Kemartiran – Art Katz

Kutipan dari “Kerajaan Allah Yang Radikal : “Kekristenan Yang Konvensional Atau Iman Yang Alkitabiah ?”

…..Dalam mengejar hal ini setidaknya akan ada konsekuensi yang berupa celaan dan penganiayaan, dan yang paling puncak adalah kemartiran. Kemartiran bukanlah sebuah semacam pengalaman langka yang hanya dialami bagi beberapa orang karena mereka tidak cukup bijaksana menghindari konsekuensinya; kemartiran adalah normatif, hasil akhir yang logis dari iman didalam Kristus, jika kita sungguh sungguh mengejar Dia, karena kita hidup di sebuah dunia yang bermusuhan terhadapNya. Fakta bahwa kita tidak mengharapkan kemartiran dan tidak mempersiapkan diri untuk hal tersebut seperti dari apa yang saya sudah jelaskan sebelumnya, bahwa gereja hidup dibawah standar atau tujuan yang telah ditetapkan Allah. Kita tidak memiliki pemahaman apostolik yang dimiliki oleh bapa bapa gereja. Kita tidak memiliki pemahaman apostolik yang dimiliki oleh Anabaptist yang radikal pada abad ke 16 yang dibakar hidup hidup ditiang, ditenggelamkan, dipenggal, disiksa di ruang penjara gelap bawah tanah, karena mereka melihat kehidupan kristen mereka disetting sebagai konteks drama dari sebuah konflik yang hebat antara dua kerajaan – kerajaan kegelapan dan kerajaan terang. Mereka memilki pemahaman sebuah kerajaan Allah, dan mereka menghidupi pemahaman tersebut ; oleh karena itu mereka mempunyai dampak yang radikal di komunitas dimana mereka hidup. Hasilnya adalah penganiayaan, dunia dan negara tidak begitu menganiaya orang orang Anabaptist seperti yang dilakukan “gereja gereja agamawi” yang sangat menganiaya karena “gereja gereja agamawi” melihat kekristenan mereka sebagai sesuatu yang mengancam, mengintimidasi dan melampaui “resep aman” dari apa yang mereka ingin definisikan sebagai kekristenan.

Semua hal ini telah mendegradasi gereja kepada sebuah kedudukan yang hanya “seperti kebanyakan” dan kurang penting, sebagai semacam institusi tambahan di masyarakat. Gereja telah secara efektif dijinakan dan dilemahkan. Perannya telah diatur oleh dunia ini. dunia telah memberikan waktu yang aman dimana kita bisa beribadah tapi ibadah tersebut tidak mengganggu jadwal kita untuk menonton pertandingan bola dan latihan golf. Selama kita hanya mengikuti sebuah jadwal kebaktian dan memandang iman sebagai sebuah rangkaian kebaktian tiap hari minggu, selama kita tidak mencampuri urusan dunia, tetapi hanya dalam batas batas yang telah ditetapkan bagi kita, kita akan dibebaskan dari pajak dan semacamnya. Dalam pandangan dunia, gereja hanya sebuah perkumpulan orang orang yang mempunyai kerterarikan dan hobi yang sama atau sebuah masyarakat yang mempunyai kosakata yang aneh dan menyanyikan lagu lagu hymne, yang kehadirannya bisa ditoleransi, selama tidak mengganggu hal hal di dunia ini yang dianggap “sangat berharga”.

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?