “ya” atau “tidak” kepadaNya. Saya diperintahkan
untuk berseru
kepada nama Allah; saya diperintahkan untuk menerima terang yang
datang dalam
kehidupan saya, saat saya pertama kali membaca alkitab, di atas
dek sebuah kapal
dalam perjalanan saya dari Itali ke Yunani. Saya belum pernah
membaca alkitab
sebelum hari itu. bagi saya alkitab terlalu lemah dan bodoh.
Menurut saya,
tidak ada satu kitab yang dapat mengatakan semua kebenaran ;
banyak alkitab dan
kitab kitab suci agama lainnya, tapi saya menganggap tidak satu
pun dari mereka
yang dapat menjelaskan semua kebenaran.
Tapi akhirnya saya membuka
alkitab. Dan pada saat
pertama kali saya membacanya, terang dari surga menerobos hati
saya dalam satu
perkataan yang keluar dari mulut Yesus, “Barangsiapa di antara
kamu tidak
berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu”. Saya
adalah seorang yang
pelajar sejarah dan seorang guru sejarah. Saya dilatih dan didik
untuk
menganalisa berbagai macam dokumen atau naskah. Tapi naskah ini
unik, berbeda
dari semua yang telah saya baca, ada sebuah kuasa dan otoritas
di dalamnya
perkataan Yesus yang keluar dari alkitab menuju mata dan otak
saya kemudian
turun ke hati saya seperti sebuah pedang. Dan membelah saya
menjadi dua bagian.
Saya gemetar, karena saya mendengar firman Allah. saya telah
menerima terang
dari surga melalui perkataan yang keluar dari mulut Yesus. Saya
benar benar
tercengang dan terkejut. Dan yang langsung saya pikirkan adalah,
“apa yang akan
Ibu saya nanti katakan tentang hal ini?”
Tapi jika menganggap Ibu kita
lebih utama dari
Allah, kita akan tetap tinggal dalam kegelapan. Ataupun kita
tidak akan menjadi
berarti bagi mereka. Saya tidak akan dihentikan oleh karena
memikirkan Ibu
saya, kultur Yahudi saya, tapi saya akan terus berjalan karena
kebenaran Allah
yang dinyatakan kepada saya. Karena hal itu, sekarang ada
harapan untuk kultur
saya, untuk komunitas Yahudi saya, untuk Ibu saya dan untuk
bangsa bangsa. Kita
harus berlutut dihadapan Allah dan tidak mempunyai allah lain
selain Dia.
Bagaimanapun, saya telah bergulat
melawan Allah
yang menyatakan DiriNya kepada saya melalui firmanNya. Saya
tidak ingin menjadi
seorang kristen. Saya beralasan, “saya seorang Yahudi. Orang
orang kristen
telah menganiaya kami. Bagaimana mungkin Allah menyuruh saya
menjadi salah satu
dari mereka?” dan saya bergulat dengan Allah tentang hal ini
selama berminggu
minggu, dengan alkitab kecil ditangan saya. Saya akhirnya
dikirim ke Israel dan
ditaruh di asrama Universitas Hebrew. Saya diberikan buku buku
untuk saya baca
dan dipertemukan dengan profesor profesor agar mereka berbicara
dengan saya,
untuk “menyelamatkan” saya agar tidak menjadi seorang kristen.
Dan hal terakhir
yang harus saya lakukan adalah mengunjungi sebuah komunitas
Hasidic Yahudi. Dan
saya berkata, “ya, dengan maksud, apapun yang dapat
“menyelamatkan” saya untuk
tidak menjadi seorang kristen.
Dan mereka menyuruh saya naik ke
dalam sebuah bis
dan akhirnya saya tidak pernah sampai kepada tempat tujuan saya
seharusnya.
Karena mereka menyuruh saya menaiki bis yang salah dan saya
berputar putar di
sekitar Yerusalem. Akhirnya saya keluar dari bis itu dan pergi
ke sebuah toko
untuk mencari arah tujuan kembali. Wanita di toko itu membuatkan
saya sebuah
peta kecil. Saat saya hendak pergi meninggalkan toko itu, saya
baru tahu kalau
itu adalah toko buku. Kemudian saya melihat buku buku di toko
itu. ada alkitab
dan buku buku kristen. Saya menatap muka wanita Yahudi itu dan
bertanya,
“tempat apa ini?”
“Oh, ‘dia menjawab, “ini adalah
toko buku kami
yang masih satu komplek dengan kapel kami. Kami adalah sebuah
jemaat orang
orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sang Juruselamat.
Pada saat itu, sebuah suara
memanggil saya dengan
nama saya, dan mengenal saya, suara itu berkata, “Art, engkau
tidak pergi
meninggalkan tempat ini.”
Saya telah menjadi seorang Marxist
komunis dan
seorang pemberontak yang radikal sepanjang saya
dewasa. Saya tidak pernah tunduk pada otoritas. Tapi saat
saya mendengar
suara Dia yang kepadaNya saya harus berperkara, memanggil saya
dengan nama saya
sendiri dan memerintahkan saya untuk tetap tinggal, saya menaati
Dia. Saya
tinggal disana selama empat hari empat malam bersama orang orang
Yahudi ini,
yang menyembah Allah. saya melihat orang orang Yahudi ini
mengangkat tangan mereka
kepada Allah dan memuji Allah dalam nama Yesus. Dan saat tangan
tangan
terangkat, saya melihat beberapa dari mereka tangannya mempunyai
nomor tato
sebuah kamp konsentrasi Nazi. Apakah mereka tidak menderita di
sebuah negara
kristen Jerman? tapi mereka menyembah Allah, dan menjelaskan
injil kepada saya
selama empat hari.
Namun demikian, pikiran saya tidak
dapat mengerti
apa yang mereka coba tunjukan dan jelaskan kepada saya. Alkitab
berkata manusia
duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah sebab hal
itu hanya
dapat dinilai secara rohani. Anda tidak akan pernah datang
kepada Allah dengan
pikiran anda, karena kalau hal itu bisa, itu hanya akan menjadi
sebuah
pencapaian anda yang sombong. Anda hanya bisa datang kepada
Allah dengan
meresponi firmanNya, karena firmanNya datang kepada anda melalui
RohNya.
Kecuali anda mendengarnya, anda tidak mempunyai iman untuk
meresponnya. Allah
adalah perancang keselamatan anda, dan memberikan anda kemampuan
baik untuk
mendengar ataupun merespon frimanNya, sehingga tidak seorangpun
dapat bermegah.
Keselamatan dari Allah adalah kasih karunia.
Pada malam terakhir saya, saya
tidur dengan
pikiran yang kacau. “Bagaimana bisa Allah menyuruh saya, seorang
Yahudi, untuk
menjadi seorang kristen ? bagaimana mungkin saya akan bergabung
dengan “musuh”
? ini adalah bukan untuk saya,”. Di dalam tidur saya, saat
pikiran saya tidak
bisa menginterupsi mimpi saya, Allah melewatkan pikiran saya dan
memberikan
sebuah pengertian langsung ke hati saya. Saya bangun pada 26 Mei
1964 menjadi
seorang kristen. Saya pergi ke tempat tidur sebagai seorang
atheist dan bangun
pada pagi hari mempercayai kebodohan injil ini, bahwa Yesus
adalah Dia
sebagaimana yang Dia klaim tentang DiriNya sendiri.
Wanita yang menyediakan tempat
tinggal bagi saya
untuk menginap berkata, “Art, engkau perlu berseru memanggil
nama Tuhan dan
berdoa.”
Saya menjawab, “saya belum pernah
berdoa. Nama
Yesus bagi saya adalah sebuah penghujatan. Itu adalah sebuah
kata kutuk pada
saat sedang marah dan saya tidak mengucapkannya dengan cara
apapun.” Tapi Allah
memberikan saya kasih karunia untuk berseru memanggil namaNya.
Dan pada saat
nama itu terucap keluar dari mulut saya, saya selamat. Firman
Allah adalah
benar. Dia berkata siapa saja yang berseru memanggil namaNya
dari segala bangsa
akan diselamatkan. tidak ada tempat dimanapun di bumi ini yang
pernah saya
kunjungi, dimana saya tidak menemukan umat Allah yang berseru
memanggil
namaNya.
Tuhanlah yang empunya bumi dan
bangsa bangsa. Dia
mengasihi dunia. Dia memberikan PutraNya supaya setiap orang
yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
saya mengetahui
lebih baik daripada anda tentang persoalan kekekalan. Saya ingin
anda
diselamatkan daripada anda binasa terpisah dari Allah, terpisah
dari Allah
selama lamanya. Tidak kesempatan kedua setelah hari kematian
datang!
Terang telah datang kedalam dunia
ini. Dan banyak
orang telah menolak Terang tersebut. Mereka tidak ingin Terang
karena Terang
itu terlalu mengungkapkan dan terlalu mengekspose. Mereka lebih
memilih
kegelapan kultur mereka, kegelapan bangsa mereka dan kegelapan
tradisi mereka,
tapi mereka akan binasa karena mereka telah menolak untuk datang
pada Terang.
Jadi saya mengundang anda untuk datang pada Terang. Orang orang
Yahudi telah
disuruh menjawab pertanyaan ini dan masih harus menjawab
pertanyaan ini.
“Pilihlah
pada
hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Ada sebuah pilihan.
Terlepas
dari diri saya, tanpa apapun yang ada hubungannya dengan latar
belakang saya,
keluarga saya, didikan Yahudi saya, diri saya Art Katz pada
suatu waktu harus
berkata “ya: atau “tidak” kepada Allah didalam Kristus. Saya
harus memilih. Itu
adalah saat yang paling bebas untuk memilih kehidupan atau
kematian di hadapan
Allah.
Kiranya kasih karunia yang sama
datang kepada
anda sebagaimana itu datang kepada saya, karena seluruh kultur
saya, seluruh
didikan yang saya peroleh, kebangsaan saya bertentangan dengan
pesan ini. Ini
terlalu sempit, terlalu absolut, terlalu berbeda. Untuk
mempunyai hubungan
Allah harganya adalah mahal. Tapi upahnya di kekekalan besar.
Setiap jiwa yang
pernah datang kepada Allah harus membuat satu pilihan dan
konsekuensinya besar.
Orang orang tidak akan mengerti; mereka akan tersinggung. Kita
akan dituduh
mengkhianati bangsa dan kultur kita. Tapi Allah mengasihi dunia
ini, karena
Dialah yang empunya dunia dan Dia layak menerima kesetiaan kita
yang sungguh
sungguh. Karena saat kita akan setia kepadaNya, kita akan
memberkati bangsa
bangsa. Dia akan memberkati dunia ini, tapi itu dimulai dari
kita.
Comments