Penebusan dan keselamatan
Saya menulis ini karena
terinspirasi kotbahnya Paul Washer ‘’The Depth Of The Gospel Part 2’’ dapat di
download di : http://bit.ly/hqJH8Z
Saya berharap lewat tulisan ini bisa membantu membuat kita melihat
bahwa Tuhan itu sangat baik, sungguh sangat baik, jika kita benar benar bisa
melihat betapa dalam dan lebarnya kasih Kristus kita akan dibebaskan dari
segala perbudakan dosa dan dunia yang begitu membelenggu kita. Dan sekarang
setelah kita melihat kasih ini satu satunya alasan bagi kita untuk hidup adalah
hidup untuk menjadi budak Yesus Kristus.
Orang yang menulis lirik di bawah ini saya rasa sudah sudah
melihat kasih Kristus yang sesungguhnya :
When I survey the wondrous cross, On which the Prince of glory
died, My richest gain I count but loss, And pour contempt on all my pride.
Forbid it, Lord, that I should boast, Save in the death of Christ
my God! All the vain things that charm me most, I sacrifice them to His blood.
(Isaac Watts)
Beberapa orang yang mungkin pernah berpikir kenapa sih Tuhan tidak
mengampuni manusia begitu saja, Dia kan Tuhan Dia bisa berbuat apa saja, siapa
yang mau melarang Dia, ada lagi yang berkata tidak mungkinlah Tuhan menciptakan
neraka karena Allah itu adalah kasih.
Jawaban untuk pertanyaan yang pertama adalah Tuhan adalah jahat
kalau Dia mengampuni manusia berdosa karena dikatakan di Amsal 17 : 15 bahwa ‘’Membenarkan
orang fasik .... adalah kekejian bagi TUHAN. ‘’ nah kalau Tuhan membenarkan
manusia berdosa bukahkah Dia bertentangan dengan sifat-Nya sendiri yang adil.
Karena keadilan harus menghukum orang yang berbuat salah.
Mengenai pertanyaan kedua bahwa Allah itu kasih maka Dia tidak
mengirim orang orang yang jahat, tidak taat dan tidak bertobat ke neraka. Ini
juga merupakan sebuah kesalahan besar, karena kasih itu selalu mempunyai dua
sisi yang berbeda misalkan ada seseorang yang mengasihi anak anak kecil
bukankah orang tersebut akan membenci tindakan aborsi ? begitu juga dengan
Allah, kalau Allah itu adalah kasih bukankah Dia harus membenci kejahatan ?
maka saya yakin neraka itu benar benar nyata.
Ada seseorang pernah bilang masalah terbesar di dalam alkitab
adalah jika Allah itu adil maka Dia tidak dapat mengampuni kita. Jika sampai
Allah membenarkan kita maka Allah itu adalah benar benar jahat. Misalkan
sewaktu saudara pulang saudara menemukan keluarga saudara sedang di bantai oleh
seorang pembunuh yang sangat sadis dan saudara berhasil melumpuhkan pembunuh
tersebut dan membawanya ke polisi, dan polisi menyerahkan pembunuh tersebut ke
pengadilan, sewaktu di pengadilan hakim memutuskan dan berkata ‘’karena saya
seorang hakim yang sangat baik, maka terdakwa ini (si pembunuh) akan saya
bebaskan tanpa syarat, setelah mendengar keputusan itu pasti saudara akan
menganggap hakim itu jauh lebih jahat daripada si pembunuh. Saudara akan
mengadukan hakim tersebut ke pemerintah dan media massa. Dan begitu juga dengan
Tuhan, kalau sampai Dia mengampuni atau membenarkan manusia berdosa maka Tuhan
itu adalah jahat.
Banyak orang akan merasa bisa masuk surga dengan keyakinan bahwa
dia tidak melakukan dosa seperti kebanyakan orang, setelah itu dia mungkin
sudah merasa sudah berbuat baik atau sudah pergi ke gereja dan membayar segala
macam persembahan. Tapi kalau kita baca di kejadian Adam dan Hawa di lempar
dari keluar dari taman eden gara gara makan satu buah apel (tidak sebutkan
dalam alkitab buah itu buah apel, tapi anggap saja buah apel), saudara bisa
bayangkan itu cuma gara gara satu buah apel, hal yang sangat sepele mungkin
bagi kita dosa atau kesalahan seperti tapi bagi Tuhan tidak. Tuhan itu sempurna
dan kudus, untuk bisa masuk surga kita harus tidak punya cacat atau cela
sedikitpun. Tapi kalau kita lihat hidup kita, selama kita hidup, dosa seperti
makan buah apel itu mungkin cuma seperti setes air dalam lautan di banding dosa
dosa kita.
Manusia itu sudah jatuh dalam penghukuman, sudah berdosa dan
kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), di sepanjang surat Roma pasal 1, 2 da 3
Rasul Paulus dengan segala daya dan kemampuan yang dia dapat dari Tuhan
(mungkin termasuk kemampuan intelektualnya) berusaha sebisa mungkin memojokan
semua manusia yang ada, mencoba menunjukan kepada mereka bahwa sama sekali
tidak ada harapan bagi mereka, mereka sudah terkutuk, mereka sudah jatuh,
mereka hidup dalam kegelapan dan kesia siaan, mereka harus menerima murka
Allah, penghukuman dan neraka menanti mereka.
John Flavel pernah menulis sebuah percakapan antara Bapa dan Anak
di surga tentang manusia manusia berdosa yang akan menerima hukuman ini. kira
kira seperti ini percakapannya :
Bapa : AnakKu ini adalah sekumpulan jiwa jiwa miskin yang
menyedihkan, mereka telah mencelakan jiwa mereka sendiri dengan luar biasa, dan
mereka sekarang harus saya adili. Keadilan menuntut sesuatu yang bisa menutupi
atau membayar kesalahan mereka, atau keadilan akan menuntut jiwa mereka untuk
binasa di kekekalan. Apakah yang harus di lakukan bagi jiwa jiwa ini
Anak : O BapaKu, ini adalah bentuk kasih saya dan belas kasihan
saya bagi mereka, daripada mereka harus binasa di kekekalan, saya akan
bertanggung jawab sebagai jaminan bagi semua kesalahan mereka, bawalah semua
tagihan hutang yang harus mereka bayar, biar saya tahu berapa banyak mereka
berhutang kepadaMu, Ya Bapa katakanlah berapa yang harus Aku bayar, biar mereka
tidak mempunyai hutang lagi. Aku akan membayarnya. Aku akan memilih untuk
menderita menerima murkaMu daripada mereka yang harus menerima murkaMu.
Tanggungkanlah atasKu, BapaKu, tanggungkanlah kepadaKU semua hutang mereka.
Bapa : tapi AnakKu, jika Engkau menanggung kesalahan bagi mereka, Engkau
harus membayar sampai lunas, tidak ada pengurangan sedikitpun ; Jika Aku
menghindari mereka dari penghukuman, Aku tidak akan menghindari penghukuman itu
bagiMu.
Anak : Aku mau Bapa, biarkanlah seperti itu ; tanggungkanlah
semuanya ke atasKu, Aku siap menanggungnya, walaupun itu akan mencelakakanKu,
walaupun itu akan menguras semua kekayaanKu, walaupun itu akan membuatKu tidak
punya harta lagi (2 Kor 8 : 9 ‘’bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin,
sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya’’).
Satu satunya cara Tuhan tetap adil dan bisa membenarkan manusia
adalah Dia harus menjadi manusia untuk menebus dosa mereka. Dia yang adalah
setara dengan Allah atau Allah itu sendiri harus datang ke dalam dunia
mengosongkan diriNya kecuali kasih, untuk meminum cawan murka Allah yang
sebenarnya harus di terima manusia berdosa. Kita diselamatkan bukan tentara
romawi membunuh Tuhan Yesus, tapi kita di selamatkan karena Allah Bapa yang
membunuh AnakNya sendiri yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk memuaskan keadilan
Allah.
Dia yang menjadi sumber keselamatan kita, Dia yang sulung yang di
bangkitkan dari antara orang mati, Dia yang membenarkan kita, sungguh tidak ada
keselamatan yang lain di bawah kolong langit ini selain di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus. Bukan karena kebaikan kita, bukan karena perbuatan kita tapi
karena kasih karunia kita di selamatkan.
Jika saudara mengerti kasih karunia ini, jika saudara melihat
kasih Kristus ini, seperti yang dikatakan Paul Washer hidup kita seharusnya
berakhir biar Kristus yang hidup dalam kita. Dan satu satunya alasan sekarang
untuk hidup adalah menjadi budak Yesus Kristus.
Tidak peduli sebesar apa dosa saudara dan tidak peduli sebaik apa
saudara menurut saudara dan menurut orang lain (karena saudara adalah tetap
pendosa besar di hadapan Tuhan) cari Tuhan dan datang pada Kristus selagi ada
kesempatan, Dia akan membenarkan saudara, Dia akan membuat saudara jadi ciptaan
baru, Dia akan menguduskan saudara, Dia akan membuat saudara hidup bagi Dia.
Banyak orang sudah merasa dibenarkan oleh Tuhan, tapi hidup mereka
tidak ada bedanya dengan orang orang dunia ini, mereka masih mempunyai kesukaan
kesukaan yang sama dengan mereka, mereka masih terbelenggu dengan dunia ini,
tidak ada sesuatu yang baru dalam kehidupan mereka yang berasal dari Allah. hal
hal ini berdasarkan alkitab mereka dapat di simpulkan mereka belum dibenarkan
oleh Tuhan, sebab jika seseorang di benarkan oleh Tuhan mereka akan mengalami
pengudusan dan akan terus bertumbuh dalam kekudusan, mereka akan mempunyai
natur yang baru (karena mereka ciptaan baru), mereka akan mempunyai kesukaan
kesukaan yang baru (kehendak Allah), mereka akan mempunyai kebencian kebencian
yang baru (benci terhadap dosa dan kejahatan).
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5 :17)
"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah
kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)
Comments