Ada hal hal yang lebih buruk dari kematian – A.W Tozer
Kematian bukanlah hal terburuk
yang dapat terjadi pada diri seseorang ! saya ingat ketika pertama kali saya
mendengar pernyataan itu. Saya sedang bercakap cakap dengan suara pelan dengan
Harry M. Shuman, yang telah bertahun tahun menjadi presiden The Christian and
Missionary Alliance. Ia adalah hamba Allah yang lemah lembut tutur katanya
namun mempunyai kepribadian yang kuat dan kaya dalam hikmat Firman Allah. Kami
sedang membicarakan isu isu serius tentang kehidupan dan kematian.Ketika ia
mempunyai sesuatu yang sangat penting untuk dikatakan, Dr Shuman mempunyai suatu
cara yang luar biasa, yaitu dengan menurunkan suaranya dan memiringkan
kepalanya sedikit. Saya bisa melihatnya memandang langsung ke mata saya dari
bawah alisnya yang tebal dan kasar.’’ingat,Tozer, kematian bukanlah hal buruk
yang bisa terjadi pada seseoarang !’’
Bagi orang Kristen kematian adalah suatu perjalanan menuju dunia
yang abadi. Kematian adalah suatu kemenangan, suatu peristirahatan, suatu
kesukaan. Saya yakin bahwa sedikit penderitaan fisik yang saya alami dalam
hidup ini tidaklah berarti jika dibandingkan dengan penderitaan Paulus. Namun
menurut saya, saya mempunyai suatu pemahaman tentang apa yang dimaksudkannya
ketika ia berkata kepada jemaat Filipi : ‘’Bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan….aku ingin pergi dan dia bersama sama dengan Kristus—itu
memang jauh lebih baik….’’(Filipi 1 : 21,23). Semakin banyak orang Kristen
menderita secara fisik, maka ia semakin memikirkan kemenangan pulang ke surga.
Namun tampaknya orang Kristen modern tampak menjadi keturunan
asing. Kita begitu puas dengan hal hal duniawi yang telah kita kumpulkan dan
kita begitu menikmati kenyamanan yang diciptakan zaman ini, sehingga kita ingin
tinggal lebih lama, sangat lama ! mungkin kita tidak mengatakan kepada Allah
tentang keingingan seperti itu ketika kita berdoa. Namun kita tahu bahwa kita
tidak akan dipandang saleh atau rohani jika orang tahu bahwa kita lebih
menyukai posisi kita disini daripada yang akan kita alami di surga.
Selama bertahun tahun saya telah menulis banyak doa doa saya yang
sungguh sungguh kepada Allah dalam sebuah buku kecil—sebuah buku yang sekarang
tersampul dengan rapi. Saya masih sering membuka permohonan permohonan yang
saya catat dalam buku itu. Saya sering mengingatkan Allah tentang doa doa saya.
Salah satu doa dalam buku itu—dan Allah mengetahuinya dengan baik
saat ini, karena saya sering memanjatkannya—adalah sebagai berikut :
Oh Allah, biarkan saya mati daripada terus hidup dengan salah dari
hari ke hari. Saya tidak ingin menjadi orang tua yang ceroboh dan duniawi. Saya
ingin menjadi benar sehingga saya bisa mati dengan benar. Tuhan saya tidak
ingin hidup saya diperpanjang jika itu berarti bahwa saya akan berhenti hidup
dengan benar dan gagal dalam misi saya untuk memuliakan engkau setiap hari !
Sebuah contoh dalam perjanjian lama
Di masa yang lampau, Hizkia Raja Yehuda, jatuh sakit dan Allah
memberitahunya bahwa ia akan mati. Raja memalingkan wajahnya ke tembok dan
merasa dongkol. Lalu sebagai respon ia bertanya kepada Tuhan, mengapa aku ? aku
telah menguduskan kembali rumah Tuhan dan kami mengalami kebangunan. Karena
aku, bangsa ini telah mendekat kepada Engkau.
Seperti yang anda ingat dalam 2 Raja raja 20, Tuhan memberi Hizkia
15 tahun lagi untuk hidup di dunia ini. setelah kesehatan dan kekuatannya
dipulihkan, Hizkia mempermalukan dirinya sendiri dan mencemarkan Allah sebelum
ia mati dan di kubur.
Saya tidak menginginkan ekstra 15 tahun untuk melakukan kebiasaan
lama yang tercela dan mencemarkanTuhan saya. Sebaliknya, lebih baik saya pulang
sekarang daripada terus hidup—jika hidup merupakan suatu pemborosan waktu Allah
dan waktu saya sendiri.
Kita menyaksikan kemerosotan kondisi dunia kita. Kita
mempertimbangkan gaya hidup yang jauh dari Tuhan yang dimiliki oleh jutaan
orang di dunia. Lalu kita membayangkan penghakiman yang menghancurkan di masa
mendatang yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu dan ditempat lain dalam Firman
Allah. Harry M. Shuman benar : bagi para pengikut Anak Domba yang tulus,
kematian bukanlah hal terburuk yang bisa terjadi pada diri mereka.
Comments