Kesaksian Singkat Art Katz

Saat saya berusia 35 tahun, saya adalah seorang self-made man (seseorang yang berhasil karena kerja kerasnya sendiri). Saya memandang diri saya adalah produk dari kultur generasi saya, produk kebangsaan saya dan hasil didikan Yahudi Amerika yang saya peroleh. Saya tidak tahu apa lagi selain untuk menjadi seorang Marxist. Itu adalah sebuah keputusan logis bagi hidup saya yang hidup di generasi itu. saya dibentuk oleh lingkungan di mana saya tinggal. Tapi pada 26 Mei 1964 saya berlutut dihadapan Allah dan harus berkata “ya” atau “tidak” kepadaNya. Saya diperintahkan untuk berseru kepada nama Allah; saya diperintahkan untuk menerima terang yang datang dalam kehidupan saya, saat saya pertama kali membaca alkitab, di atas dek sebuah kapal dalam perjalanan saya dari Itali ke Yunani. Saya belum pernah membaca alkitab sebelum hari itu. bagi saya alkitab terlalu lemah dan bodoh. Menurut saya, tidak ada satu kitab yang dapat mengatakan semua kebenaran ; banyak alkitab dan kitab kitab suci agama lainnya, tapi saya menganggap tidak satu pun dari mereka yang dapat menjelaskan semua kebenaran.

Tapi akhirnya saya membuka alkitab. Dan pada saat pertama kali saya membacanya, terang dari surga menerobos hati saya dalam satu perkataan yang keluar dari mulut Yesus, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu”. Saya adalah seorang yang pelajar sejarah dan seorang guru sejarah. Saya dilatih dan didik untuk menganalisa berbagai macam dokumen atau naskah. Tapi naskah ini unik, berbeda dari semua yang telah saya baca, ada sebuah kuasa dan otoritas di dalamnya perkataan Yesus yang keluar dari alkitab menuju mata dan otak saya kemudian turun ke hati saya seperti sebuah pedang. Dan membelah saya menjadi dua bagian. Saya gemetar, karena saya mendengar firman Allah. saya telah menerima terang dari surga melalui perkataan yang keluar dari mulut Yesus. Saya benar benar tercengang dan terkejut. Dan yang langsung saya pikirkan adalah, “apa yang akan Ibu saya nanti katakan tentang hal ini?”

Tapi jika menganggap Ibu kita lebih utama dari Allah, kita akan tetap tinggal dalam kegelapan. Ataupun kita tidak akan menjadi berarti bagi mereka. Saya tidak akan dihentikan oleh karena memikirkan Ibu saya, kultur Yahudi saya, tapi saya akan terus berjalan karena kebenaran Allah yang dinyatakan kepada saya. Karena hal itu, sekarang ada harapan untuk kultur saya, untuk komunitas Yahudi saya, untuk Ibu saya dan untuk bangsa bangsa. Kita harus berlutut dihadapan Allah dan tidak mempunyai allah lain selain Dia.

Bagaimanapun, saya telah bergulat melawan Allah yang menyatakan DiriNya kepada saya melalui firmanNya. Saya tidak ingin menjadi seorang kristen. Saya beralasan, “saya seorang Yahudi. Orang orang kristen telah menganiaya kami. Bagaimana mungkin Allah menyuruh saya menjadi salah satu dari mereka ?” dan saya bergulat dengan Allah tentang hal ini selama berminggu minggu, dengan alkitab kecil ditangan saya. Saya akhirnya dikirim ke Israel dan ditaruh di asrama Universitas Hebrew. Saya diberikan buku buku untuk saya baca dan dipertemukan dengan profesor profesor agar mereka berbicara dengan saya, untuk “menyelamatkan” saya agar tidak menjadi seorang kristen. Dan hal terakhir yang harus saya lakukan adalah mengunjungi sebuah komunitas Hasidic Yahudi. Dan saya berkata, “ya, dengan maksud, apapun yang dapat “menyelamatkan” saya untuk tidak menjadi seorang kristen.

Dan mereka menyuruh saya naik ke dalam sebuah bis dan akhirnya saya tidak pernah sampai kepada tempat tujuan saya seharusnya. Karena mereka menyuruh saya menaiki bis yang salah dan saya berputar putar di sekitar Yerusalem. Akhirnya saya keluar dari bis itu dan pergi ke sebuah toko untuk mencari arah tujuan kembali. Wanita di toko itu membuatkan saya sebuah peta kecil. Saat saya hendak pergi meninggalkan toko itu, saya baru tahu kalau itu adalah toko buku. Kemudian saya melihat buku buku di toko itu. ada alkitab dan buku buku kristen. Saya menatap muka wanita Yahudi itu dan bertanya, “tempat apa ini?”

“Oh, ‘dia menjawab, “ini adalah toko buku kami yang masih satu komplek dengan kapel kami. Kami adalah sebuah jemaat orang orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sang Juruselamat.

Pada saat itu, sebuah suara memanggil saya dengan nama saya, dan mengenal saya, suara itu berkata, “Art, engkau tidak pergi meninggalkan tempat ini.”

Saya telah menjadi seorang Marxist komunis dan seorang pemberontak yang radikal  sepanjang saya  dewasa. Saya tidak pernah tunduk pada otoritas. Tapi saat saya mendengar suara Dia yang kepadaNya saya harus berperkara, memanggil saya dengan nama saya sendiri dan memerintahkan saya untuk tetap tinggal, saya menaati Dia. Saya tinggal disana selama empat hari empat malam bersama orang orang Yahudi ini, yang menyembah Allah. saya melihat orang orang Yahudi ini mengangkat tangan mereka kepada Allah dan memuji Allah dalam nama Yesus. Dan saat tangan tangan terangkat, saya melihat beberapa dari mereka tangannya mempunyai nomor tato sebuah kamp konsentrasi Nazi. Apakah mereka tidak menderita di sebuah negara kristen Jerman ? tapi mereka menyembah Allah, dan menjelaskan injil kepada saya selama empat hari.

Namun demikian, pikiran saya tidak dapat mengerti apa yang mereka coba tunjukan dan jelaskan kepada saya. Alkitab berkata manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Anda tidak akan pernah datang kepada Allah dengan pikiran anda, karena kalau hal itu bisa, itu hanya akan menjadi sebuah pencapaian anda yang sombong. Anda hanya bisa datang kepada Allah dengan meresponi firmanNya, karena firmanNya datang kepada anda melalui RohNya. Kecuali anda mendengarnya, anda tidak mempunyai iman untuk meresponnya. Allah adalah perancang keselamatan anda, dan memberikan anda kemampuan baik untuk mendengar ataupun merespon frimanNya, sehingga tidak seorangpun dapat bermegah. Keselamatan dari Allah adalah kasih karunia.

Pada malam terakhir saya, saya tidur dengan pikiran yang kacau. “Bagaimana bisa Allah menyuruh saya, seorang Yahudi, untuk menjadi seorang kristen ? bagaimana mungkin saya akan bergabung dengan “musuh” ? ini adalah bukan untuk saya,”. Di dalam tidur saya, saat pikiran saya tidak bisa menginterupsi mimpi saya, Allah melewatkan pikiran saya dan memberikan sebuah pengertian langsung ke hati saya. Saya bangun pada 26 Mei 1964 menjadi seorang kristen. Saya pergi ke tempat tidur sebagai seorang atheist dan bangun pada pagi hari mempercayai kebodohan injil ini, bahwa Yesus adalah Dia sebagaimana yang Dia klaim tentang DiriNya sendiri.

Wanita yang menyediakan tempat tinggal bagi saya untuk menginap berkata, “Art, engkau perlu berseru memanggil nama Tuhan dan berdoa.”

Saya menjawab, “saya belum pernah berdoa. Nama Yesus bagi saya adalah sebuah penghujatan. Itu adalah sebuah kata kutuk pada saat sedang marah dan saya tidak mengucapkannya dengan cara apapun.” Tapi Allah memberikan saya kasih karunia untuk berseru memanggil namaNya. Dan pada saat nama itu terucap keluar dari mulut saya, saya selamat. Firman Allah adalah benar. Dia berkata siapa saja yang berseru memanggil namaNya dari segala bangsa akan diselamatkan . tidak ada tempat dimanapun di bumi ini yang pernah saya kunjungi, dimana saya tidak menemukan umat Allah yang berseru memanggil namaNya.

Tuhanlah yang empunya bumi dan bangsa bangsa. Dia mengasihi dunia. Dia memberikan PutraNya supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. saya mengetahui lebih baik daripada anda tentang persoalan kekekalan. Saya ingin anda diselamatkan daripada anda binasa terpisah dari Allah, terpisah dari Allah selama lamanya. Tidak kesempatan kedua setelah hari kematian datang!

Terang telah datang kedalam dunia ini. Dan banyak orang telah menolak Terang tersebut. Mereka tidak ingin Terang karena Terang itu terlalu mengungkapkan dan terlalu mengekspose. Mereka lebih memilih kegelapan kultur mereka, kegelapan bangsa mereka dan kegelapan tradisi mereka, tapi mereka akan binasa karena mereka telah menolak untuk datang pada Terang. Jadi saya mengundang anda untuk datang pada Terang. Orang orang Yahudi telah disuruh menjawab pertanyaan ini dan masih harus menjawab pertanyaan ini.

 “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Ada sebuah pilihan. Terlepas dari diri saya, tanpa apapun yang ada hubungannya dengan latar belakang saya, keluarga saya, didikan Yahudi saya, diri saya Art Katz pada suatu waktu harus berkata “ya: atau “tidak” kepada Allah didalam Kristus. Saya harus memilih. Itu adalah saat yang paling bebas untuk memilih kehidupan atau kematian di hadapan Allah.

Kiranya kasih karunia yang sama datang kepada anda sebagaimana itu datang kepada saya, karena seluruh kultur saya, seluruh didikan yang saya peroleh, kebangsaan saya bertentangan dengan pesan ini. Ini terlalu sempit, terlalu absolut, terlalu berbeda. Untuk mempunyai hubungan Allah harganya adalah mahal. Tapi upahnya di kekekalan besar. Setiap jiwa yang pernah datang kepada Allah harus membuat satu pilihan dan konsekuensinya besar. Orang orang tidak akan mengerti; mereka akan tersinggung. Kita akan dituduh mengkhianati bangsa dan kultur kita. Tapi Allah mengasihi dunia ini, karena Dialah yang empunya dunia dan Dia layak menerima kesetiaan kita yang sungguh sungguh. Karena saat kita akan setia kepadaNya, kita akan memberkati bangsa bangsa. Dia akan memberkati dunia ini, tapi itu dimulai dari kita.


Comments

Popular posts from this blog

Masih Adakah Pewahyuan Sekarang Ini?

Sebuah kajian kritis terhadap doktrin pre-tribulasi rapture

Sebuah Biografi Singkat Mengenai Kehidupan John Wesley