Tuhan ingin memiliki sebuah kesaksian yang benar di bumi ini sekali lagi
Beberapa
waktu lalu sewaktu saya sedang sharing dengan teman saya, dia cerita baru saja
bertemu dengan teman kristennya, temannya ini sangat sulit untuk di ajak hidup
buat Tuhan, akhirnya teman saya ini berkata kepada temannya yang membuat saya
agak cukup terperangah juga, dia berkata begini kira kira kepada temannya “gua
akan berdoa buat elo, tapi gua gak akan berdoa supaya elo ‘di berkati’ tapi gua
berdoa supaya Tuhan mengambil pekerjaan elo, kuliah elo atau apapun itu yang
membuat elo menduakan Tuhan”
Wow!!
saya pikir doanya bagus juga. Sering kali kita berdoa untuk sesuatu yang tidak
membuat kita lebih dekat kepada Tuhan. Kalau kita renungkan sejenak kebanyakan
kita termasuk saya begitu mempertahankan dengan gigih hidup kita, seperti
pekerjaan kita, kuliah kita, kesehatan kita, harga diri kita, keluarga kita dan
kita kita yang lainnya. Tapi kita kadang tidak benar benar menyadari kalau apa yang
begitu kita pertahankan dengan gigih itu Tuhan bisa saja mengambilnya dalam
sekejap. Seperti pekerjaan kita, kuliah kita, kesehatan kita bahkan nafas kita.
Dan kita sama sekali tidak bisa menghalangi Tuhan untuk melakukan itu karena
Dia Allah yang berdaulat.
Saya
teringat sebuah kisah yang pernah saya baca tentang wanita kristen yang dapat
panggilan untuk melayani Tuhan sebagai misionaris (kalau saya tidak salah ingat).
Tuhan sudah beberapa kali berbicara kepada wanita ini, tapi wanita tetap sibuk
dengan pekerjaannya sendiri dan tidak ada waktu. Sampai suatu hari suaminya
jatuh sakit dan sekarat di rumah sakit. Akhirnya wanita ini berseru kepada
Tuhan. Tapi Tuhan bilang Dia sibuk juga, akhirnya wanita menangis dan menyesal.
baru setelah sesuatu yang paling berharga di renggut dari hidupnya dia baru mau
menaati Tuhan.
Saya
juga pernah baca kisah seorang kakek yang menangis tersedu sedu ketika peti
mati misionaris terkenal yang bernama David Livingstone dibawa kembali ke
Inggris. Orang bertanya kepada kakek itu, kenapa dia menangis ? dia menjawab :
saya mendapat panggilan yang sama seperti David Livingstone, tapi saya tidak
menanggapi panggilan Allah. kakek itu merasa hidupnya sia sia, dia mungkin saja
berhasil di dunia ini tapi apa yang dia akan bawa kepada Allah setelah dia mati
? seperti kerang kerang mungkin yang dia bawa kalau kata John Piper di bukunya
Don’t Waste Your Life.
Saya
pikir kita tidak ubahnya seperti bangsa Israel, saat mereka dalam perbudakan
mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan mendengarkan seruan mereka, Dia
membebaskan mereka bahkan memberkati mereka dengan berlimpah. Tapi dalam
melakukan itu Tuhan juga punya tujuan dan maksud Dia ingin agar bangsa Israel
menjadi imam bagi bangsa bangsa lain (lihat keluaran 19 : 6) Tuhan ingin agar bangsa
bangsa lain diberkati lewat gaya hidup bangsa Israel. Dengan kata lain bangsa
Israel harus menjadi kesaksian bagi bangsa bangsa lain bahwa ada Allah yang
benar dan yang bisa dikenal, Allah yang mempunyai maksud dan tujuan bagi setiap
manusia yang ada di bumi ini. Tapi seperti yang kita tahu seringkali begitu
bangsa Israel diberkati mereka segera melupakan Allah yang telah menyelamatkan
mereka dan beribadah kepada allah allah asing dengan segala berhalanya. Sampai akhirnya
murkaNya menyala atas Israel dan Tuhan jijik atas mereka (lihat Mazmur 106 :
40).
Bukankah
yang dilakukan bangsa Israel juga kita lakukan? Sewaktu hidup kita dalam
kesulitan, kesakitan, putus asa, hilang harapan, hidup dalam perbudakan dosa
kita berseru kepada Tuhan Yesus, dan Dia membebaskan kita, menyelamatkan kita
dan juga memberkati kita. Tapi seperti Tuhan memiliki maksud dan tujuan bagi
bangsa Israel dalam menyelamatkan mereka demikian pula Tuhan Yesus punya
rencana atas penyelamatan kita. Dia ingin supaya kita menjadi saksi saksiNya. Tapi
apakah kita sudah hidup bagi tujuan dan maksud Tuhan itu ? seperti bangsa
Israel kita lebih sibuk dengan diri kita sendiri dan segala kepentingannya. Kita
cuma ingin tubuh kita sehat, rekening kita penuh, rumah kita bagus, pakaian
kita keren, badan kita wangi, kendaraan kita bagus, makanan kita enak dll yang tidak
lain menurut Tuhan Yesus itu adalah hal hal yang dicari bangsa bangsa yang tidak
mengenal Allah. Bukankah kita juga suka menduakan Tuhan dengan adanya berhala
berhala dalam kehidupan kita yang membuat kita tidak mau hidup sepenuhnya bagi Kristus?
Pernahkah
kita berpikir tentang orang lain yang belum mendengar injil? sudahkah hidup
kita menjadi kesaksian? Sudahkah kita memberitakan injil kepada teman teman
kita yang bukan kristen ? sudahkah hidup kita menjadi terang dan garam bagi
dunia ini ? sudahkah kita hidup dalam terang keabadian? Kalau hidup kita tidak
ada bedanya dengan dunia ini bukankah hidup kita seperti garam yang telah
menjadi tawar yang tidak ada gunanya selain di buang dan di injak.
Allah
adalah Allah yang murah hati Dia ingin kita berbalik kepadaNya, Dia akan
melakukan apapun untuk itu, bahkan dengan membunuh kita (lihat Mazur 78 : 34). Mungkin
ada baiknya kita berdoa seperti doanya teman saya yang saya ceritakan diatas,
berdoa agar Tuhan mengambil apapun dari kehidupan kita yang menghalangi kita
untuk kita hidup sepenuhnya bagi Dia. Dia ingin memiliki saksi saksi, Dia ingin
mempunyai kesaksian yang benar sekali lagi di bumi ini.(FYI kata saksi di Kisah
Para Rasul dan kitab Wahyu berasal dari kata martus akar kata dari martir.)
Biarkan Dia mengambil apapun dari hidup kita, biarkanlah Tuhan membunuh kita. Karena
hanya kematianlah yang bisa membuat hidup kita berbicara, seperti darah Habel
yang berbicara bahkan lebih kuat lagi darah Kristus (lihat Ibrani 11 : 4;
Ibrani 12 : 24). Menurut seorang hamba Allah yang bernama Wong Chin Meng spiritual
indexnya Tuhan hanya kematian dan kebangkitan. Kita bisa menjadi saksi kalau
kita mati, dan kita bisa bersaksi kalau ada kuasa kebangkitan dalam kehidupan
kita.
Beberapa
tahun belakangan ini hampir setiap hari saya mendengarkan dan membaca kotbah
kotbah dan tulisan Art Katz, saya jadi teryakinkan kalau gereja bisa mengalami
kemuliaan yang dialami gereja mula mula. Dan saya mulai mengerti kenapa gereja
sekarang dengan segala fasilitas kristennya dan berlimpahnya uang tidak bisa
menjungkirbalikan dunia ini lagi, karena kita tidak memiliki gereja apostolik. Karena
hanya sebuah gereja yang apostolik yang bisa menjungkirbalikan dunia ini sekali
lagi. Sebuah gereja yang terdiri dari sekumpulan orang orang yang pusat gerakan
hatinya, prinsip hidupnya, keberadaannya dan pelayanannya hanya untuk satu hal
yaitu, sebuah kecemburuan yang radikal dan total bagi kemuliaan Allah. sekumpulan
orang orang yang memilih memeluk salib untuk dipakukan bersamanya dan menganggap
semua penderitaan di dunia ini ringan.
Comments